Chapter 5 : Bukan Kegelapan yang akan Menyelimutiku

Start from the beginning
                                    

Taehyung dengan kemisteriusan dan sifat anehnya. Sungguh memesona. Walau Jungkook enggan mengakuinya. Tapi, dengan waktu yang berlalu bersama. Seperti Jungkook yang mengagumi pesona Taehyung, bukan sebaliknya. Aiiish! Jungkook benci kalah telak. Membohongi hati itu sungguh sulit. Padahal sudah banyak topeng yang Jungkook gunakan agar menyamarkan semuanya. Seperti orang yang menyebalkan. Tapi, bukankah mencintai seseorang itu akan membuatmu menyebalkan bagi orang lain? Segala perasaan yang bercampur aduk bagaikan adonan kue. Jungkook membenci rasa ini. Bagaimana dengan Taehyung apa dia kalut seperti Jungkook.

Taehyung menyandarkan kepalanya di bahu Jungkook. Ia memejamkan mata menikmati kehangatan Jungkook. Jungkook hanya bisa tersenyum lembut melihat Taehyung. Ia ikutan menyandar kepalanya di atas kepala Taehyung. Tak ada yang lebih baik. Saat bersama seseorang yang menyerap poros hidupmu. Tak ada yang lebih baik. Saat keraguanmu sirna hanya karena kau tak sendirian lagi. Tak ada yang lebih baik. Saat kau mempercayai dirimu dan dirinya. Tak ada yang lebih baik. Saat kau berhenti berlari, sebab kau menemukan tempatmu pulang. Tak ada yang lebih baik. Saat semua menjadi hangat walau salju turun bak badai. Tak ada yang lebih baik. Saat kau jujur pada perasaanmu. Tak ada yang lebih baik. Saat kau tahu apa yang harus kau genggam erat dan jangan buang itu. Tak ada yang lebih baik. Jungkook dan Taehyung tertidur dalam mobil fan mereka.

Namjoon, Seokjin, dan Daehan sampai di tempat Inspektur Jongdae. Sersan Minseok dan Hongbin sudah mencari-cari keberadaan orang tua yang kehilangan anak saat di arena ice skatting. Tapi, tak ada satu pun keluarga yang merasa kehilangan anak. Mereka sudah mencek setiap keluarga yang datang berlibur ke sini. Hanya saja Inspektur menaruh curiga kepada satu keluarga yang pergi saat kejadian Jungkook dipukuli. Pasti keluarga tersebut adalah keluarga Daehan. Sersan Hongbin sudah mencari keterangan keluarga itu, tapi tidak di temukan dimana pun. Nama yang di berikan kepada adminstrasi hotel juga nama palsu. Namjoon merasa aneh dengan semua ini. Apa yang terjadi pada keluarga Daehan. Daehan tak mau membuka mulutnya. Ia lebih merasa nyaman di dekat Taehyung dan Jungkook daripada dua Hyung ini.

"Apa benar tak ada satu info tentang Daehan, Inspektur?" Tanya Namjoon tak sabaran.

"Kau! Belum ada, aku sudah menyuruh semua anak buahku. Tapi, tak ada yang tahu. Hanya satu informasi yang di berikan Hongbin bahwa ada satu keluarga dari kamar 108 meninggalkan arena sesaat setelah Jungkook di pukuli. Begitu juga kata penjaga dan anak buahku yang lain. Mereka tak merasa aneh, karena keluarga itu memang akan pergi sesuai dengan informasi adm dari hotel. Kenapa kau ngotot sekali, huh? Biar Daehan di bawah naunganku saja" Kata Inspektur Jongdae kesal.

Daehan berlari ke arah belakang kaki Seokjin. "Daehan nggak mau sama ajusshi yang jahat ma Seungie Hyung! Dia jahat! Daehan takut..... Hyung..... pulang...... ke tempat Seungie Hyung dan Tooki Hyung" Daehan merajuk ke arah Seokjin, matanya berlinang.

Seokjin tak sanggup melihat anak menangis. Ia mengendong hangat Daehan. "Sudahlah, Namjoon biarkan Daehan ke markas kita. Kita bisa meminta bantuan dari kepolisian setelahnya. Kasihanilah dia Namjoon..." Kata Seokjin membujuk Namjoon.

"Hyung, kau tahu dia dari mana? Kita tak tahu siapa dia Hyung? Markas kita itu sangat penting! Aku tak mau ada satu pun orang jahat yang mengetahuinya. Anak itu pasti akan ingat Taehyung tinggal dimana. Kita harus menjaga Taehyung, Hyung. Kau jangan egois!" Bantak Namjoon marah pada Seokjin.

Seokjin terbakar emosi. "Kau yang egois! Apa kau tak tahu? Dia hanya anak kecil, Namjoon. Buka matamu?"

"Kau yang harus membuka matamu Hyung! Jangan mengulangi kesalahanmu! Apa kau ingin di siksa lagi? Pekalah sedikit, Hyung" Kata Namjoon meninggi tak mau kalah.

Seokjin menggigit bibir bawahnya. "Apa yang kau tahu tentangku? Hanya karena aku tak pernah membuat tindakkan? Hanya karena aku selalu diam. Kau bilang aku tak tahu! Jangan sok menjadi Tuhan, Namjoon. Aku sudah mulai berubah, mencoba berubah. Aku tahu, aku hanya membuat Taehyung terbebani. Aku malah tak berbuat apa-apa saat dia kesakitan. Tapi.... aku selalu memikirkannya. Aku tahu aku bodoh" Ucap Seokjin terputus. Ia mencoba menahan air matanya. "Aku gagal jadi seorang kakak. Tapi, kumohon. Daehan hanya anak kecil Namjoon, sampai kepolisian tahu di mana keluarganya. Kita akan mengembalikannya"

Crazy Bunny Coaster ' VKOOK ' Pt.1 ( Travel Light )Where stories live. Discover now