IV Gelap Mata Karena Cinta

36 2 0
                                    


4

Gelap Mata Karena Cinta

Inilah keadaan bumi sekarang, berada dalam situasi yang sangat genting. Semua orang berada dalam ketakutan yang luar biasa. Banyak korban berjatuhan, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga para manula yang sangat lemah turut menjadi korban kebiadaban mereka. Rencana badan antariksa tentang mengirim sinyal ke luar angkasa memang harus selayaknya dituntut! Karena undangan sinyal itu, ada pihak makhluk luar yang menerimanya. Tapi bukan berasal dari makhluk yang baik, melainkan yang berkeinginan keras ingin menduduki planet ini. Dan sepertinya mereka, para manusia harus belajar lebih banyak lagi tentang dunia luar sana. Meskipun terlihat tenang, sesungguhnya terjadi berbagai peristiwa nan tragis dari setiap bintang yang berada di langit-langit malam.

Ralphie mengenakan kembali hoodie hitamnya, merapihkan pakaian, dan mengambil sebuah besi panjang yang ia jadikan senjata sebelumnya. Mereka keluar dari rumah gubuk yang dijadikan tempat peristirahatannya, lalu berjalan menyisiri pelosok jalan yang dipenuhi mayat-mayat manusia tergeletak dimana-mana.

Viola mengambil sesuatu dari mayat alien yang telah mati tergeletak di tanah.

"Ambil ini. Kau tidak mungkin mengalahkan Hermis hanya dengan menggunakan sebuah tongkat besi lemah seperti ini, bukan?" Viola memberikan pistol laser pasukan Arch pada Ralphie.

"Terima kasih, Viola. Tapi, bagaimana denganmu? Senjata ini hanya ada satu."

"Hahaha. Aku tak membutuhkannya, selama kekuatanku masih banyak, aku bisa memanggang mereka semua tanpa menggunakan senjata seperti ini." Viola tertawa, ia seorang penyihir yang hebat!

Mereka melanjutkan perjalanan dengan melewati gang-gang yang sempit, mereka sengaja melewati tempat itu agar tidak terdeteksi oleh pasukan Arch.

"Tempat ini, sangat membuatku tak nyaman!" keluh Viola, ia kesulitan melewati box-box yang menghalangi jalan.

"Jika kau merasa kesulitan melewatinya, cukup lakukan saja hal seperti ini." kata Ralphie memberi solusi.

Pria itu menendang kumpulan box yang bertumpuk, dan membuatnya berjatuhan, membuka jalan untuk mereka lewati.

"Bodoh! Bagaimana jika ada pasukan musuh yang mendengar?"

"Tentu saja, jika mereka datang, kita harus melawannya." jawab Tenneli dengan sangat yakin , diiringi senyum kecilnya.

"Nampaknya, kau sangat yakin sekarang. Kau tidak merasa takut? Ralph?"

"Entah mengapa aku seperti menjadi nekat sekarang. Aku tak perduli bagaimana yang akan terjadi, yang harus kulakukan hanyalah maju kedepan, membasmi mereka meskipun harus mati."

Pria ini sangat bodoh, ia pikir apa yang dipikirkannya cukup keren? Ia lupa dengan apa yang menjadi tujuannya keluar dari dalam gubuk.

Viola memukul kepala Ralphie keras-keras.

"Dasar bodoh! Jika kau mati, siapa yang akan menyelamatkan Airin?"

"Sakit, tau! Maaf, aku tidak bermaksud untuk mati sebelum menyelamatkannya. Aku hanya heran, mengapa pemerintah sangat bodoh, sehingga mudah terhasut oleh tawaran palsu mereka?" Ralphie mengelus-elus kepalanya yang terkena pukulan.

"Kalian itu ras primitif, sangat mudah tergiur hanya dengan dipamerkan sebuah teknologi nan super power, dan mempercayai ucapan mereka, dengan tanpa disadari padahal itu hanya sebuah omong kosong yang mereka buat untuk meyakinkan kalian para manusia."

Gerbang AntariksaWhere stories live. Discover now