duapuluhdelapan + jungkook

2.6K 371 27
                                    

•••
"Karena cinta tidak harus memiliki bukan? Saat kita melihatnya tertawa dan tersenyum itu sudah lebih dari cukup, meskipun tawa ataupun senyum itu bukan untuk kita."
•••

Kaki panjang  Jungkook melangkah dengan tergesa gesa. Ia harus segera mengumpulkan tugas matematika bisnis sebelum waktu berakhir.

Tinggal 10 menit lagi. namun, ia belum juga menemukan dosennya. Jungkook meremas rambutnya frustasi.

Untuk sesaat Jungkook memejamkan matanya dan menyenderkan tubuhnya di dinding perpustakaan.

"Jungkook, kamu sudah mengumpulkan tugas dari saya?"

Demi dewi fortuna. Sungguh keajaiban datang ke Jungkook. Dosen yang ia cari cari dari tadi, saat ini tengah berdiri didepannya dan menanyakan tugasnya.

"Ini pak. Saya dari tadi nyariin bapak."

"Oh, saya tadi masih ada urusan diluar. Ini baru balik. Mana tugas kamu?"

"Ini pak."

***

"Halo ma? Iya. Nanti aku berangkatnya jam setengah sepuluh. Nggak usah dijemput nggak apa apa kok. Iya. Iya. Yaudah. Bye."

Jungkook, mematikan panggilan dari ibunya. Lalu, ia menghela napas dengan kasar.

Saat ini Jungkook merebahkan tubuhnya di sofa. Menutupi mukanya dengan lengan kurusnya itu.

Pikirannya begitu racau. Kepalanya nyut nyutan. Ada banyak hal yang harus ia selesaikan saat ini. namun, ada banyak hal juga yang ia tidak ingin sentuh.

Kring kring kring.

Bang Jongin is calling

"Halo?"

"Kita bisa ketemu?"

Jungkook melihat jam dinding. Dan masih jam 7. Ia ada janji dengan Yerim jam 8.

"Bisa bang."

"Sekarang ya? Di warung kopinya bang Sunggyu."

"Oke."

Ketika panggilan berakhir, Jungkook langsung memasukan ponselnya kedalam saku celana Jeansnya. Lalu memakai jaket kulit kesayangannyan.

***

Warung kopi milik Sunggyu saat ini begitu sepi. Maklumlah, kan masih jam 7 masih sore.

"Jungkook."

Jungkook langsung menghampiri Jongin dan duduk didepan pria hitam manis itu.

"Ada apa bang?"

"Lo cepetan putus dari adek gue."

"Gue nggak bakalan bilang putus ke yeri bang."

Jongin yang tidak bisa menahan emosinya itu, langsung mencengkeram kerah baju polo yang dipakai Jungkook.

"Lo tau kan?! Kalau adek gue punya calon yang jauh lebih baik dari pada lo?!"

Jungkook tersenyum. "Gue tau semuanya."

Ya, Jungkook tau semuanya. Saat dimana Yerim dan Mingyu harus dipaksakan bertunangan lalu menikah. Dan juga, acara makan malam itu. Jungkook mengetahui semuanya.

"Lalu, lo mau ngrebut Yeri dari gue gitu?!"

Kepala Jungkook menggeleng.

"Setidaknya gue harus mencicipi adek lo dulu bang, sebelum gue tinggalin."

Bugh

Jongin meninju pipi kiri Jungkook dengan sangat keras. Bahkan, sudut bibir kiri Jungkook sampai mengeluarkan darah.

"Bangsat."

***

20:57

Jungkook berjalan limbung saat ingin menghampiri Yerim yang sudah menunggunya lama ditaman.

Apalagi, tadi Jongin menghajarnya habis habisan. Jadi dia harus pergi ke klinik kesehatan untuk membersihkkan beberapa lukanya agar Yerim tidak melihatnya.

Padahal, masih terlihat jelas.

Langkah Jungkook terhenti, ketika jaraknya ke arah Yerim tinggal 100m. Ketika mata sipitnya itu menangkap Yerim dan Mingyu tengah berpelukan.

"Setidaknya, kamu udah punya pengganti yang lebih baik dari aku Yer."

•••••

Part ini terinspirasi dari lagu bandnya bang duta, sheila on7 - shepia

Long Time No SeeNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