Bagian 4

2.8K 387 88
                                    

Chanyeol menimang untuk kembali bertanya pada Jongin tentang Ryu Jisoo, dia baru saja melihat Jisoo keluar dari ruang kerja, agak terburu-buru, membawa tas, sepertinya gadis itu mau pulang lebih cepat hari ini. Chanyeol penasaran, dia keluar dari ruangannya, berdiri di depan lift umum. Tak sampai tiga menit, pintu lift terbuka, Jisoo berdiri di ujung lift, bersandar, pucat pasi. Jisoo tidak sadar Chanyeol berdiri di sampingnya, memperhatikannya lekat, lekat, dan semakin lekat. Chanyeol ingin sekali menyapa Jisoo, dia ingin sekali terlibat pembicaraan hangat tanpa ekspresi takut dari Jisoo yang sedikit mengganggunya. Dan ketika Chanyeol baru saja hendak bertanya, pintu lift kembali terbuka, sekumpulan karyawan berdiri di depan pintu, mereka langsung membungkuk dan menyapa Chanyeol ramah.

"Selamat siang, Presdir. Kami bisa naik lift yang lain."

"Tidak masalah."

Chanyeol merapat pada dinding lift, semua orang membungkuk lalu masuk ke dalam lift. Seketika Jisoo sadar ada Chanyeol di sebelahnya. Dia beku, lalu semakin merapat pada dinding kaca. Chanyeol sangat dekat, lengan mereka bahkan nyaris bersentuhan, Jisoo bersyukur karena lift sangat ramai. Pintu lift terbuka lagi, lima karyawan masuk, Jisoo semakin tersudut. Tiba-tiba Jisoo mual lagi, kepalanya pening, berputar hebat. Jisoo mengerjap, pandangannya berkunang-kunang, tanpa sadar Jisoo menggenggam pergelangan Chanyeol, mencari pegangan, kalau tidak, bisa dipastikan tubuhnya beringsut di lantai lift. Chanyeol terkesiap, dia nyaris tidak menarik napas, Jisoo semakin mengeratkan genggamannya.

Pintu lift kembali terbuka, semua karyawan turun, Chanyeol juga ingin turun tapi Jisoo masih memegangi tangannya. Chanyeol menoleh, dia memberanikan diri untuk bertanya, pintu lift kembali tertutup.

"Kau... baik-baik saja?"

Suara berat Chanyeol menyadarkan Jisoo, gadis itu terkejut, lalu segera melepaskan genggamannya. Jisoo bergerak terburu-buru hingga dia nyaris jatuh, kalau saja Chanyeol tidak memegangi lengannya.

Jisoo mendelik, dia ketakutan setengah mati. "Yak! Lepaskan aku."

Jisoo berteriak seraya menghempaskan genggaman Chanyeol, lalu menekan tombol lift berkali-kali. Pintu lift terbuka, Jisoo langsung keluar, berlari pontang panting di sepanjang lobi, petugas keamanan yang bertugas hari itu menatap Jisoo heran. Sementara Chanyeol yang masih berada di dalam lift hanya memandang Jisoo yang baru saja menghilang di ujung lobi, dia kembali bingung, dia kembali tidak paham kenapa Jisoo harus setakut itu. Kenapa gadis itu seperti bertemu hantu tiap kali bertatap muka dengannya.

Chanyeol kesal lalu segera menekan tombol lift, kembali ke ruang kerjanya. Dia membanting pintu ruang kerja hingga meninggalkan bunyi dentuman di belakangnya, sekretaris Chanyeol yang tengah menerima telepon sampai terhenyak, gadis itu menoleh sebentar, lalu kembali pada pekerjaannya. Chanyeol menghempaskan tubuhnya di kursi kuasanya, dia memaki, Chanyeol kesal bukan kepalang. Tablet di atas meja bergetar, wajah Ruffier terpampang di layar. Sambil menahan kesal Chanyeol menyumbat kedua telinga dengan headset, lalu menekan tombol hijau.

"Ada apa?"

Suara Chanyeol terdengar tidak ramah, Ruffier tahu itu.

"Anda baik-baik saja, Tuan Muda?"

Chanyeol berdecak kesal, dia tidak menanggapi pertanyaan Ruffier.

"Tuan Muda, aku sudah...,"

"Cepat katakan Ruffier, sebelum aku memakimu."

Ruffier hanya tersenyum, lalu mulai melaporkan pekerjaan yang Chanyeol berikan padanya kemarin. Setelah tidak puas dengan apa yang Jongin katakan tentang Jisoo, Chanyeol meminta Ruffier mencari tahu segala sesuatu tentang gadis itu.

"Ayahnya sudah meninggal sejak dia belum lahir, ibunya bekerja sebagai pelayan di rumah pengusaha pemilik Parkheur Paradise Hotel sampai Jisoo lulus sekolah. Sekarang ibunya jualan bindaetteok (pancake dari campuran kacang hijau, kimchi dan bawang bombai) di pasar Gwangjang. Umur dua belas tahun Edmund Queen meminta Jisoo tinggal di rumahnya dan menjadikan gadis itu teman untuk putri tunggalnya, dia membiayai pendidikan Jisoo hingga ke tingkat universitas. Jisoo kuliah di Seoul sedangkan Lilian di California. Terhitung sejak lima tahun lalu Jisoo tinggal di apartemen, dia pernah menjadi sekretaris di Shinhwa Corporation sebelum bergabung bersama perusahaan Tuan Muda sebagai Arsitek."

After TwilightWhere stories live. Discover now