Tujuh

6.6K 504 31
                                    

7. Dating?

~Maroon 5 - Beautiful Goodbye~


(Revisi)

~~~
Caca menggerai rambutnya, dan menyisirnya. Setelah menyisir rambut panjangnya, seperti biasa Caca mengepang satu rambutnya. Kepangan jatuh di pundak kanannya menjuntai sampai dada membuat Caca tanpak lebih cantik dan imut. Setelah itu Caca mengambil lipice dan memoleskannya di bibir pink mungilnya. Setelah merasa sempurna dengan penampilannya Caca keluar dari kamarnya dan berjalan ke lantai bawah.


Senja yang sudah menunggu di bawah menolehkan kepalanya saat mendengar langkah kaki mendekat, terlihat Caca dengan jeans panjang yang membalut kaki jenjangnya, dipadukan dengan t-shirt panjang warna merah bertuliskan never give up. Dan sepatu Nike airmax warna biru membuatnya lebih tinggi beberapa centi.

"Neng bawa jaket, takut nanti pulangnya kemalaman," Caca mengangguk dan kembali ke kamarnya untuk mengambil jaketnya.

Setelah itu Caca kembali turun ke lantai bawah dan mendapati Senja yang sudah asik dengan ponsel di tangannya.

Sore ini Senja menggunakan black jeans kesukaannya dipadukan dengan hem kotak-kotak. Rambutnya yang memang susah diatur dia biarkan acak-acakan. Caca tersenyum melihat betapa tampannya Senja.

"Nja..." panggil Caca.

"Hm?"

"Buruan Senja!" teriak Caca sambil menarik rambut Senja. Duh Caca ini hobby banget narik-narik rambut, kalo botak kan dia juga yang malu pacarnya botak. Tapi Senja sepertinya sudah sangat terbiasa dengan tarikan di rambutnya. Baginya saat marah Caca berkalilipat lebih menggemaskan. Aneh?

"Iya aduh, belom juga nikah udah dijambakin aja. Buasnya disimpen buat nanti di ranjang aja Neng!" Caca mendelik dan kembali menarik rambut Senja.

"Senja ih, kok terkontaminasi sama mesumnya Aden sih!"

Senja terkekeh dan melepaskan tangan Caca dari rambutnya perlahan. Setelah itu dia menarik Caca keluar dari rumah sebelum rambutnya jadi sasaran kebuasan seorang Caca lagi.

---
"Ca mau permen kapas nggak?" tanya Senja.

Caca menggeleng dan lebih asik melihat anak-anak yang mencoba menangkap ikan mainan di dalam sebuah ember. Caca tersenyum sendiri saat melihat seorang anak kecil berhasil menangkap sebuah ikan plastik yang cukup besar. Anak itu langsung mengangkat ikan itu tinggi-tinggi dan memamerkannya pada teman-temannya.

"Lo mau main itu neng?" tanya Senja pada Caca.

"Ish mana boleh gue kan udah gede."

"Bolehlah, yuk!" Senja sudah menarik tangan Caca untuk mendekati kumpulan anak-anak kecil yang masih sibuk memancing ikan dalam ember, tapi Caca memakukan dirinya hingga Senja tidak bisa menariknya.

"Naik bianglala aja yuk Nja!"

Tubuh Senja langsung menegang, ingatan pertama yang muncul di otaknya adalah saat dulu dia dan Caca naik bianglala untuk pertama kalinya. Rasa mual dan pusing sudah terbayang di otak Senja.

"Nja..." panggil Caca karena Senja melamun.

"Ehh tapi gue takut mual Ca," Caca terbahak hingga membungkuk sambil memegang perutnya. Senja langsung manyun melihat tawa Caca. Setelah cukup lama dalam keadaan membungkuk sambil memegangi perutnya, hingga keluar air mata disudut matanya, Caca menegakkan tubuhnya dan menatap Senja.

"Nggak akan, gue jamin!" kata Caca sambil mengatur nafasnya yang memburu akibat tertawa.

