Part 5

701 74 8
                                    

Hujan turun semakin deras. Titik-titik air mengguyur membasahi bumi tak kenal ampun. Sudah beberapa jam yang lalu hujan turun, namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda air langit akan berhenti.

Kyuhyun masih duduk di lantai kamar Ryeowook, teman sekelasnya. Pulang sekolah hari ini ia memang sengaja tak langsung pulang ke rumah. Ada tugas kesenian yang harus dikerjakannya berkelompok. Kyuhyun yang satu kelompok dengan Ryeowook, sepakat menyelesaikan tugas itu sepulang sekolah hari ini.

Kyuhyun bukan jenis orang yang suka menunda-nunda pekerjaan dan menyelesaikan tugasnya di menit-menit terakhir dengan terburu-buru. Ia anak yang sangat terencana. Jika bisa diselesaikan jauh-jauh hari, mengapa harus menunggu hingga batas waktu terakhir untuk menyelesaikan tugasmu.

Sialnya, belum lama ia berada di rumah Ryeowook, hujan turun dengan deras. Sebenarnya hujan yang tiba-tiba turun tak meresahkan Kyuhyun. Kyuhyun menjadi risau karena sejak pekerjaan mereka selesai sejam yang lalu, tak ada tanda-tanda hujan akan berhenti.

Kyuhyun sudah menelepon ke rumahnya agar dijemput. Namun Paman Han, sopir keluarganya, sedang mengantar ayahnya ke Busan untuk keperluan bisnis. Naik kendaraan umum sama saja bunuh diri karena rumah Ryeowook sangat jauh dari halte bus. Bisa-bisa Kyuhyun basah kuyub sebelum tiba di halte bus.

Keluarga Ryeowook juga memiliki mobil sebenarnya. Namun, ibu Ryewook belum pulang dari tempatnya bekerja. Ibu Ryeowook bekerja di sebuah perusahaan periklanan. Ryeowook sehari-hari hanya tinggal berdua dengan ibunya. Ayah Ryeowook bekerja di Jeju dan hanya pulang tiap akhir pekan. Ryeowook bilang ibunya biasanya pulang menjelang senja. Jadi, mau tak mau Kyuhyun harus menunggu hingga senja sampai ibu Ryeowook pulang. Dan disinilah akhirnya, Kyuhyun meratapi nasibnya yang terhalang hujan.

Bukannya Kyuhyun tak betah lebih lama di rumah Ryewook. Ia seringkali ke sana untuk bermain. Ryewook adalah sahabatnya sejak di sekolah dasar. Hanya saja hari ini Kyuhyun ingin bermain game sepuasnya. Seminggu yang lalu ayahnya membelikannya kaset game terbaru. Mungkin untuk menghibur hatinya karena ayah Kyuhyun merasa ulang tahun anaknya tahun ini kurang istimewa.

Kyuhyun yang terkenal sangat menggilai game, tentu saja menerima hadiah itu dengan senang hati. Selain makanan, game adalah barang favorit Kyuhyun. Anak itu bisa bertapa seminggu penuh di dalam kamarnya hanya untuk menyelesaikan game-gamenya.

"Kapan hujan berhenti, Ryeowook-ah? Aku sudah bosan menunggu hujan berhenti," ucap Kyuhyun sendu.

"Aku juga bosan mendengarmu mengeluh dan bertanya hal yang sama, Kyu. Sadarkah kau sudah menanyakan kapan hujan berhenti tiap 30 menit? Bukan aku yang menyuruh hujan turun. Jadi, aku juga tak tahu kapan hujan berhenti," jawan Ryewook kesal. Siapa yang tak kesal kalau ada seseorang yang merasa dirinya terdampar dengan mengenaskan di dalam kamarmu. Seolah-olah kamarmu adalah tempat yang tak ingin ia kunjungi.

"Kau sudah menghabiskan banyak makanan. Kuajak menonton televisi pun kau tak mau. Lalu kau mau apa, Kyu?" sungut Ryeowook.

Kyuhyun semakin sebal mendengar kata-kata Ryeowook. Sahabatnya ini memang terkenal cerewet. Kyuhyun tidak suka berisik. Tapi, anehnya kedua orang yang berbeda kutub itu malah dekat satu sama lain. Seolah-olah perbedaan yang mereka miliki malahan untuk saling melengkapi.

"Apa kau tak punya sesuatu yang bisa menghilangkan kebosananku?" tanya Kyuhyun masih dengan nada suaranya yang terdengar sendu.

Ryeowook menghela napas panjang mendengar ucapan Kyuhyun. Ryeowook tahu satu hal yang bisa mengalihkan rasa bosan Kyuhyun. Namun, sayangnya ia tak punya benda yang bisa mengurangi rasa bosan sahabatnya itu.

"Kau tahu aku tak pernah suka game, Kyu. Aku lebih suka menonton drama daripada menghancurkan alien atau menebas kepala monster sepertimu," kata Ryeowook akhirnya.

UNTOUCHABLEWhere stories live. Discover now