3. try hard

125 19 0
                                    


[CINDY POV]

Aku memutuskan untuk duduk di kursi sebuah taman yang tidak jauh dari apartemen Jong suk. Rasa kecewa menjalar di seluruh lapisan hatiku saat melihatnya sangat bebeda dari yang selalu kubayangkan. Apa dia memang jong suk yang selalu dikatakan baik oleh orang-orang? Selalu ramah? Sikapnya justru membuatku kesal. Ini hari pertamaku bekerja dan dia membuatku kesal.

Ponselku yang berada di dalam mantel berdering keras. Nada panggilan khusus dari Hyun woo membuatku sedikit enggan menjawab panggilan tersebut. Tapi, aku tetap menjawabnya.

"yeoboseo?"

Aku mendengar suara Lee Joon bernyanyi di seberang sana. Hyun woo pasti berada di rumah. "ya! Kau dimana? Bukankah hari ini kau ada janji denganku? wawancaranya akan dimulai jam 5 sore ini!" aku menegakkan dudukku lalu memeriksa jam tangan yang melilit di lengan kiriku. Sekarang sudah pukul 3 sore! Ah aku lupa. "mian hyun woo-ah.. aku lupa. Bisa aku ganti hari lain?" sedikit suara memohon dan dia pasti akan menyetujuinya. Hyun woo tidak pernah menolakku. "andwe.. kutunggu satu jam lagi dirumah." Lalu panggilan terputus. Kenapa hari ini orang-orang selalu memutuskan panggilan mereka?!!! Memangnya aku ini apa?

Aku menghela nafas panjang, membuang kekesalanku. Setidaknya aku harus menuruti dia. Kenapa? Karena Hyun woo sebenarnya adalah temanku sedari kecil yang selalu saja membuntutiku. Terkadang dia menurutiku, terkadang dia seperti anak bandel. Seperti hari ini, dia memaksaku untuk tetap menemaninya. Aku beranjak dari kursi lalu memutar tubuhku sambil menyelipkan tanganku ke dalam mantel. "ARGH!" suara teriakan membuatku terlonjak kaget. Telingaku mungkin akan berdarah setelah mendengar teriakan orang itu. "ya! Pabo!" tunggu suara ini..

"Jong suk-ssi? Ani.. oppa?"

Aku mendongakkan kepala mencoba meyakini apa yang kukatakan. Laki-laki dihadapanku mengenakan masker berwarna hitam dengan topi yang menutupi matanya. Seperti penguntit. "kenapa kau disini?" tanyaku lagi. Dia masih meringis kesakitan. Aku menggigit bibir bawahku merasa bersalah menginjak kakinya. "mianhae" ucapku dengan suara yang amat pelan.

Dia menatapku kali ini, matanya seakan bertambah kecil jika dia memakai masker. Rasanya aura-aura menakutkan tersalur hanya dari tatapan matanya yang tajam. Aku menatap balik Jong suk yang justru membuatku semakin malas menghadapinya. "YA! Jangan menatapku begitu!" kataku dengan kesal. Jong suk menahan dirinya untuk marah lalu meraih tanganku dan membawaku kembali ke apartemen. Aku menurut saja. Setidaknya ini hal terakhir yang bisa dia lakukan padaku.

"kenapa kau pergi lama sekali?" Tanya jong suk sesaatsetelah kami berdua masuk ke dalam apartemen. Dia melepas masker dan topinya. Lalu menyilangkan tangannya di depan dada. Aku menatapnya acuh tak acuh lalu memberikan secarik kertas bukti pembayaran laundry. "aku menyerah sampai disini. Kukira sikapmu yang terlihat di televisi itu kenyataan. Ternyata hanya sebuah tipuan dibalik kaca." Aku meraih tasku yang ada di sofa ruang tamu, saat aku beranjak dari tempatku berdiri Jong suk tertawa meremehkanku, "kau tahu.. aku bisa saja membalikkan keadaan. Aku akan berkata pada semua media bahwa kau adalah anti-fan berbahaya yang tiba-tiba masuk ke dalam apartemenku. Lalu mencuri sesuatu. Semua orang percaya padaku. Adakah yang akan percaya padamu?"

Dia mengancam. Jelas-jelas dia menekankan kata percaya di kalimatnya. Aku membalikkan tubuhku dan menelisik langsung ke dalam matanya. Mata itu menyiratkan rasa lelah yang sangat. Aku tidak mengerti kenapa. "haruskah kau mengancamku? Tidak bisakah kau meminta dengan baik-baik? Aku mengerti kau butuh seseorang yang mengurusmu.. tapi tidakkah ini keterlaluan? Kau sudah berkali-kali menyentakku sejak aku masuk ke dalam sini dan sekarang kau mengancamku?" heol. Laki-laki ini, Jong suk, benar-benar menyebalkan. Aku menyesal mengaguminya. Sangat amat menyesal. Lihat sekarang? Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

SLICE OF MEMORIES. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang