Pesawat luar angkasa yang besar itu mulai menutupi seluruh kota, menghalangi sinar matahari yang masuk, dan mengakibatkan kota ini menjadi gelap! Tidak terlalu gelap juga, setidaknya aku masih bisa melihat orang-orang disekitarku.

Terdengar bunyi dentuman besar yang mendekat, tiba-tiba langit dipenuhi oleh pesawat tempur militer Kasukabe yang terbang menghampiri pesawat luar angkasa itu.

"Pusat kontrol kepada Primus-35, kalian diperintahkan untuk tidak menyerang terlebih dahulu, sebelum kita mengetahui lebih lanjut siapa dan apa tujuan mereka." perintah Jenderal Alexis yang berada di ruang pusat kontrol.

"Primus-35 kepada Pusat kontrol, cek. Kami akan melakukannya. Setidaknya kami akan mengawasi mereka terlebih dahulu sebelum mendapatkan perintah selanjutnya."

Tiba-tiba keadaan ruang pusat kontrol kian memanas, mereka semua harus melakukan tindakan yang tepat untuk ini. Sebab hal ini menyangkut hidup dan mati umat manusia.

"Siapa mereka? Mungkinkah makhluk luar angkasa?" tanya Jenderal Alexis bingung.

"Dilihat dari bentuk pesawat dan teknologi mereka, bisa dipastikan bahwa pesawat dan teknologi itu belum pernah ada di bumi. Bisa jadi tebakkan anda benar, Jenderal. Dan kita harus mempersiapkan mental untuk pertemuan penting ini." jawab Kapten Yuran.

"Jadi menurutmu, apa tujuan mereka menunjukkan dirinya secara terang-terangan sepeti ini pada manusia?" Jenderal Alexis menatap Kapten Yuran dengan tatapan serius. "Apa mereka mempunyai maksud ja—"

Ucapannya terpotong saat layar pemantau mulai berubah tayangan, menampilkan gambar gresek seperti televisi yang rusak, kemudian berubah menjadi tayangan ruangan yang besar dalam sebuah pesawat luar angkasa.

"Kalian manusia, kami datang dengan damai. Kami ingin bekerja sama dengan kalian." kata Raja Hermis di layar monitor.

"Apa untungnya untuk kami? Dan mengapa kalian bisa bahasa kami?" ketus Jenderal Alexis.

"Hahaha. Sangat mudah untuk mempelajari bahasa kalian, teknologi kami sudah sangat maju. Dan perkembangan teknologi kalian sangatlah ketinggalan jauh dari kami. Dan oleh sebab itulah, kami ingin mengajak sebuah kerja sama." Raja Hermis diam sejenak, kemudian melanjutkan pembicaraannya. "Berikan kami besi, timah, tembaga, dan emas. Sebagai gantinya kami akan membagikan teknologi kami pada kalian. Sehingga perkembangan teknologi kalian akan meningkat satu langkah dari sekarang."

Jenderal Alexis bukanlah orang yang bisa langsung cepat percaya begitu saja, justru ia menaruh curiga pada makhluk luar angkasa ini

"Untuk apa kau menginginkan material seperti itu? Dan apa ucapanmu ini dapat dipercaya?"

"Kami memerlukannya untuk pesawat luar angkasa, dan beberapa teknologi ciptaan kami. Persediaan stok besi, timah, tembaga, dan emas kami sudah mulai menipis. Kami membutuhkan lebih banyak itu untuk kelangsungan teknologi kami."

"Lantas setelah mendapatkan apa yang kalian inginkan, kalian akan berbalik menyerang kami dengan senjata super power yang kalian miliki itu, iya kan?" tuduh Jenderal Alexis yang tanpa di pikir-pikir terlebih dahulu.

"Percayalah pada kami. Kami kaum Arch, akan memerdekakan teknologi manusia yang sangat primitif seperti ini."

Jenderal Alexis di buat berang dengan ucapannya, ia memukul meja keras-keras.

"Apa maksudmu, primitif? Kau kira kami makhluk penggosok dua buah batu demi mendapatkan api untuk memasak?!"

"Bukannya itu yang dilakukan nenek moyang kalian dulu? Mereka melakukan itu pada zamannya, dan sekarang, kau tidak mengakui bahwa kalian para manusia, pernah tanpa busana berburu binatang buas dengan sebilah tombak batu yang diikat di kayu yang kuat? Sangat mengecewakan." ejek Raja Hermis dengan senyum jahat kecilnya, dan ia melanjutkannya. "Bagaimana, Jendral? Bersedia menerima tawaran kami?"

Gerbang AntariksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang