SLICE OF MEMORIES. [END]

2. arrogant boy

[CINDY POV]

"2205...... yak! Disini!" aku tersenyum lebar lalu menghela nafasku pelan. Cuaca pagi ini terasa dingin sekali. Tapi aku tetap bertekad untuk datang ke tempat aku bekerja. Aku menekan bel yang ada di depan pintu apartemen itu. Dari penilaian pertamaku, tempat ini sangat mewah, tidak, terlalu mewah. Apartemen yang berada di lantai 22 di sebuah gedung elite. Kudengar yang bisa tinggal disini hanya orang yang berpenghasilan tinggi. Sebuah suara keluar dari microfon yang terdapat dibawahnya, "mencari siapa?"terdengar suara seorang laki-laki yang membuatku sedikit mengerutkan dahi. "aku diminta Park Jin Ah untuk datang kesini." Aku menjawab sesuai permintaan Jin Ah. Sebut namanya maka aku dapat masuk ke dalam. Suara laki-laki itu memintaku untuk menunggu sebentar. Aku tersenyum senang menyadari aku akan bekerja sebentar lagi. Aku membawa segala sesuatu yang ditulis Jin Ah di secarik kertas yang dia berikan kemarin. Sebuah apel hijau, parfum dengan aroma mint dan masker berwarna hitam. Aku tidak mengerti kenapa aku harus mebawanya, yang terpenting aku membawanya.

Pintu kayu yang ada di depanku bergerak mundur, lalu seorang laki-laki muncul dari balik pintu tersebut. Aku sedikit pangling melihatnya, laki-laki ini memiliki tubuh ideal dan tinggi. Wajahnya yang baru saja terbangun dari tidur terlihat seperti anak-anak. Yang terpenting dia tampan. Tampan sekali. Rasanya aku pernah melihat laki-laki ini. "kau pengganti Jin Ah?" tanyanya sambil mencoba tersadar dari tidurnya. Aku mengangguk ragu. Apakah aku disini menggantikan Jin Ah?. Lalu laki-laki itu menyuruhku masuk ke dalam dan duduk di sofa. Tidak ada tawaran minuman atau apapun. Dia hanya kembali ke kamar dan kudengar sebuah dengkuran keras dari kamarnya. Dia kembali tidur.

Aku begitu bingung saat ini. Apa pekerjaanku yang sebenarnya??? . tanganku dengan lincah merogoh tas ranselku dan mengeluarkan ponselku. Dengan segera aku menghubungi Jin Ah.

"yeoboseo?"

Suara Jin Ah terdengar setelah suara sambungan selama beberapa detik. Dengan cepat aku langsung melemparkan ribuan pertanyaan padanya, "Jin Ah-ssi.. sebenarnya pekerjaanku ini apa?? Kenapa aku bertemu seorang laki-laki di alamat yang kau kirim dan dia justru tertidur?" Jin Ah tertawa setelah mendengar pertanyaanku.

"coba kau perhatikan seluruh apartemen itu dan cari ruang kerja."

Aku beranjak dari dudukku dan mencari ruangan yang disebutkan Jin Ah. Benar saja ada ruangan yang dinamakan ruang kerja di lantai atas. Aku bergegas masuk ke dalamnya. Dan isi ruangan ini menyilaukan mataku. Begitu banyak foto laki-laki itu disini. Bahkan banyak pajangan-pajangan yang sepertinya poster drama dan film. "tunggu... jangan katakan kalau ini adalah rumah Lee Jong suk?!!!!" aku memekik keras saat menatap nama yang terpampang di salah satu poster drama.

"kau baru sadar? Astaga kau terlalu lamban. Cari diatas meja sebuah map berjudul jadwal dan kontrak. Kau bisa mengatur isi dari map itu kan??? Seingatku hari ini Jong suk-ssi­ tidak memiliki jadwal apapun. Cobalah untuk berkenalan. Arasso??"

Lalu terdengar suara panggilan diputus. Aku hanya tercengang mendengar penjelasan Jin Ah. Apakah aku harus senang? Atau bahagia? Atau frustasi? Atau bagaimana?. Aku begitu mengagumi Lee Jong suk. Sangat. Terlebih lagi setiap aku membaca artikel selalu disebutkan bahwa dia adalah artis yang sangat baik. Aku begitu beruntung.

Dengan penuh semangat aku membawa map yang berjudul jadwal dan kontrak tersebut ke ruang tengah dan mempelajarinya dengan seksama. Memang benar yang dikatakan Jin Ah, bahwa hari ini Jong suk-ssi tidak memiliki jadwal apapun. Pantas saja dia terus tertidur. Lalu aku membuka map berisi kontrak, lembaran paling atas adalah perjanjian berakhirnya kontrak Jong suk dengan label wellmade yedang. Sejujurnya aku tidak begitu tahu tentang agensi di korea. Aku hanya menyukai pria-pria tampan yang ada di drama lalu mereka akan kupanggil oppa. Setelah itu lembaran dibawahnya terdapat sebuah kontrak perjanjian baru dengan YG entertainment. Sepertinya kertas ini baru saja diberikan karen masih sangat rapi.