CONFESSION

308 25 4
                                    

"Ahhh gabjagi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahhh gabjagi!"

Pekik Yuju saat tahu ada seorang pria yang duduk disebelahnya. "Apa yang kau tulis?" tanya Kwangmin memerhatikannya daritadi. Serius sekali untuk belajar, membuatnya berubah dalam beberapa waktu ini. "Ujian sebentar lagi. Aku tidak ingin bermain-main lagi." Kata Yuju merapikan rambutnya yang menganggunya saat membaca. "Wahh aku tak tahu kalau si penganggu bisa belajar." ledek Kwangmin sambil tertawa.

"Kau tahu, buku selalu menjawab pertanyaan yang ku tak tahu. Tapi ada satu yang tak bisa dijawabnya." ujar Yuju sambil menatapnya. "Emangnya apa pertanyaanmu?" tanya Kwangmin bingung. "Ada apa denganmu? Kenapa kau selalu terlihat gelisah memikirkan sesuatu?" tanya Yuju kepada Kwangmin. Sudah lama ia ingin bertanya tentang itu. Tapi dirinya merasa takut untuk menanyakannya.

Sebenarnya semenjak melihat wolf yang terbunuh dan tentang Riding Hood itu, membuatnya sangat terganggu. Seharusnya waktu kejadian bulan sabit waktu itu, ia mengejar Riding Hood bukannya diam. Tapi Ia tak mungkin akan mengatakan semua itu padanya. Ia tak mungkin memberitahu jati dirinya juga. Itu sama saja membuatnya tambah sulit.

"Ahh tidak mungkin, kau saja yang berfirasat seperti itu."

"Firasatku tidak pernah salah."

"Manusia bisa membuat kesalahan pada firasatnya."

Yuju mengalah dan melanjutkan membaca bukunya. "Ohh ya, buku vampire itu, kau tak membacanya lagi?" tanya Kwangmin heran. Terakhir ia membaca buku itu sewaktu pertama kali di halte bus. "Buku itu bersambung-sambung. Disekolah tidak menyediakan banyak semua edisinya." jawab Yuju dengan nada kecewa. Seandainya sekolah punya, ia sudah membacanya sampai habis. "Padahal aku ingin mendengar cerita itu." ujar Kwangmin.

"Kenapa tidak kau saja yang beli dan baca saja?" gerutu Yuju protes. Memang setiap ia membaca buku itu, pasti Kwangmin akan menyuruhnnya menceritakan buku itu. Dia seperti pendongeng untuk anak kecuali sebelum tidur. "Aku tidak suka baca sepanjang itu" jawab Kwangmin mengeluh, jika ia bayangkan rasanya memusingkan. "Baca sendiri saja. Aku bukan pansori." Ucap Yuju menolaknya. "Aku tetap tidak mau. Jadi ceritakan saja." kata Kwangmin mekasa. Yuju langsung menutup bukunya dan pergi melangkah meninggalkan Kwangmin sendirian di koridor sekolah.

"Yyak! Biar aku antar!" Teriak Kwangmin sebelum Yuju pergi lebih menjauh. Tapi sayangnya, Yuju tidak menjawab dan tetap saja pergi meninggalkannya. Kwangmin menghela napas dan membawa helmnya lagi dan melangkah menyusul gadis itu.

Dari balik tembok koridor ternyata Donghyun, Minwoo, Jeongmin, Youngmin dan Hyunseong memerhatikan mereka berdua. "Aku tidak menyangka dia baik pada Yuju" gumam Donghyun merasa aneh. "Beberapa hari ini ia tak seperti biasanya, lebih sering menganggu Yuju." ujar Minwoo juga mengingat kebiasaan mereka dikelas. "Apa mungkin Kwangmin suka dengan Yuju?" tanya Hyunseong hanya menebak saja. "Itu tidak boleh!" Ujar Jeongmin tak setuju.

"Kau suka dengan Yuju juga?" tanya Donghyun bingung. "Jeongmin-ah, aku tahu kau suka dengannya, tapi jangan paksakan dirimu. Itu obsession." Kata Hyunseong sambil merangkul Jeongmin. "Aku hanya mengkaguminya saja. Anggap saja fanboy." jawab Jeongmin dengan santai. "Aiish berhenti bicara, ayo kita pulang.." Youngmin menyandang tas nya dan pergi meninggalkan mereka berlima.

WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang