Bagian 5

236K 13.9K 489
                                    

Aku membuka mataku secara perlahan saat cahaya matahari terlihat begitu menyilaukan. Rasa pusing langsung menjalar di sekitar kepalaku saat mataku sudah terbuka sepenuhnya. Kepalaku terasa berat sekali. Bukan hanya itu saja, tubuhku juga rasanya luar biasa pegal. Aku berusaha untuk mengingat apa yang terjadi denganku kemarin malam sambil menahan rasa pusing ini.

"Selamat pagi, sayang."

Aku langsung membalikkan tubuhku saat mendengar suara tersebut. Mataku membelalak penuh keterkejutan dan dadaku bergemuruh hebat saat melihat Nate tidur di sampingku dengan bertelanjang dada. Dia memberikan senyum lebarnya kepadaku dengan posisi tubuhnya yang miring menghadapku, bertumpu pada sikunya.

Aku mengerjapkan mataku saat ingatanku tentang kejadian kemarin malam mulai memenuhi benakku. Alkohol. Kamar tidur. Nate menelanjangi dirinya sendiri. Dan... dan kami melakukannya. Sial.

Aku langsung bangkit dari tidurku seraya menarik selimut untuk menutupi tubuhku yang baru kusadari tidak mengenakan sehelai benang pun. Mataku langsung tertuju ke arahnya, menunjukkan kemarahan yang mulai meledak-ledak di dalam tubuhku. Nate telah meniduriku. Ah tidak, dia memperkosaku.

"Kenapa, sayang? Kenapa kau terlihat begitu terkejut? Bukannya tadi malam sangatlah luar biasa?" tanyanya dengan senyum yang belum hilang dari wajahnya seraya mengedipkan matanya kepadaku.

Aku menatapnya dengan berbagai macam emosi yang berkecamuk di dalam dadaku. Aku mengeratkan peganganku pada ujung selimut yang kini tengah menutupi tubuh polosku. "Kau benar-benar gila, Nate," desisku penuh kemarahan.

Aku ingin segera pergi dari sini, tetapi seluruh tubuhku terasa lemas luar biasa saat aku sadar kalau aku sudah kehilangan keperawananku. Demi Tuhan aku sengaja menjaganya selama tiga puluh tahun aku hidup. Itulah alasanku kenapa sering menendang selangkangan pria hidung belang yang ingin menyentuhku. Tetapi hari ini, pria yang berumur satu tahun di bawahku, pria yang berasal dari masa laluku, pria yang baru bertemu denganku sebanyak dua kali di masa sekarang, dengan seenaknya merampas harta benda yang paling berharga yang kumiliki.

"Kau harus tahu kalau tadi malam aku tidak memakai pengaman sama sekali. Dan aku berharap kalau kau sedang dalam masa suburmu. Dengan begitu, kau akan segera hamil anakku," ucapnya santai, masih dengan senyum yang bertengger di bibirnya.

Aku memejamkan mataku erat-erat. Pria ini benar-benar sudah gila. Aku menarik diriku turun dari atas ranjang dengan selimut yang masih kugunakan untuk menutupi tubuhku sesaat setelah aku kembali membuka mataku. Aku memunguti pakaianku yang berserakan di atas lantai lantas memakainya secepat mungkin.

Setelah pakaian yang kugunakan tadi malam melekat kembali di tubuhku, aku berbalik untuk menatap Nate yang masih bertahan dengan posisinya itu. "Kalau aku sampai hamil, aku bersumpah akan menggugurkan bayi itu," ucapku penuh kemarahan.

Oh sial! Apa yang baru saja kukatakan? Menggugurkan bayiku jika nantinya aku hamil? Aku pasti sudah gila. Mulutku benar-benar kurang ajar. Aku tidak mungkin melakukan hal sekeji itu. Tuhan pasti akan mengutukku setelah ini.

Aku menahan napasku saat melihat Nate yang kini sedang berjalan menghampiriku dengan garis wajahnya yang mengeras. Dia terlihat sangat marah dengan perkataanku barusan.

"Mulutmu manis sekali, Ollie, sampai membuatku ingin merobeknya," ucapnya setelah dia berada tepat di hadapanku dengan matanya yang menyala-nyala penuh amarah.

Aku memejamkan mataku saat rasa takutku mulai memenuhi diriku. Nate selalu berhasil membuatku takut hanya dengan sebuah ucapan yang keluar dari mulutnya. Aku tidak menyangka kalau kelakuanku kepadanya di masa lalu membuatku berada dalam posisi seperti ini. Semuanya seolah berbalik arah.

Aku semakin mengeratkan pejaman mataku saat Nate meraihku ke dalam pelukannya. Wajah kami hanya berjarak beberapa centi saja, dan itu membuatku semakin enggan untuk membuka mataku.

Sweet BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang