Fall In Love (Part 2)

Start from the beginning
                                    

-o-o-o-

"Yyak! Hyunseong-ah!"

Dasom tetap berusaha mengambil bola basket dari Hyunseong—tapi sayangnya ia tidak bisa karna Hyunseong itu tinggi, bahkan ia sudah beberapa kali mencetak angka dalam permainan. Dasom benar lelah dan memutuskan untuk beristirahat. Hyunseong mengambil dua minuman botol yang berada didalam tas nya dan diberikannya satu untuknya. Dasom langsung membuka dan meminum minuman itu sampai habis tanpa tertinggal sedikitpun.

"Wahh kau benar benar haus."Ujar Hyunseong tertawa geli melihatnya, ia tak pernah berubah. Sikap ia minum seperti gadis tomboy. "Aku tidak akan berubah demimu." jawab Dasom menggodanya. "Sebaiknya kau berubah menjadi tinggi agar bisa mengambil bola dariku." ejek Hyunseong lebih tertawa. "Walaupun aku tidak tinggi, aku pernah mendapat penghargaan basket kan!" Protesnya tak ingin disebut pendek. "Hahh kau anak manis!" Hyunseong tersenyum dan mengacak rambutnya. "Oppa!" Dasom merapikan rambutnya yang kusut karna diacak Hyunseong—tapi senyuman yang awalnya terpancar diwajah Hyunseong berubah menjadi kesedihan. Ia mengingat akan hal bahwa ia akan meninggalkan Dasom, bukannya Dasom yang meninggalkannya.

"Kau tahu kan waktu yang paling mengerikan antara kita itu adalah kapan?" Ucap Hyunseong tiba tiba. Dasom langsung memandang kearah lain "Aku tahu" ujarnya sedikit takut. Ia masih ingat cerita Hyunseong dulu.

"Sepertinya waktu yang seperti itu akan datang..."

"Apa?" Dasom sedikit kaget dan langsung menatap Hyunseong yang dari tadi menatapnya. "Andwae! Aku baru saja kembali, tapi kenapa malah kau sekarang yang mau pergi?" tanyanya protes. Ia tak ingin itu terjadi lagi. "Aku hanya tidak ingin kau terluka." Hyunseong memintanya untuk mengerti, tapi Dasom sama sekali tetap tidak mau dan bersikeras.

"Jika kau menjauh sekarang, aku tidak akan kembali" Dasom semakin marah. Hyunseong sepertinya tak punya pilihan lain menunggu waktu yang menjawab semuanya.

-o-o-o-

"Wahh Akhirnya!"

Hyungjung segera turun dari pangkuan Donghyun dan loncat-loncat bahagia bisa sampai di puncak bukit yang ia sukai itu. Donghyun terlihat sangat lelah, tapi saat melihat Hyungjung merasa senang sampai disini, rasa lelahnya hilang dan merasa puas ia bisa membawanya keatas bukit ini lagi setelah sekian lama mereka mengakhiri hubungan mereka.

Namun beberapa saat kemudian, Hyungjung mengakhiri senyumannya "Seandainya hubungan kita masih berlanjut, mungkin sudah banyak kenangan." ujarnya sambil berharap. Donghyun hanya diam tak menjawab apapun. "Aku tahu kau masih mencintaiku. Jangan berbohong. Apa kau tidak ingin melakukannya juga?"

"Aku juga ingin melakukannya, tapi aku tidak bisa."

"Wae?!"

Bentak Hyungjung langsung sedih mendengar jawabannya. Donghyun menatap Hyungjung "Belakangan ini aku sulit tidur, dan mungkin waktunya tak akan lama lagi. Diantara hidup atau mati. Aku hanya takut kita berdua akan berpisah." ujar Donghyun memberikan alasannya. Ia tak menjauh, tapi tak menerima hati gadis itu karna ketakutannya semakin membuatnya merasa gila.

"Aku tidap peduli. Sebelum itu terjadi. Walaupun aku tahu akhirnya seperti apa. Biarkan aku masih didekatmu!" Sikap kekanak-kanakannya mulai terlihat lagi. Tapi walaupun begitu, itulah yang memang dinginkan Hyungjung sendiri. "Aku tidak bisa" jawab Donghyun tetap bersikeras menolaknya.

"Kau kira hanya wolf yang akan mati? rubah, vampire, harimau, singa, setengah siluman lain akan mati juga saat bertempur dengan mereka semua. Terutama, pelindug akan berkorban untuk klannya. Kau kira aku tak akan mati?" tanya Hyungjung merasa Donghyun lupa tugasnya apa.

Mendengar hal itu membuat Donghyun berubah pikiran, ia seharusnya memikirkan dirinya yang akan kehilangan Hyungjung nantinya. "Aku akan selalu bersamamu..."Lalu Donnghyun mengenggam tangan Hyungjung untuk meyakikannya. Ia tersenyum dan langsung memeluk Donghyun dengan perasaan yang campur aduk.

WitchWhere stories live. Discover now