Akhirnya Senja mengalah dan mengukuti Caca yang sudah berjalan terlebih dahulu. Caca langsung mengulurkan uang dan setelah itu dengan gesit dia menarik Senja masuk ke dalam.

Dalam hati sebenarnya Caca tidak tega juga melihat muka Senja yang sudah pucat pasi. Tapi dia tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan berharga, bisa naik bianglala berdua dengan pacar. Ya kan?

Baru satu putaran Senja sudah gelisah di tempat duduknya. Caca yang duduk di depan Senja menyipitkan matanya saat melihat Senja sudah mulai keringat dingin.
"Nja..." Senja sibuk menahan dirinya sendiri agar tidak mual.

Tubuhnya berubah menjadi kaku saat tiba-tiba Caca menangkupkan kedua tangannya ke pipi Senja. "Liatin gue aja, jangan liat bawah!" Senja mengangguk dalam tangkupan tangan lembut Caca.

Caca tersenyum, dia dan Senja bertahan dalam posisi itu sampai bianglala berhenti. Senja kembali merasa mual, saat Senja ingin melihat ke bawah Caca kembali menangkupkan tanganya ke wajah Senja.

"Kenapa sih pake berhenti segala!" gerutu Senja.

Caca tersenyum. "Paling ada yang turun, lagian enak kan kita bisa disini lama berduaan."

Senja mendengus, "iya berduaan kalo tempatnya strategis mending. Nah ini tempatnya nggak ngenakin banget," batin senja.

"Nja..." panggil Caca. Matanya berbinar dengan bibir melengkung membentuk senyum manis.

Senja tak berkedip melihat senyum Caca, demi apapun Senja tidak bisa mengabaikan wajah Caca di depannya. Tapi saat Senja mendekatkan wajahnya, Caca mundur. Senyum Caca makin lebar dan dengan isengnya dia menarik hidung Senja. "Pasti mau nyium gue ya?" tebak Caca dengan nada menggoda.

"Iya, tapi lo mundur kenapa? Nggak romantis banget sih!"

Caca tersenyum dan kembali mendekatkan wajanya. "Kita belum halal!"

"Yaudah yuk di halalin!" Caca meniup mata Senja hingga terpejam melampiaskan rasa kesalnya. Tapi mata itu kembali terbuka dan melihat apa yang dilakukan Caca selanjutnya, Caca masih setia melihat bibir Senja.

"Sabar Nja, lima tahun lagi deh. Janji saat itu gue mau dihalalin." Lihat Caca bahkan sudah seyakin itu.

Senja menatap mata Caca yang masih mengarah pada bibirnya. Dalam hati Senja ingin sekali mencium Caca, tapi benar apa kata Caca. Belum halal, kata-kata itu benar-benar membuatnya langsung sadar.

"Kalo setelah tiga puluh hari ternyata perasaan kita udah berubah gimana Ca? Kalo ada orang lain entah itu cowok atau cewek dan pada akhirnya kita nyaman sama mereka gimana Ca?"

Caca mundur dan menatap Senja tepat di matanya. "Karena gue belum tau, jadi gue nggak bisa jawab. Tapi percaya aja deh, kalo kita jodoh mah nggak kemana. Mau lo pergi jauh pun pada akhirnya kita bakal dipertemukan lagi. Jadi nggak usah khawatir, hehe omongan gue sok banget ya Nja?!" tanya Caca dengan terkekeh.

Senja tersenyum, tangannya mengacak rambut Caca hingga berantakan.

Malam ini tak ada hujan, yang ada hanya langit gelap yang menemani malam mereka. Di bawah langit, mereka sama-sama tertawa. Tak tau apa yang akan menyambut mereka esok hari, perpisahan mungkin?

~~~

"They do not love that do not show their love. The course of true love never did run smooth. Love is a familiar. Love is a devil. There is no evil angel but love" ~William Shakespeare~

Feedback?  Ask!

To be continue.

Lovin. 👣

30 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang