5. i can hear his voice

Start from the beginning
                                    

Jong suk bangkit dari duduknya bersama Hyo Joo-ssi. Mereka berdiri di tengah panggung dan melambaikan tangan sambil saling merangkul satu sama lain. Mereka juga membentuk huruf W dengan tangan mereka. Setelah mengucapkan salam perpisahan, mereka turun dari panggung. Aku segera berlari kecil menghampiri Jong suk dan langsung berdiri dihadapannya. "ada yang kau butuhkan oppa?" tanyaku dengan ramah. Aku berusaha melupakan pertikaian tidak berarti saat kami tiba disini satu jam yang lalu. "kopi" jawabnya dengan acuh lalu pergi melewatiku untuk menghampiri Hyo Joo-ssi. "Tidak usah diperdulikan Cindy, kau harus bertahan." Gumamku pada diri sendiri untuk menyemangati.

***

Aku keluar dari hal dan langsung menuju elevator lalu menekan tombol dengan panah mengarah ke bawah. Seingatku di lobby tadi ada sebuah coffe shop. Ah, aku juga harus membeli beberapa kue untuk Jong suk, mungkin dia sedikit kelaparan. Elevator membuka pintunya, aku segera masuk dan menekan tombol angka 1. Setelah 1 menit aku tiba di lantai satu dan langsung menghambur kea rah coffe shop yang tidak jauh dari pintu keluar. Ada beberapa wartawan disitu tetapi tidak memenuhi ruangan. Mereka hanya sibuk menunggu Jong suk dan Hyo Joo turun dari lantai 3. "tolong dibungkus. Segelas kopi dan cheese cake." Aku melemparkan senyum pada pelayan itu lalu dia segera menyiapkan pesananku. Sejujurnya ini kali pertama aku memasuki gedung mewah seperti ini. Bukan karena aku tidak tahu, hanya saja aku tidak memiliki kepentingan untuk berada disini.

"Cindy~a?" suara yang tidak asing terdengar dari belakang punggungku. Aku langsung memutar tubuhku dan melihat Hyun woo berdiri dibelakangku dengan jaket dan topi hitam yang hampir menutupi wajahnya. Tipikal idol yang sedang terkenal akan memiliki fashion street yang sama. "oh! Hyun woo.. kenapa kau bisa disini?" tanyaku, aku menepuk pundak Hyun woo dan tersenyum lebar. Dia menatapku dengan tatapan penuh rasa bersalah. Aku benci melihat Hyun woo seperti ini. "ya! Jangan menatapku seperti itu! " pekikku. Hyun woo tertawa kecil lalu mengelus kepalaku. "mian mian mian.. eoh?" kebiasaan Hyun woo jika merasa bersalah adalah mengatakan maaf yang tidak hanya sekali. Tetapi berkali-kali sampai dia merasa itu cukup. Aku tertawa melihat tingkahnya dan mengangguk pelan. Dia terlalu tampan jika dilihat dari dekat begini. "kau belum menjawab pertanyaanku.." gumamku sambil memukul ujung topinya. "aku sedang mengunjungi ibuku ani.. ibuku mengunjungiku dan dia menginap di hotel ini." Jawabnya. Dia menatapku seakan memberi pertanyaan yang sama, "ah aku sedang bekerja." Aku menjawabnya dengan senyum manis. Tepat setelah itu pesananku sudah siap. Aku segera membayarnya. "kita berpisah disini. Salam untuk ibumu. Nanti malam kita pergi makan ayam? Call?" aku suka sekali jika suasana diantara kami berdua sedang sangat baik seperti ini. Sangat-sangat damai. "call! Dah~" Hyun woo memasuki elevator disebelahku yang terbuka lebih dulu. Dia melambaikan tangannya hingga elevator itu tertutup. Aku memasuki elevator yang ada dihadapanku. Setelah menekan tombol angka 3, aku menyandarkan punggungku ke sisi elevator. Ini baru jam 12 siang tetapi rasanya sudah lelah sekali.

BRUKK

Perasaan ini seperti pernah dirasakan olehku. Elevator berhenti dan sebuah suara keluar dari microphone yang ada diatas deretan tombol, "maaf atas kesalahan teknis ini. Dimohon tunggu sebentar karena kami sedang memperbaikinya." Apa? Dia bilang ada kesalahan teknis?. Dalam 10 menit ke depan oksigen di dalam sini akan menipis dan satu jam setelahnya aku akan kehabisan oksigen. Apa mereka akan mengurungku disini?. Ah... iya aku harus menghubungi Jong suk. Aku meletakkan bungkusan kue dan gelas kopi tadi dilantai lalu mengeluarkan ponsel dari tasku. Sialnya, baterai ponselku habis. Aku memang tidak mengisi daya ponselku semalam karena terlalu lelah. Ini artinya aku akan terjebak disini sampai Jong suk mengamuk.

***

45 menit berlalu tetapi belum ada tanda-tanda bahwa aku akan keluar dari elevator. Keningku mulai berkeringat dan nafasku mulai sesak. Kakiku lemas sekali sehingga aku lebih memilih untuk duduk di lantai. Apa sekarang aku harus menulis surat permintaan terakhir? Ah, ini berlebihan. Pikiranku mulai kacau karena oksigen yang mulai menipis. Tanganku mulai lemas hingga bergetar tak karuan. Aku menyandarkan kepalaku ke sisi elevator dan menatap langit-langit elevator. Semakin lama langit-langit itu semakin buram. Telingaku terngiang-ngiang perkataan Jong suk tadi.

"JANGAN MELAKUKAN HAL-HAL YANG MENYUSAHKANKU."

Kali ini aku menyusahkannya lagi. Dia pasti menunggu kopi yang kubawakan. Dia pasti mulai merasa sedikit lapar karena ini sudah masuk jam makan siang. Tidak bisakah para teknisi itu bekerja lebih cepat?. Aku tidak ingin menyusahkan Jong suk lagi.

Perlahan sinar yang putih yang menyilaukan muncul dari atas kepalaku. Pintu elevator terbuka. Tetapi hanya cukup setengah badan. Aku harus merangkak melewatinya. Sedangkan tubuhku sangat lemas. Benar-benar tidak bisa bergerak kemanapun. Samar-samar telingaku mendengar seseorang memanggilku. Dia masuk kedalam dan mengangkat tubuhku dengan mudahnya. Dia terus memanggil namaku.. hingga aku tak mendengar apapun lagi dan semuanya semakin tidak terlihat.

***


vote and komen ya!!! makasih!

love love

syfstyles

SLICE OF MEMORIES. [END]Where stories live. Discover now