"Selamat siang semua! mari kita mulai pelajaran hari ini dengan semangat muda yang membara!" seru Guy-sensei membuka suaranya secara mendadak hingga menciptakan acara "COPOT JANTUNG MASAL" karena suaranya yang melengking nan menggelegar.

"Haha ... baik! rasa-rasanya kalian juga setuju dengan perkataanku, sebagai sensei yang bijaksana, sudah menjadi kewajibanku untuk memberikan kalian ...."

"Hah ... dia mulai lagi ...." Keluh Kiba-pria yang senang membawa anjing peliharaannya ke mana pun ia pergi- yang diam-diam mendapat persetujuan mutlak dari Naruto dan seluruh murid. Mereka memang tidak menyukainya, tapi bukan berarti mereka membencinya, mereka hanya tidak suka saja saat Guy-sensei terus berceloteh akan hal-hal tidak penting dan sama sekali tidak memotivasi, bahkan pria itu pernah terus menyuarakan "SEMANGAT MUDAnya" dari awal hingga berakhirnya jamnya mengajar di kelas Naruto.

Selagi Guy-sensei terus berceloteh, Naruto mencoba mencari tahu keadaan Sasuke melalui sudut matanya dan berpikir jika Sasuke pasti sama bosanya dengan seisi kelas. Kecuali perkiraannya meleset jauh karena pria itu sama sekali tidak tampak bosan, karena sejujurnya ia juga tidak tampak mendengar apa yang sensei alis tebal itu katakan.

Bagaimana tidak, karena saat ini pria onxy itu tengah memfokuskan seluruh inderanya pada sesuatu yang berada di tempat lain, jika dilihat dari ekspresinya yang menunjukkan bahwa ia tengah memikirkan sesuatu dengan sangat keras.

Naruto memasang ekspresi aneh saat bertanya pada Sasuke. "Teme, apa kau ada di sini?" dan pertanyaannya pun tak kalah anehnya. Sasuke membuka sebelah matanya dan menatap Naruto dengan ekspresi garang.

"Tidak, aku sedang mengunjungi alam lain. Apa kau tidak tahu jika jiwaku bisa keluar dari tubuhku?" jawabnya ketus yang membuat sang empu sapphire mengerucutkan bibirnya hingga Sasuke mulai berpikir untuk mengkareti bibir itu.

"Hey, apa masalahmu? aku bertanya baik-baik dan kau menjawabku layaknya seorang ...."

"Monster, begitu?" sela pria itu.

"Aku tidak ingin mengatakan itu," lirih gadis pirang itu. "Tapi, berhubung gagasanmu itu lebih baik dari gagasanku,aku akan menggunakannya," lanjutnya dengan mata berbinar.

Sasuke hanya menghela napas dan kembali memejamkan. Konsentrasinya tidak boleh buyar, ia harus benar-benar fokus untuk menembus dinding mental yang berdiri kokoh serta berlapis-lapis yang menghalangi Sasuke untuk mendapatkannya.

Lagipula Sasuke memang tidak berbohong. Jiwanya memang bisa keluar dari dalam tubuhnya dan pergi ke mana pun yang dia inginkan. Dan saat ini jiwanya sedang berusaha untuk mengganggu pikiran seseorang.

Siapa lagi jika bukan Naruto?

Pria itu tidak habis pikir, kenapa Naruto memiliki dinding pelindung untuk alam bawah sadarnya? gadis itu hanya seorang manusia biasa yang tercipta dengan perantara dua manusia biasa. Sedangkan dinding pelindung seperti itu hanya dapat dimiliki oleh makhluk istimewa saja, apalagi sampai berlapis-lapis.

'Naruto pasti dilindungi oleh sesuatu, tidak mungkin ia dapat menciptakan dinding pertahanan sekokoh itu tanpa mengerahkan seluruh kekuatan hingga menyerap energi hidupnya. Ia hanyalah manusia biasa, ia pasti sudah mati hanya untuk menciptakan satu dinding yang sekokoh itu,' batin Sasuke yang mulai frustasi.

'Atau jangan-jangan dua orang yang berperan besar dalam menghadirkannya ke dalam dunia menggunakan cara serta gaya yang berbeda dalam proses pembuatannya?' dan batinnya pun mulai melantur.

Dan saat ini, dalang dari kefrustasiannya juga tengah merasa frustasi memikirkan pria itu.

'Aku tahu jika ingatanku sangat lemah, tapi aku sangat yakin jika ia tidak meminum minumanku,' renung Naruto.  'Seingatku, aku sudah menghabiskan minumanku sebelum pria bodoh itu datang,' renungnya

My Lovely DarknessKde žijí příběhy. Začni objevovat