Bagian 16

5.1K 448 444
                                    

Jisoo terhenyak, sepintas lalu dia merasa setangah bermimpi, setengah berhalusinasi. Jisoo seperti melihat Chanyeol dengan semua kemarahannya lalu pergi, dia ingin mengejar namun kakinya terpasung. Jisoo menangis tersedu-sedu, meneriakkan nama Chanyeol, tapi pria itu geming, terus melangkah meninggalkannya. Jisoo melihat Chanyeol yang tidur di sampingnya, sisa air mata masih menetes dari kedua matanya, napas Jisoo memburu hingga dia sulit bernapas, gemetar, kelu. Jisoo ketakutan luar biasa, dia ingin sekali membangunkan Chanyeol tapi tidak punya alasan kuat untuk itu. Jisoo menangis sendirian, memandangi Chanyeol yang tetap tidur.

Jisoo menoleh, menemukan ponselnya bergetar di atas nakas, dia masih gemetar. Jisoo meraih ponselnya, pesan dari Sehun muncul di layar depan. Jisoo diam, jari-jarinya gemetar saat ingin menghapus pesan itu. Sehun memintanya datang ke apartemen, pria itu berdalih khawatir sekaligus merindukannya. Sehun cemas Jisoo mendapat kesulitan karena memar di wajahnya.

Air mata Jisoo jatuh lagi, kali ini nyaris tak bisa dia kendalikan, membanjiri pipi dan tangannya yang menggenggam ponsel. Jisoo termangu, melihat cincin pernikahan yang masih menghiasi jari manisnya, lalu beralih pada wallpaper ponsel di mana dia, Chanyeol dan Tyra tersenyum dalam ruang bahagia yang sama. Jisoo tidak mau kehilangan euforia yang rasanya bahkan masih terasa sampai sekarang, dia tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa Chanyeol dan Tyra.

Jisoo menatap Chanyeol sekali lagi sebelum dia duduk di depan meja kerja Chanyeol, Jisoo mengeluarkan kartu ucapan ungu muda yang pernah dia berikan di ulang tahun Chanyeol. Ponselnya bergetar lagi, kali ini Sehun meneleponnya. Ragu namun akhirnya Jisoo menjawab panggilan itu, dengan terbata-bata Jisoo berkata:

"Ad----ada, yang ingin, aku----bicarakan, Oh Sehun. Besok, jam 7 malam, di apartemenmu."

Panggilan itu diakhiri secara sepihak, Jisoo menyeka air matanya, dia kembali memandangi kartu ucapan dan tidak pernah tahu sesungguhnya Chanyeol masih terjaga.

~000~

Bisa jadi malam ini adalah malam yang paling istimewa untuk Oh Sehun, pasalnya hari ini Sehun ingin mengakhiri hubungan sembunyi-bunyinya dengan Jisoo dan berniat mengumumkannya pada dunia. Hari ini Sehun ingin meminta Jisoo kembali padanya, dia berniat meminta Chanyeol untuk melepaskan Jisoo. Sehun tidak peduli apapun resikonya, dia tahu Jisoo masih mencintainya, Sehun ingin memulai semuanya lagi dari awal.

Sehun memilih kemeja favoritnya, memasak spaghetti kesukaan Jisoo, menatanya di atas meja dengan setangkai bunga krisan kesukaan Jisoo. Sehun tersenyum saat bel pintu terdengar, secepat kilat dia menuju pintu dan membukanya. Senyum Sehun kian lebar, dia memeluk Jisoo erat lalu menariknya untuk masuk ke dalam. Jisoo terlihat cantik dengan dress kuning bahan ringan yang dipakainnya. Ah, tidak, bagi Sehun, Jisoo selalu terlihat cantik dengan dress apapun.

"Biarkan saja pintunya, aku tidak lama." kata Jisoo, mereka masih berdiri di dekat pintu.

"Bagaimana Tyra? Aku tidak menyangka kau ingin bertemu di jam sekarang."

"Ruffier menjaganya."

"Ah ya, aku sudah membuatkan spaghetti kesukaanmu, kau mau mencobanya?" Sehun baru saja ingin menarik Jisoo ke meja makan, tapi wanita cantik itu menahannya.

"Sehun, ada yang ingin aku bicarakan padamu, sangat penting."

Sehun mengernyit, dia penasaran, senyumnya mengembang.

"Tentang?"

"Kita."

~000~

Terhitung dari pagi sampai senja Chanyeol hanya menghabiskan waktu untuk berkutat bersama kekalutan yang nyaris membunuh jiwanya, otaknya penuh dengan kata-kata yang Jisoo ucapkan pada Sehun semalam. Sejujurnya Chanyeol sudah sangat lelah untuk selalu pura-pura tidak tahu apapun, dia kehabisan tenaga untuk selalu menjadi buta dan tuli tiap kali para pengawalnya memberikan laporan tentang Jisoo dan Sehun. Chanyeol melirik laci meja paling bawah di mana dia menyimpan semua foto di dalam sebuah kotak hitam, Chanyeol tahu dia akan sangat terluka bila berani melihat puluhan foto-foto itu.

After TwilightWhere stories live. Discover now