Bagian 15

1.8K 337 60
                                    

"Kenapa kau melakukan ini padaku, Jisoo?"

"Apa maksudmu?"

"Kau berniat meninggalkanku untuk kedua kalinya, benar kan?"

"Ap----apa?"

"Kau mempermainkan perasaanku. Aku sangat mencintaimu dan kau tahu itu, lalu sekarang kau bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apapun, kau bersikap berlebihan pada Chanyeol dan mengabaikanku."

Jisoo diam saja, dia tengah menahan mati-matian untuk tidak kembali jatuh pada Sehun. Jisoo terhenyak, Sehun menyambar kedua lengannya, menguncangnya, mencecarnya dengan pertanyaan yang sampai hari ini belum bisa dia jawab.

"Katakan kau tidak mencintaiku, katakan kau tidak menginginkanku. Aku akan pergi jika kau mengatakannya."

Air mata Jisoo jatuh tiap kali Sehun menguncang tubuhnya, dia kelu, Jisoo hanya memandangi Sehun, ada ribuan panah yang melayang ke dasar jantungnya. Jisoo tidak tahu apakah dia masih mencintai Sehun atau tidak, dia sakit tiap kali Sehun menanyakan hal itu. Namun Jisoo jauh lebih sakit lagi, tiap kali dia tidak bisa membalas luapan cinta yang Chanyeol berikan padanya. Jisoo ingin sekali berteriak, dia ingin sekali seseorang memberitahunya tentang siapakah sebenarnya yang dia cintai, Oh Sehun atau Park Chanyeol.

"Kau mencintaiku, iya kan? Aku tahu itu, Jisoo. Aku tahu."

"Sehun, aku----aku..."

"Jisoo, Sehun!"

Mereka berdua menoleh, terkejut, menyebutkan satu nama hampir bersamaan.

"Lilian?"

Jisoo melepaskan cengkraman Sehun, wajahnya tegang. Lilian mendekatinya, merah padam, lalu semuanya terjadi begitu cepat. Lilian menampar Jisoo, menjambak rambut Jisoo sampai dia jatuh di rumput taman. Sehun menghalangi Lilian, namun Lilian yang tengah dilanda rasa sakit dan kemarahan luar biasa, bisa melepaskan diri lalu kembali memukuli Jisoo.

"Kau pikir selama ini aku tidak tahu apa yang kau lakukan, Jisoo? Aku tahu, aku tahu semuanya. Kau tidur dengan Sehun, suami kakakmu sendiri. Dasar pelacur!"

Jisoo diam saja, dia hanya menangis, Jisoo tahu dia pantas menerima semua kemarahan Lilian.

"Kau brengsek, Ryu Jisoo." Lilian kembali menjambak rambut Jisoo, sampai wanita itu mendongak. "Tidak cukupkah kau menyakitiku? Sekarang kau juga menyakiti suamimu. Hah?!"

"Lilian berhenti."

"Diam kau, Oh Sehun! Kalian berdua sampah! Dulu aku memaafkanmu, karena aku terlalu sayang padamu, Jisoo. Kau adikku. Tapi ternyata kau tidak berubah, kau masih saja bersama Sehun."

Air mata Lilian jatuh, dia ingin kembali memukul Jisoo namun dia tidak bisa. Lilian terlalu menyayangi Jisoo, dulu dan sekarang, sama saja. Karena fakta itu jugalah yang membuat Lilian jauh lebih sakit, dari apa yang sudah diperkirakannya. Hal apa yang lebih sakit, dari pada ketika tidak bisa membenci orang yang sangat kita benci.

Lilian menghapus air matanya kasar dengan punggung tangan, dia melangkah mundur, menatap Sehun dan Jisoo.

"Dengar. Suatu hari nanti kalian berdua pasti akan menyesal. Dan kau Jisoo, hari ini kupastikan kau kehilangan saudara perempuanmu, kau bukan lagi adikku. Kau akan menyesali hari ini, kau akan menyesal saat semuanya sudah meninggalkanmu."

"Lilian, cukup!"

Sehun berseru, Lilian diam saja, dia kembali ke mobilnya, mengambil surat perceraiannya dengan Sehun.

"Tanda tangani surat ini. Aku sangat berharap, tidak akan pernah bertemu denganmu lagi, Oh Sehun."

Lilian berbalik, melangkah terburu-buru lalu masuk ke dalam mobil. Wanita itu sempat menyeka air mata sebelum melajukan mobilnya dengan kencang, meninggalkan Sehun yang tengah menatap surat perceraiannya.

After TwilightOnde histórias criam vida. Descubra agora