5. i can hear his voice

97 17 0
                                    

[CINDY POV]

"biarkan aku pergi jika memang aku menyusahkanmu. Aku bahkan melakukan itu karena itu adalah bagian dari pekerjaan. Jika memang aku ini beban.. biarkan aku pergi. Kau yang menahanku dan kau yang membuatku terlihat bodoh. Haruskan aku menjadi benar-benar bodoh?" aku menahan aliran mata yang akan mengalir dengan sekuat tenaga. Aku berharap kata-kataku dapat membuat pikiran laki-laki ini terbuka sedikit.

Jong suk hanya mendecakkan lidahnya lalu pintu elevator terbuka. Dia langsung memasuki hall yang ada di lantai 3. Hall yang sangat amat luas. Seseorang yang kutebak adalah Jung dae yoo gamdok-nim langsung menyambut Jong suk dan membawanya menghampiri lawan mainnya untuk dramanya nanti. Dan moodku langsung berubah. Lawan main Jong suk adalah wanita anggun yang sangat cantik. Han hyo joo. Aku menyukai wajahnya yang selalu tampak muda itu. Hari ini dia mengenakan dress selutut berwarna merah dengan aksen bunga-bunga. Sungguh cantik.

Jung dae yoo gamdok-nim dan Hyo joo-ssi­ pergi meninggalkan Jong suk. 10 menit lagi Jong suk akan naik ke atas panggung dan duduk disana melakukan konferensi pers. "itu benar-benar Han Hyo joo-ssi?" tanyaku sambil menarik ujung jas Jong suk dan terus menatap Han hyo joo. Jong suk menarik jasnya dengan kasar hingga tanganku terlepas. Lalu dia pergi meninggalkanku sendirian. "heol..bukankah seharusnya aku yang masih marah dengannya? Kenapa justru dia yang bersikap seolah tersakiti?" gumamku. Aku malas memikirkan hal itu jadi kuputuskan untuk duduk di salah satu kursi yang ada di pojokan Hall. Ponselku berdering saat sebuah pesan datang. Hyun woo. Sudah pasti Hyun woo yang akan menghubungiku di saat-saat tidak terduga.

Fr: hyun woo

Mianhae

Itu saja? Ya ampun anak ini. Bagaimanapun dia aku tidak akan pernah bisa marah kepadanya. Aku terlalu peduli dengannya hingga muak rasanya. Aku sendiri tidak ingin kehilangan teman sepertinya. Aku membalas pesan Hyun woo dengan cepat.

To: Hyun woo

Aku malas mengetik begitu banyak kata hanya untuk membalas kata-katanya. Lagipula, nanti malam kami juga akan bertemu di rumah. Mataku kembali menyapu seluruh bagian hall yang terlihat sangat sibuk. Banyak kamera sudah bersiap di depan panggung. Bahkan Jong suk dan Hyo joo sudah bersiap menaiki panggung.

Aku berdiri dan mendekat sebisaku untuk melihat Jong suk. Ini kesempatan langka untuk melihat koferensi pers seperti ini. Mereka berdua dipanggil ke atas panggung. Hyo Joo merangkul lengan Jong suk dan tersenyum menatap ke arah kamera. Di tersenyum manis bersama dengan Jong suk. Wajah itu, aku selalu mengagumi wajah Jong suk yang seperti itu. Senyumnya yang tulus dan tatapannya yang teduh. Bagaimana mungkin orang seperti dia adalah si bibir bebek yang selalu mengomel di rumah? Tidak kusangka.

Mereka berdua duduk di kursi yang disediakan. Serasi. Sangat amat serasi. Aku senang melihat pasangan drama baru ini. "Jong suk oppa!!! Fighting!!" tanpa kusadari aku berteriak sendiri. Seluruh orang yang ada di Hall memperhatikanku. Ingin rasanya menghilang saja dari sini. Jong suk berdeham, membuat seluruh perhatian orang-orang ini kembali padanya.

"saya disini sebagai pemeran utama... yang..." Suara Jong suk begitu lembut. bahkan sesekali dia melempar candaan kepada para wartawan disini. Hyo Joo-ssi juga terlihat nyaman berada di sampingnya. Mungkin kah Jong suk mempunyai dua kepribadian? Atau selama ini dia memang berniat menipu orang-orang di Negara ini? Kenapa dia begitu berbeda?. Begitu aneh. Apa dia menahan sesuatu yang ada didirinya? Atau memang wajahku ini memancing kemarahan? Bukankah wajahku ini lumayan cantik.....

Ah molla.. aku lelah memikirkan hal seperti itu. Aku kembali memusatkan perhatian ke arah Jong suk yang sedang tersenyum dan bicara dengan ramah. Rasanya ini seperti hal yang mustahil. Aku berdiri di depannya. Tepat di depannya tetapi aku tidak dapat meraihnya. Seakan-akan dia adalah langit yang berada tepat diatasku, tapi aku tidak dapat menyentuhnya ataupun berjalan sejajar dengannya. Aku hanya bisa memandangi Jong suk tanpa melakukan apa-apa. Menyedihkan. Sejak awal memang aku mengharapkan apa? Terlalu dini untuk memilah perasaan seperti ini. Aku hanya menyukainya sebagai idola. Idola yang ternyata bermulut besar.

SLICE OF MEMORIES. [END]Where stories live. Discover now