part 09

15.9K 885 5
                                    

Aluna tampak takut-takut saat memasuki sebuah kamar pasien di sebuah rumah sakit bersama Ethan.
Ethan pun menyadari itu tapi dia diam saja,ia berjalan di depan Aluna
"Mas.."panggil Aluna lirih
Ethan menoleh "hmm.."
"Sebaiknya kita pulang saja,mas,nyonya Rianti tidak akan menyukai kehadiranku"
"Kenapa?kamu harus menjenguk papa kan?"
"Tapi saya tidak berani mas"
Ethan mengernyitkan dahi "kenapa?itu kan ayahmu"
Aluna menggigit bibirnya,ia meremas blazernya lalu ia melangkah pelan-pelan ke kamar rawat ayahnya.
Baru saja Aluna menampakkan diri setelah Ethan masuk,mama nya tampak histeris.
"Keluar kau,anak pembawa sial!!"jerit nyonya Rianti histeris sambil melemparkan vas bunga ke kepala Aluna
"Awh.."pekik Aluna,Ia menutup dahi sebelah kanan dengan tangan dan darah mengucur dari sela-sela jarinya.
"Aluna"Ethan langsung berbalik dan mendekati Aluna yang sedang menunduk dan memegangi dahi.Darahnya menetes ke lantai
"Apa yang kau lakukan,ma?"tanya papanya marah,ia berusaha bangun tapi tubuhnya benar-benar lemah "dia anak kita.."
"Dia bukan anakku!!dia anak pembawa sial!!pergi kau!!!"teriak mamanya marah.
Pandangan mata Aluna mengabur oleh air mata dan darah yang mengalir turun dari dahinya.
"Sa..saya hanya ingin menjenguk papa"
"Pergi kau!!kami tidak butuh anak pembawa kutukan"tolak ibunya sambil terus melemparkan semua barang-barang.
Ethan menutupi Aluna dengan tubuhnya lalu ia memeluk tubuh istrinya itu menuntunnya keluar dari kamar.
"Kita ke dokter"
Aluna cuma mengangguk sambil terus memegangi dahinya yang berdarah,baju kantornya sudah terkena darah.
Dahinya di jahit beberapa jahitan karena sobek cukup panjang tapi Aluna di perbolehkan pulang.
"Lo yakin mau pulang?"tanya Ethan saat mereka sudah di dalam mobil.
Aluna memejamkan matanya,kepalanya pusing sekali.
Ethan menyentuh tangannya membuat mata Aluna terbuka
"Ya mas?"
"Lo gak papa?"
"Gapapa mas paling cuma pusing aja,tidur sebentar juga udah baikan"jawab Aluna sambil memejamkan mata.
Ia menghela nafas dengan sedih,ia benar-benar sedih dengan kelakuan mamanya.Penolakan mama nya sudah biasa ia terima tapi kenapa selalu ia merasa sakit hati.
Tanpa disadari Aluna,Ethan memperhatikannya dari kaca spion saat ia mengemudikan mobilnya.
"Ehm..gue lapar,gue mau makan bentar elo mau kan nemeni gue?"
Aluna membuka matanya,kepalanya pusing sekali.
"Bisakah aku di mobil saja mas?kepalaku pusing sekali"tanya Aluna "mataku berkunang-kunang mas"
"Mau balik ke rumah sakit lagi?tadi darah lo banyak banget"
"Gak usah mas,aku cuma butuh istirahat sebentar saja"jawab Aluna
"Baiklah gue beli bentar terus kita makan di rumah"
Aluna sudah tidak mendengar ucapan Ethan,ia sudah tidak sadarkan diri.
Ethan baru menyadari Aluna pingsan saat ia membangunkannya saat sampai di depan pintu rumah.
Ethan menggendong Aluna masuk ke dalam kamar dan menjerit histeris
"Bibik ambilin gue minyak kayu putih!!"
"Ba..baik den" Mbok Sarmi tergopoh-gopoh membuka kotak obat dan mengambil minyak kayu putih lalu setengah berlari masuk ke kamar Ethan lagi.
"Bangun,Aluna!!Aluna buka matamu!!Aluna!!"
Tapi Aluna masih tertidur,wajahnya pucat sekali,Ethan membuka bajunya dan mengoleskan minyak kayu putih ke seluruh badan Aluna yang dingin.
Ia benar-benar takut kalau Aluna kenapa-kenapa.
Ethan seperti orang gila melihat Aluna pingsan,pipi yang biasanya bersinar merah jambu alami bukan karena blush on sekarang putih pucat,bibir mungil yang selalu tersenyum menghangatkan pikiran Ethan yang sering kalut.Mata hitam legam itu sekarang terpejam.
