Bagian 13

2.1K 341 82
                                    

Bagi Jisoo musim seminya baru saja datang, warna-warni, merona, riuh rendah. Jisoo selalu tersenyum, pertemuannya dengan Sehun terjadi berulang-ulang, sekarang bahkan tanpa canggung dan basa-basi formal yang membosankan. Saat pertemuan mereka di kedai kopi dua minggu lalu, mereka bertukar nomor ponsel, lalu kerap membuat janji temu untuk ngobrol dan minum kopi. Jisoo selalu punya alasan untuk pergi sendiri tanpa Rila, dia bahkan tidak menyangka bisa menemukan alasan untuk berbohong pada Rila dengan sangat mudah. Jisoo serasa kembali ke masa-masa lima tahun silam, masa dimana dia dan Sehun baru pertama kali mengikrarkan hubungan cinta suci di atas fakta penghianatan.

"Ibu."

Jisoo terkejut lalu menjerit, Tyra dan Chanyeol yang tengah berenang baru saja menariknya untuk bergabung (sejak tadi dan selalu seperti itu sebenarnya, tiap Tyra dan Chanyeol berenang, Jisoo hanya akan duduk di pinggir kolam). Jisoo gelagapan, tidak siap dengan air kolam yang tidak dia suka. Jisoo tidak suka berenang apapun alasannya. Meski Chanyeol sudah membangun waterpark mini seluas 900m2, wahana air paling lengkap dan besar untuk rumah mereka.

"Yak! Apa yang kalian lakukan? Aku tidak suka berenang!"

Jisoo memukul permukaan air kolam hingga menyembur ke atas, Tyra beringsut di balik lengan Chanyeol. Wajah Jisoo sangat marah, merah padam, lalu tanpa kata tambahan dia segera keluar dari kolam. Jisoo tidak pernah berkata sekeras itu sebelumnya di depan Tyra, bocah tiga tahun itu hampir menangis, buru-buru Chanyeol berdalih pada Tyra, kalau Jisoo hanya bercanda.

Di dalam kamar Jisoo mengeringkan rambut dengan handuk, dia sudah ganti baju, aura kesal masih melingkupi otaknya. Chanyeol masuk ke dalam kamar, pria itu sudah mandi, mengenakan setelan kaos putih lengan pendek dan jelana jeans selutut. Chanyeol mendekati Jisoo yang masih sibuk dengan rambutnya, dia berdiri di depan Jisoo, Jisoo pun mendongak.

"Kau keterlaluan, Ryu Ji." ekspresi Chanyeol sangat serius, Jisoo sampai berhenti menggosok rambutnya. "Haruskah kau membentak sekeras itu? Tyra takut dan hampir menangis."

"Kau menyalahkanku? Tyra salah, ah, kau tidak pernah memarahinya, sekalipun dia salah. Akan jadi kebiasaan buruk, kalau kau terlalu memanjakannya."

Jisoo berdiri, dia menengadah, Jisoo kesal disalahkan.

"Aku tidak menyalahkanmu dan aku tidak memanjakan Tyra. Dia baru tiga tahun, aku tidak pernah bisa menemukan alasan untuk memarahinya. Lagipula yang tadi itu ideku, aku yang menarikmu, Tyra sudah memperingatkanku kalau kau tidak suka berenang."

Jisoo yang baru saja ingin menyela tertahan, mulutnya setengah terbuka dan napasnya tersendat selama tiga detik.

"Tyra hafal semua hal yang kau suka dan tidak suka, dia tidak pernah ingin membuatmu sedih, ingat itu."

Chanyeol berbalik lalu keluar dari kamar, Jisoo memejam lalu buru-buru menyusul Chanyeol. Tyra berdiri di ujung anak tangga, menunggu Chanyeol yang menggendongnya setelah itu.

"Tyra." Jisoo setengah berlari menuruni anak tangga, dia mengambil Tyra dari gendongan Chanyeol.

"Ibu marah padaku ya?" Tyra mengalungkan tangannya di bahu Jisoo.

"Tidak."

"Tapi tadi Ibu membentakku, Ayah bilang Ibu bercanda,"

"Iyah, ibu hanya bercanda, ibu hanya pura-pura dan ternyata kau benar-benar takut. Wuah, acting ibu hebat ya?"

Jisoo tersenyum lalu menciumi Tyra, sekejab bocah menggemaskan itu sudah tertawa. Jisoo melirik Chanyeol yang berdiri di sampingnya, pria itu tersenyum, lalu mengecup pelipisnya dan puncak kepala Tyra.

"Ah, ayah mau main game, siapa ya yang mau nemenin ayah main game?"

Chanyeol pura-pura tidak melihat Jisoo dan Tyra, dia menengadah, sok berpikir keras dengan kedua tangan dalam kantong celana.

After TwilightWhere stories live. Discover now