Bagian 8

3K 384 63
                                    



Entah sudah pagi yang keberapa kali Sehun terjaga dan mendapati diri terbaring di sofa hitam ruang kerjanya, di kantornya, dalam keadaan nyaris mengenaskan. Dia terbaring dalam posisi telungkup dengan pakaian lengkap, matanya agak bengkak, wajah pucatnya semrawut, lingkaran hitam dan kantung mata menambah kadar tak wajar yang kini disandang Sehun. Tidak ada lagi pengusaha tampan nan berkharisma yang dulu memimpin Shinhwa Corporation, sekarang yang tersisa hanyalah sesosok manusia setengah mati.

Sehun mengerang lalu memaki, kepalanya berat seperti tertimpa balok kayu besar lalu dililit tali tambang, dan ketika dia mencoba mengerakkan kepalanya, maka ikatan tali tambang tak kasat mata itu semakin kencang, mencengkram otaknya hingga matanya serasa mau keluar. Sehun mengerjap lemah, bayangan sakit mulai mengejarnya lagi, sayatan kehilangan itu masih saja berdentam-dentam di dalam otak, meski tengkoraknya sudah terbenam dalam sisa alkohol, mual dan pening luar biasa. Sehun belum bisa, lebih tepatnya tidak bisa menerima kenyataan Jisoo sudah pergi dari kehidupannya. Meski tiga bulan sudah berlalu, Sehun tetap saja geming pada angan maya dan bersikukuh pada keajaiban cinta yang sudah jelas semu semata.

Ketukan pelan dan sosok Lee Minra muncul di muka pintu adalah satu-satunya hal nyata yang tertangkap oleh mata hitam Sehun yang kabur. Gadis itu datang bersama nampan berisi tiga gelas air hangat, teh pepermin dalam cangkir yang masih mengepul dan dua butir ibuprofen. Minra meletakkan nampan di atas meja kaca depan muka Sehun, lalu dia mendekati Sehun, membantu Sehun yang oleng untuk duduk bersandar. Minra memandangi wajah Sehun yang menyedihkan, dia selalu datang lebih awal, sejak tahu Sehun selalu bermalam di kantor setelah menghabiskan malam dengan bergelas-gelas wine. Minra berinisiatif memberi sedikit bantuan pada atasannya itu, selama Minra bekerja pada Sehun, pria itu selalu bersikap baik padanya. Minra benar-benar tidak tega dengan apa yang terjadi pada Sehun sekarang.

"Minumlah selagi hangat, Direktur." kata Minra, menyerahkan cangkir teh pepermin pada Sehun. "Apa Direktur suka lemon dan madu?"

Sehun geming, Minra duduk di sofa samping kanannya, gadis itu mengangsurkan gelas air hangat dan ibuprofen, setelah Sehun menghabiskan teh hanya dalam tiga tenggakan.

"Kalau Direktur suka, besok akan aku buatkan air lemon dan madu saja sebagai pengganti teh pepermin," Sehun baru saja menelan ibuprofen dan mengosongkan gelas ketiganya. "lebih cepat menghilangkan efek mualnya." tambah Minra cepat-cepat.

"Terserah kau saja, terima kasih."

"Sama-sama." Minra tersenyum. "Presdir Oh Junseok akan datang tiga jam lagi. Bila Direktur setuju, sebaiknya Direktur mencoba untuk sedikit olah raga, lari atau berenang misalnya, supaya saat Presdir Oh datang, Direktur terlihat lebih bugar."

Minra mengambil kembali nampannya dan bergegas hendak berlalu, namun langkahnya tertahan suara berat Sehun terdengar dari balik punggungnya.

"Lee Minra."

"Yah, Direktur."

"Pernahkah kau berpikir untuk melepaskan orang yang kau cintai?" Sehun mengerjap berkali-kali saat menanyakan hal itu, kepalanya masih terasa dihujani bola tenis, perutnya berputar tidak karuan.

"Pernah."

"Kapan?"

"Ketika aku sadar, kenyataan sudah memisahkan kami sejak awal." Minra menunduk lalu menghilang di balik pintu ruang kerja Sehun.

Sepeninggalan Minra, Sehun terpaku selama sepuluh menit, menimang ragu-ragu usulan Minra untuk olah raga. Minra ada benarnya, keadaan Sehun memang benar-benar kacau, seperti orang sakit yang sedang menunggu ajal. Di menit ke dua belas Sehun berdiri, oleng, berusaha melepaskan jas dan kemeja (menyisakan singlet putih), lalu terhuyung-huyung, mencoba menggapai private lift yang ada di samping kiri meja kerjanya, turun satu lantai menuju ruang pribadi yang dilengkapi treadmill dan kolam renang. Sehun memutuskan untuk lari di atas alat treadmill, dua kali dia hampir tersungkur ketika mencoba menaiki treadmill. Sehun memaki, dia benar-benar tidak bugar.

After TwilightWhere stories live. Discover now