Bagian 13: Suara Angin dan Geraman

26.4K 1.9K 163
                                    

Tadi malam aku tidak bermimpi. Aku tidak percaya jika aku tidur tanpa mimpi dalam kepalaku. Kenyataannya aku telah mengalaminya setelah bermimpi tentang seorang pria yang menggigit leherku dengan adegan yang mengerikan. Tapi tadi pagi, sebelum aku benar-benar terbangun dari tidurku. Aku sempat mendengar suara Drew. Suaranya terdengar menggeram di telingaku. Aku tidak yakin, tapi aku mendengar dia mengatakan sesuatu. Dan hebatnya aku tidak mengingat apa-apa. Aku terbangun di kamar sendirian.

Sekarang aku berada di kampus dan menjalankan aktivitasku yang monoton. Tidak ada yang lebih menyebalkan dari hari ini. Semuanya terasa buruk setelah tadi malam. Aku tau, seharusnya aku bersikap biasa saja saat pesta itu. Geon Blake. Entah kenapa pria itu seakan menyalakan alarm 'pria-nakal' dalam diriku. Sebuah peringatan bahwa aku harus menjauhinya. Tapi sebagian diriku meminta untuk mengenalnya. Tidak, aku tidak salah. Aku yakin kepalaku tidak membentur sesuatu. Pria itu, dia membuatku penasaran.

Tapi aku akan memilih pilihan yang paling aman. Jauhi Geon Blake dan cobalah fokus selama Dad belum pulang. Uruslah rumah dan kuliah dengan baik. Ini terdengar sangat mulia dan tepat. Aku harus mulai memperingati diriku.

Tadi siang, Steve dan Emma mengatakan padaku bahwa nanti malam akan terjadi badai--berdasarkan acara perkiraan cuaca hari ini di televisi. Kurasa itu berita yang tidak mengagetkan, karena kota ini sangat sering terjadi badai. Tak ada yang spesial. Tapi mengingat Dad tidak ada dan rumah akan terasa dingin juga sepi, aku dan Emma berencana akan menginap di rumah Seirra. Dan aku akan menyiapkan pakaian tidurku sepulang kuliah.

"Okay. It's good idea. Kita akan menginap di rumahku," cetus Seirra waktu itu. Tampak berbinar sedangkan Steve murung di tempat. Tentu saja dia tidak bisa ikut menginap, Seirra tidak akan mengizinkannya. Terlebih lagi, Steve laki-laki. Ibu Seirra akan murka. "Oh ya, Emma. Jangan lupa bawa vcd horor. Kita akan menontonnya bersama," imbuhnya bersemangat.

"Baiklah," kata Emma.

Kurasa itu ide yang buruk. Mengingat perkiraan cuaca bahwa nanti malam akan terjadi badai dan kita akan meringkuk ketakutan menonton film horor. Itu sangat mengerikan, pikirku. Tapi aku hanya diam. Entah kenapa aku tidak bersemangat dan merasa amat lelah. Mungkin karena aku pulang larut malam.

Dan itu benar.

Mengambil napas dan menghembuskannya perlahan, setelah mengikat percakapanku dengan ketiga sahabatku tadi siang sebelum kelas linguistik dimulai. Aku mengikat rambut cokelatku dengan malas. Sore ini aku merasa lelah--benar-benar lelah daripada tadi. Aku sempat tertidur di pelajaran Mr. Wyatt. Dan sekarang aku ditugaskan untuk merangkum beberapa buku linguistik di perpustakaan.

Baguslah, Vee. Kau mendapat pekerjaan baru. Runtukku membatin. Tentu saja. Merangkum buku tentu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Aku akan pulang malam. Jadi, aku bilang pada Seirra dan Emma bahwa aku akan menyusul. Karena jelas kami tidak bisa pulang bersama dan langsung ke rumah Seirra.

Aku berjalan di lorong-lorong perpustakaan dan rak-rak buku yang tinggi. Bau buku-buku lama menyelimuti di setiap langkah kakiku. Ini sangat menyebalkan. Butuh niat besar bagiku untuk mencari buku sejarah yang tidak terlalu tebal dan membacanya lalu mulai meringkas.

Langkah kakiku terhenti di ujung lorong. Tak sengaja aku melihat buku bersampul biru yang tebal, Mythology judul dalam sampul itu. Buku ini cukup berat dan terlihat tua, sepertinya terbitan lama. Aku membuka halaman pertama dan membaca daftar bacaan. Cukup lengkap. Buku ini banyak menceritakan tentang mitologi dewa yunani, naga, penyihir, demon, vampire dan ... werewolf.

"Werewolves. Sumber nafsu binatang dalam manusia. Sang monster setengah manusia dan setengah serigala. Tidak terkendali saat bulan purnama--em, apa Drew seperti ini? Kurasa tidak, selama ini dia pria yang baik dan terkendali. Juga serigalanya, Rhys. Meski aku pernah melihatnya membunuh seorang vampir," gumanku merasa heran saat membaca beberapa kalimat. Mataku bergerak membaca lagi. "Memiliki ikatan kuat dengan mate-nya. Sangat overprotektif." Aku tersenyum membaca kalimat itu. Pikiranku teralih pada Drew. Teringat akan kata-katanya bahwa aku mate-nya, dia terdengar sangat tulus. Tapi, overprotektif? Itu cukup menakutkan.

I See You (Werewolf)Where stories live. Discover now