Ethan melihat dahi Aluna yang tertutup oleh plester.Ia menghela nafas.
"Kamu ini sebenarnya manusia seperti apa,Aluna?"tanya Ethan sambil memandangi Aluna.Ia benar-benar heran dengan sikap mama Alana.
Dulu saat ia masih bersama Alana,mamanya sangat baik dan sangat menyayangi Alana tapi kenapa dulu mereka tidak pernah memberitahukan anak mereka yang lain lagi?
Ethan melonggarkan dasinya dan ia mendekat ke arah Aluna yang masih berbaring.
Ethan menyingkirkan anak rambut yang menutupi dahi Aluna.
Ethan menyelimuti tubuh Aluna lalu ia melangkah ke kamar mandi.
***
"Mas"Aluna mendekat ke meja kerja Ethan sambil membawa piring berisi mangga yang sudah di kupas.
"Hmm"Ethan masih fokus ke laptop nya
"Aku bawa buah,mas,makan ya"
"Suapin aja deh,tanggung nih"
Deg!!Ya Tuhan,benarkah ini?
Ethan menoleh kepadanya "ayo suapin gue,gue lagi ada kerjaan nih gak bisa di tinggal"
Aluna mengangguk dan mulai menyuapi Ethan.
"Lo juga makan,satu sendok buat gue,satu sendok buat elo"
Aluna mengangguk lagi
Lalu acara suap-suapan pun cepat selesai,Aluna akan bangkit untuk membawa piring kotor ke dapur.
"Mau kemana lo?"
"Ke dapur,mas,kenapa mas?"
"Buatin gue nasi goreng dong,gue lapar nih"jawab Ethan "tapi bikinnya agak banyakan ya,kita makan berdua"
Deg!!Oh My God..benarkah ini?mas Ethan mau suap-suapan lagi denganku?batin Aluna senang
Ethan menoleh lagi saat ia merasakan Aluna belum juga beranjak.
"Ada yang aneh?"
Aluna menggeleng dengan cepat lalu buru-buru pergi sebelum jantungnya meloncat keluar.
Sambil tersenyum Aluna pergi ke dapur
"Naon atuh neng?kok tersenyum-senyum gitu?lagi bahagia iya?"tanya Lasmi yang sedang mencuci sayuran membantu mbok Sarmi.
Aluna menggeleng tapi tetap tersenyum.Ia bahagia hari ini yah..semoga ini bukanlah mimpi sesaat saja.
"Mbok,saya mau masak nasi goreng buat mas Ethan.."
"Owh..den Ethan toh ternyata"goda Lasmi langsung bersamaan dengan mbok Sarmi.
Wajah Aluna memerah karena malu "ih..Lasmi apaan sih?"
Lasmi malah tambah tertawa "pipi eneng merah gitu kenapa atuh neng?"
Aluna cemberut "ayo sini bantuin saya masak daripada Lasmi cerewet..bawel pisan euy"
"Ih..ogah!!itu kan pesanan den Ethan tuh,neng Luna harus masak dengan segenap perasaan neng biar rasanya masuk sampai ke hati"
"Ih..sok puitis kamu!!mentang-mentang udah punya pacar ya sekarang?"tanya Aluna "hayoo ngaku.."
"Ih..kagak neng"
"Hayoo saya sempet lihat kok kamu mojok sama mang Aris tuh sopir tetangga sebelah"
Lasmi tersenyum malu-malu "iya neng baru jadian kemarin kok"
Aluna dan mbok Sarmi tertawa.Lasmi masih berumur 16 th,dia anak mang Didik satpam yang menjaga rumah Ethan,ibunya juga bekerja di rumah ini membantu pekerjaan mbok Sarmi.
"Pokoknya satu pesan saya sama kamu hati-hati dalam berpacaran.Gak semua laki-laki jahat tapi gak semua laki-laki itu baik"
"Iya neng..pasti Lasmi inget pesan eneng"
Aluna mengangguk "ayo bantu saya"
"Siap bos!!"
Mereka tertawa..Aluna dengan kebaikan dan kelembutan hatinya mampu membuat seisi rumah Ethan di penuhi dengan kebahagiaan.
Terkadang untuk mendapatkan arti kata bahagia,kita tidak memerlukan uang dalam jumlah banyak.Dan untuk mengasihi seseorang juga tidak di perlukan harta yang melimpah.
Dengan kasih sayang,ketulusan dan cinta mampu menebarkan kebahagiaan bagi sekeliling kita.
Tidak ada pangkat atasan atau bawahan,majikan atau pembantu..jika kita semua mampu memiliki tanggung jawab dan mengerti tugas masing-masing maka semua akan menjadi akrab.
Bukankah manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan?

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang