Penasaran (1)

460 14 0
                                    

Jalan M.H Thamrin masih seperti biasa, sempit. Sungguh membuatku kesal. Di jam seperti ini—jam setengah tujuh pagi, lalu lalang di gang sempit ini belum terlalu ramai.

Semalam hujan deras, dan tentu saja, jalan yang kulewati pagi ini banjir. Banyaknya air yang tergenang di gang sempit ini membuat lubang di jalanan menjadi tidak terlihat. Akibatnya, mau tak mau aku harus menahan napas setiap kali roda sepeda motorku bersentuhan dengan lubang itu.

Jalanan di gang sempit ini menyedihkan. Miris. Padahal, jalanan ini terletak persis di sebelah Polres. Tetapi, tak ada tanda-tanda jalan ini akan diperbaiki.

Ah, iya....

Bukan jalanan yang akan kuceritakan untuk melengkapi pagi ini. Ini tentang seseorang yang tadi kuberi senyum saat melintas di Jalan M.H Thamrin. Tak biasanya aku tersenyum pada orang tak dikenal, tetapi ini memang di luar kebiasaanku.

Ini aneh. Sungguh.

Aku sebenarnya cukup sering melihat orang itu setiap pagi. Ia berjalan kaki—entah dari mana dan hendak ke mana—sendirian pagi ini. Setahuku, beberapa waktu yang lalu, ia berjalan bersama seseorang yang bisa kutebak adalah suaminya.

Wanita tadi, kutaksir usianya lima puluhan. Hmmm.... bisa jadi enam puluh? Entahlah, sesungguhnya aku tak begitu pandai dalam menerka apa pun.

Nah, rasa penasaranku terjadi karena aku tak menjumpai lelaki yang biasanya kulihat berjalan bersama wanita itu. Sudah tiga kali sepertinya aku melihatnya berjalan sendirian.

Melihatnya sendirian membuatku akhirnya berspekulasi, apakah suaminya meninggal ataukah... ah entahlah. Rasa penasaranku menjadi-jadi.

Kalau saja setiap pagi aku tak harus mengejar waktu untuk ke kantor dan mengikuti apel pagi, pasti sudah kuparkirkan sepeda motorku demi menyapa wanita itu.

Ah, bel sudah berbunyi. Ceritanya kusudahi sampai di sini saja. Aku berharap besok bisa bertemu wanita itu lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ritme HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang