6. over-worried

91 16 2
                                    

[CINDY POV]

Mataku terbuka perlahan. Tercium bau obat-obatan yang khas dan suara bising yang membuatku sedikit pusing. Aku memutar bola mataku, mencari-cari petunjuk keberadaanku. Aku justru melihat Jong suk berdiri tidak jauh dari tempat tidurku dan bicara dengan seorang... suster? Aku ada dirumah sakit?. Aku mencoba duduk dengan menyandarkan punggungku ke tembok, belum sempat duduk dengan lurus, Jong suk sudah menghampiriku. "ya! Kau gila?? Kenapa kau tidak menghubungiku jika kau terjebak didalam elevator?" Jong suk berdiri sambil menyilangkan tangannya di sampingku. Aku berdeham sedikit lalu menarik rambutku yang terus menerus jatuh menghalangi pandanganku. Aku hanya bisa tersenyum. Tenggorokanku terasa sangat sakit. Belum lagi ocehan Jong suk juga membuatku pusing. Sebenarnya dia manusia atau bukan. Aku sudah ada di rumah sakit dan dia tetap saja mengomel.

Tapi aku masih penasaran siapa yang menggendongku tadi?. Aku tidak jelas melihat wajahnya. "oppa... kau yang tadi mengeluarkanku dari elevator?" tanyaku dengan suara super kecil dan tenggorokan yang seakan dihujam ribuan jarum. Perih sekali. Dia menggeleng dengan cepat. "para teknisi itu yang menggendongmu. Aku terlalu tampan untuk menggendong wanita sepertimu." Aku ingin membuang orang ini ke tempat sampah daur ulang dan membuatnya sadar bahwa dia menyebalkan. Lebih baik aku tidur beberapa saat lagi, tunggu.. jam berapa ini? Bukankah jam 2 Jong suk harus mengadakan fan meeting?. Aku mengangkat lengan kiriku dan menatap jam yang melilit disitu. Sekarang sudah jam setengah 3 siang. "tidurlah. Aku akan menjemputmu. Aku mengundur fan meeting selama satu jam lalu pertemuan dengan pihak iklan bisa dilakukan besok. Aku sudah mengatasinya. Lain kali kau harus membayar hal ini, arasso?" aku memasang wajah kebingungan. Bisa-bisanya dia berubah-ubah setiap saat? Terkadang dia menceramahiku, membentakku, menolongku dan terkadang dia ingin menerkamku. Dunia ini begitu membingungkan karena orang seperti dia. "tidurlah, dulpari." Jong suk mendorong keningku lalu pergi meninggalkan ruang ICU.

***

Sudah seminggu sejak kejadian itu, Jong suk terus saja melarangku untuk menggunakan elevator setiap kami berada di gedung-gedung bertingkat. Penyiksaanku terasa bertambah. Bayangkan saja, dia menggunakan elevator dan aku harus menggunakan tangga. Apartemen Jong suk saja berada di lantai 22!. Dan dia selalu bertanya aku naik menggunakan apa. Dia manusia yang tidak seperti manusia.

"mana apel hijauku?"

Suaranya yang menyebalkan membuatku sakit kepala dan ingin menerkamnya sekarang juga. aku baru saja tiba disini. Keringatku masih berjatuhan dan rambutku lepek. Dia sudah menanyakan dimana sarapan paginya?. Luar biasa. Tanpa mejawab apapun, aku langsung memberikan sebuah tas kertas berisi sebuah apel. Dia mengambil lalu duduk di sofa yang berada di hadapanku. Matanya terus menatapku sambil menggigit apel itu. "wae??í" aku balik menatapnya dengan tajam lalu menyilangkan kakiku dan membuka map Jadwal milik Jong suk. Ah, betapa seluruh hal ini membuatku gila dan ingin berhenti. Kalau saja bibir bebek dihadapanku ini tidak mengancamku dengan hal-hal seperti aku adalah 'penguntit'. Jong suk terkekeh melihat tingkahku lalu beranjak dari duduknya, "jam berapa aku akan take scene hari ini?" dia masih terus mengunyah, sebelah tangannya berkacak pinggang dan menatapku. Aku mendengus kesal lalu membaca jadwalnya untuk hari ini, "jam 2 siang nanti." Jawabku singkat lalu kembali berfokus menyalin jadwal Jong suk dari catatan kecilku ke dalam agenda teratur yang ada di dalam map. Aku tidak mengerti apa yang merasuki laki-laki ini hari ini, dia tiba-tiba duduk di sebelahku lalu memperhatikanku bekerja.

"kau sibuk?" dia bertanya sambil terus mengigit apel hijaunya yang tinggal sedikit. "hmm" .

"bisakah kau membuang ini?" Aku menoleh dan menatapnya tajam. Dia hanya memutar matanya lalu mendekatkan sisa apel yang sudah berbekas gigitannya ke depan wajahku. "YA!" pekikku lalu meraih apel tersebut dan beranjak menuju dapur membuang sampah itu. Aku mencuci tanganku dan kurasakan dia mendekat ke arahku. Tanpa peduli aku berjalan melewatinya dan..

SLICE OF MEMORIES. [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora