Tigapuluh

6.4K 480 104
                                    

30. Pergi

~Colbie Caillat – I Never Told You~

(Revisi)
~~~
Semua hanya seperti mimpi, tapi nyata. Hingga liburan semester ini rasanya sepi, Caca hanya berdiam diri di rumahnya. Dulu saat liburan semester, ada saja hal yang dia lakukan bersama Senja. Tapi sekarang, dia tak tau apa yang dilakukan Senja. Dia terlalu takut, takut jika suatu saat nanti dia mendengar kabar Senja punya pacar. Sungguh Caca tak sanggup jika harus mendengar itu, baginya hubungannya dan Senja hanya LDR seperti apa yang dikatakan Senja.

Kelas 12 nanti, pasti dia tak akan sekelas lagi dengan Senja. Saat penerimaan raport kemarin, nilai Senja sangat bagus. Dan Caca yakin paling tidak Senja akan masuk 12-2 atau malah 12-1 sedangkan dia mungkin akan bertahan di kelas 12-3 atau lebih buruk lagi.

Tentang Dipa, Caca tak mau tau. Cowok itu berkali-kali meminta maaf, tapi apa gunanya sekarang? Bahkan dia tetap tak bisa seperti dulu lagi dengan Senja. Setiap hari Caca hanya akan berpikir tentang Senja, melamun menjadi hobbynya akhir-akhir ini. Terkadang dia akan menelpon Vita untuk curhat tapi itu pun tak bisa lama-lama karena Vita sering ada urusan.

Caca mengotak-atik ponselnya, mencoba mencari hal yang menarik. Tapi lagi-lagi dia hanya akan membuka foto kenangannya dan Senja, melihat senyum Senja dulu yang sangat dia rindukan. Well itu menggelikan, dia tak pernah bilang pada Senja hanya saja tak bisa dipungkiri rasa senyap itu memenuhi rongga hati dan pikirannya.

Ting

Sebuah Line masuk membuat Caca melebarkan bola matanya,

Senja : Hai Ca

Dengan cepat Caca mengetikan balasan pada Senja.

Caca : Hai juga Nja.

Senja : Kangen Ca, lo kangen gue gak?

Caca : Kita udah putus Nja :(

Lama tak ada balasan dari Senja hingga beberapa menit barulah sebuah balasan yang sangat panjang dari Senja membuat degup jantung Caca tak terkendali.

Senja : Jgn menyalah artikan apa yang gue bilang Ca, kita masih kelas 12, masih delapan belas tahun, masih banyak waktu buat mikir masa depan KITA. Jgn sedih dgn keputusan yg gue ambil Ca, gue gasuka.

Caca : Jadi masih ada KITA?

Senja : iya sayang :*

Caca : jgn gitu, ntar gue baper

Senja : emang niat bikin lo baper Ca.

Caca : ih Senja *tabok Senja

Caca senyum-senyum sendiri sambil menunggu balasan dari Senja. Tapi lama tak kunjung ada balasan, hingga pada akhirnya Caca mendengar bel rumahnya berbunyi. Cepat-cepat dia membukakan pintu dan terpampanglah wajah cowoknya, ehh bukan. Udah mantan sih.

"Kenapa cemberut?" tanya Senja pada Caca. Caca tambah memanyunkan bibirnya, memikirkan dia dan Senja sudah tidak berstatus pacaran saja sudah membuatnya badmood.

"Kapan lo nembak gue lagi?" tanya Caca tanpa tedeng aling-aling. Senja membelalakan mata, dan beberapa detik selanjutnya dia terbahak sampai membungkuk memegangi perutnya.

Entah karena apa tapi Senja jadi tak bisa berhenti tertawa, Caca masih mempertahankan wajah datarnya walau dia benar-benar sudah ingin ngakak bersama Senja.

"Senja ih, jangan ketawa lagi atau gue gigit!" ancam Caca. Bukannya berhenti tertawa, Senja malah makin terbahak.

"Ah gue kesel sama Senja, pulang sana!" usir Caca sambil mencoba menutup kembali pintu rumahnya.

30 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang