Bagian 6: Ini Terlalu Sulit Untuk Dimengerti

35.7K 2.9K 132
                                    


Perlahan aku merasakan keseluruhan tubuhku. Masih terasa sakit dan tenggorokanku nyeri seakan aku telah menelan batu kerikil. Pun sampai ketika dengan perlahan aku memulihkan kesadaranku--entah berapa lama aku tidak sadarkan diri--tubuhku seperti akan remuk.

Setelah membuka mata, aku terperanjat saat mendapati diriku terbaring di ranjang di sebuah ruangan. Padahal aku mengira mungkin aku sedang sekarat di hutan atau bahkan sudah mati. Ternyata tidak. Tapi aku ada di mana? Jelas ini bukan kamarku. Kamar ini terlalu luas dan mewah--terlihat dari langit-langitnya yang berukiran dan bercat warna emas.

Aku mencoba menggerakkan tubuhku yang terasa pengal. Namun belum sempat aku melakukannya, aku merasa ada yang menahan pinggangku. Refleks aku menoleh ke samping dan mendapati Drew tidur di sampingku. Rasa panik langsung menggerayangi sampai ke tulang belakang dan aku ingin berteriak.

"Tenanglah," suaranya membatalkan niatku untuk berteriak, mungkin dia terbangun karena pergerakanku. Drew melepas pelukan dan bangkit dari tidurnya. Dia duduk menyandar di kepala ranjang lantas memberiku tatapan yang tidak kumengerti.

Tiba-tiba memori sebelum aku pingsan menyentakkanku. Tentang serigala-serigala yang memusnahkan pria misterius di hutan dan tentang Drew. Serigala itu berubah menjadi Drew. Itu yang aku ingat. Perlahan aku memalingkan wajahku menatap langit-langit kamar dan berusaha untuk sadar. Mungkin aku berhalusinasi. Tapi tidak. Semuanya terasa begitu nyata. Merasa frustrasi, aku mencoba menggerakkan tubuhku dan ikut menyandar. "D-Drew," panggilku mulai terisak. Bagaimana pun, aku masih merasa shock.

"Tenanglah Vee," ucapnya memegang pundakku dan membuatku merinding. Aku ingin berlari tapi kondisi tubuhku yang masih lemah tidak mendukungku. Aku merasa takut padanya. "Kumohon tenanglah, aku tidak akan menyakitimu."

Aku ingin mengatakan apa yang kulihat pada Drew, tapi ini tentang dirinya. Bagaimana jika dia marah padaku? Bagaimana jika aku salah dan menyakiti perasaannya. Namun ketika aku menatap mata Drew dan dia membalas tatapanku, dia memberiku secercah ketenangan lewat mata tajamnya. Entah kenapa aku berani mencoba untuk percaya padanya. Barang kali aku hanya terlalu panik waktu itu dan aku hanya salah melihat.

"D-Drew, a-aku melihat serigala ... aku melihat serigala berubah menjadi ... manusia. Da-dan dia ... kau." Kurasakan punggungku bergetar, aku ketakutan dan mataku bengkak karena menangis. Ini sangat tolol, tentang apa yang barus saja aku katakan padanya.

Kulirik Drew, dia menatapku dengan tenang seakan dia sudah memprediksi reaksiku. Tapi sikap tenangnya ini malah membuatku semakin khawatir.

"Kau melihatnya, ya?"

"Huh?!"

"Kau sudah melihatnya," simpulnya. "dan yang kau lihat adalah kenyataan."

"Jangan bercan--"

"Aku lah serigala itu."

Pipiku seolah di tampar kenyataan. Mataku membulat, aku lupa bernapas saat mendengar ucapannya. Ini tidak mungkin, dia pasti sudah gila. Namun saat aku menatap mata Drew yang tiba-tiba berubah menjadi mata emas serigala, aku melihat kejujuran di sana. Hal aneh yang sulit aku percaya. Entah kenapa aku tidak merasa ketakutan. Aku seperti sudah mengenal mata itu.

Tidak!

Apa yang aku pikirkan?! Ini tetap saja mengerikan. Apa yang harus aku lakukan menyadari pria di depanku ini adalah serigala? Ini berita buruk. Mungkin setelah ini aku akan mendengar tentang vampir, naga, penyihir dan semacamnya.

"Tidak, ini kenyataannya," ucap Drew seakan membaca pikiranku. Aku tersentak karena itu.

"Tapi ... makhluk apa kau sebenarnya?" Aku bertanya, merasa untuk saat ini dia tidak akan menyakitiku. Namun aku tetap waspada.

I See You (Werewolf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang