7. Terjangan Angin Badai

86 76 10
                                    

Sun Flower shop hari ini buka lebih pagi dari biasanya. Hari ini adalah hari valentine. Sun dan Yeol hari itu sibuk sekali. Sejak mereka membuka toko, pelanggan terus saja berdatangan. Sun kewalahan melayani mereka sehingga Yeol mau tidak mau harus ikut melayani para pelanggan. Toko mereka penuh sesak dengan manusia yang terus berdatangan. Kebanyakan pelanggan mereka adalah anak-anak muda yang membeli bunga untuk pasangan mereka.

Senyum Sun terus mengembang dari bibirnya. Giginya hampir kering akibat senyum lebarnya itu. Wajahnya sangat cerah sekali secerah suasana hatinya hari itu. Ia akan mengumpulkan uang sebanyak mungkin untuk melunasi semua hutang-hutangnya. Yeol melirik Sun yang sedang menghitung uang. Bulu kuduknya tiba-tiba merinding melihat raut wajah Sun yang berseri saat melihat uang. Ia pikir Sun sangat mencintai uang melebihi semua hal di dunia ini.

Merasa diperhatikan, Sun seketika menatap ke arah Yeol. Matanya melotot keluar seolah mengatakan "Jangan melihatku dan kerjakan dengan benar pekerjaanmu!"

Yeol langsung mendongakkan kepalanya ke arah Sun. Ia seperti menantang Sun, "Aku akan mengerjakannya dengan benar!" Sebenarnya hari itu mulut Sun sudah gatal ingin mengomeli Yeol karena Yeol masih saja bersikap ketus dan tidak ramah kepada pelanggan yang datang.

"Aku harus memilih bunga yang mana ya?" seorang pelanggan pria mondar mandir berkali-kali di hadapan Yeol dan membuat Yeol kesal.

"Mawar pink atau merah? Dia suka bunga apa?" pelanggan pria itu terus saja mengoceh sendiri. "Seharusnya aku bertanya pada teman-temannya."

"Hei!!! Kalau kau niat membeli, cepatlah ambil salah satu bunga dan cepat pergi dari sini!" Yeol memasukkan tangannya ke kantong celananya dan berjalan ke arah pria tersebut. "Kepalaku pusing melihatmu mondar mandir dari tadi."

Pria itu tersinggung dengan perkataan Yeol. Seumur-umur dia tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh pemilik toko ini. Sun yang melihat kelakuan Yeol langsung tanggap dan menghampiri pria itu.

"Maaf! Maaf!" Sun membungkukkan badannya ke arah pria itu. "Mulutnya memang terkadang tidak bisa diajari berbicara yang benar," Sun tersenyum paksa sambil menginjak kaki Yeol dengan sengaja. Ia menggerus kaki Yeol sehingga Yeol memekik kesakitan.

"Aish, sakit!" Yeol berbisik pelan ke telinga Sun . Sun pun mengangkat kaki kirinya yang menginjak kaki Yeol.

Pria itu menjadi tidak enak dan tersenyum sambil melirik ke arah Yeol.

"Gadismu itu tipe gadis yang terlihat manis atau cantik?" tanya Sun kepada pria itu.

"Aaaa..." pria itu berpikir keras sambil membayangkan gadis pujaannya. "Ia lebih terlihat manis dibanding cantik," pria itu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Aaa!" Sun berjalan ke arah bunga mawar pink dan mengambil setangkai mawar pink. Ia memberikannya ke arah pria itu. "Mawar pink lebih cocok dengan gadis yang manis. Gadismu pasti sangat feminim."

***

Pria itu tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Tanda ia menyetujui perkataan Sun. Sun pun membungkus dengan cantik mawar pink itu dengan pita warna peach yang terlihat manis. Ia memberikannya kepada pria itu.

"Mawar pink untuk gadis feminism yang manis. Happy valentine day!"

"Terima kasih," lelaki itu tampak puas dengan pelayanan Sun. Ia meninggalkan Sun Flower Shop dengan wajah berseri untuk bertemu gadis pujaannya.

Sun menatap lelaki tersebut dengan tatapan puas. Melihat pelanggannya tersenyum membuat dirinya ikut tersenyum. Kebahagiaan pelanggannya adalah kebahagiaan ia juga. Seorang pemilik toko bunga memang harus mengetahui jenis bunga apa saja yang cocok untuk para pelanggannya.

A Thousand Tears in Daeguजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें