Come and Go

2.4K 89 18
                                    

Tiga bulan kemudian.
"Phicyapakh! Astagaaaaa.. Kamu mau nikah ga sih?" teriak Mamah di samping kasur Batz
"Iya, mau. Lima menit lagi" ucap Batz masih mengantuk
"Mau jam berapa lagi? Kamu tidur jam berapa semalam?"
"Jam 3, Mah"
"Ngapain ajaaa?"
"Maen game" ucap Batz malas
"Astagaaaaa.. Ini sudah pukul 7.30, Batz"
"Hmm... WHAAATTT???"
Batz melihat hp nya. Ia sangat terkejut.
"Kok Mamah diem ajasih? Ga bangunin aku?"
"Dari jam 6 juga Mamah udah bangunin kamu. Udahlah, digantiin kakakmu saja ya"
"Mah..." ucap Batz datar
"Hahahahahaha yasudah.. Lekas. Penata rias udah dibawah. Papah udah siap"
"Oke, nyonya bos!"
Mamah hanya tersenyum.

Di altar.
"Batz mana, Pap?" tanya Nae
Pap menggelengkan kepalanya
"Pasti kesiangan lagi. Ngebon mulu sih" batin Nae yang sudah paham Batz
Tak lama Batz dan keluarga datang. Semua tersenyum bahagia kecuali Nae.
"Hai, sayang. Kok kamu cemberut" tanya Batz
"Kesiangan lagi?"
Batz mengangguk
"Ngebon lagi?"
Batz kembali mengangguk lemah. Nae memijat pelipisnya.
"Yasudahlah.. Yang penting sekarang kamu sudah disini"
"Makasi , sayang"
Hendak mencium namun di tahan Pastur.
"Sabar.. Janji dulu" ucap Pastur.
Semua tertawa. Nae dan keluarga menggelengkan kepala sedangkan Batz tertawa malu.

Usai mengucap janji dan mereka sah, lanjut ke acara resepsi. Acara berlangsung meriah hingga malam.
Keluarga dan sahabat bermalam di rumah Papah Nae.
Sementara BatzNae di rumah sebelah.
"Akhirnyaaaa... Lelahnyaaaa" ucap kakak Batz
"Hahahaha yasudah. Mari kita istirahat. Selamat malam semua" ucap Papah Nae
"Malaaaaammm" ucap semua kompak.

Di kamar BatzNae.
Nae sudah masuk kamar mandi, sementara Batz masih asik bermain game di sofa.
Nae keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk tipis.
"Astagaaaa.. Malah maen" batin Nae pasrah melihat Batz
"B... Kamu gamau mandi?" Tanya Nae
"Iya. Kamu duluan"
"Aku udah"
"Oke"
Saat Batz menoleh.
"God! Aku 'lapar', Nae" ucap Batz melihat tubuh Nae
"B.. Berhenti menatapku seperti itu"
"Aku 'lapar', sayang"
"Tidak! Sebelum kamu mandi"
"Baiklah"

5 menit kemudian.
Batz memeluk Nae dari belakang di depan meja rias.
"Cepet amat, sayang?"
"Kalo sama kamu baru lama"
"Mesum"
Batz tersenyum dan mulai menciumi pundak Nae.
"Lakukan apapun yang kamu suka, b" ucap Nae mendesah
Batz tersenyum nakal. Nae mengangguk.

Batz menyibakkan rambut Nae ke belakang. Batz mencium leher Nae. Menjilatnya bahkan menghisapnya. Nae meremas rambut Batz dari samping. Perlahan, tangan Batz mulai menyentuh dada Nae yang masih tertutup handuk. Nae makin mendesah.
"Emh.. B.." Ucap Nae
Batz mencium bibir Nae lalu membuka handuk Nae kemudian melepaskan ciumannya. Tangannya sudah berada di dada Nae.
"Lihat di kaca, sayang. Kamu sangat menggoda" ucap Batz sambil menciumi leher dan telinga Nae
Nae melihat kaca dan mukanya memerah.
"Mukamu yang memerah sangat menawan, sayang" ucap Batz yang kali ini sudah meremas dada Nae
"Ah.. B..."
Batz mengajak Nae berdiri. Tangan Batz masih di dada Nae dan ciumannya di leher Nae. Nae terus menekan kepala Batz di lehernya.
"Emh.. Ya... B.."
Perlahan, Batz menidurkan Nae di kasur dengan sambil menciumi leher Nae. Tangan Batz dijadikan tumpuan.
Lalu Batz menatap dalam mata Nae. Nae tersenyum.
"Aku sangat mencintaimu, sayang" ucap Batz
"Aku lebih mencintaimu" ucap Nae
"Batz..." Ucap Iyem datang
"Astagaaaaa 😨😨😨" Batz langsung menutup tubuh mereka dengan selimut.
"Kenapa, sayang?" Tanya Nae
"Ada Iyem 😒😒😒"
Iyem menampakkan dirinya.
"Maafkan aku BatzNae. Tapi aku mau pamitan. Ada urusan sama si Alul. Bikin rusuh ni anak di dunia arwah. Macarin anak bos besar. Kena migrasi deh. Tapi tenang aja. Gw masi bisa kesini kapanpun lo panggil gw. Migrasinya ke desa sih. Jadi susah dapet cowo kota. Hehehe"
"Loh kok gitu sih? Ya.. Gw pasti kangen banget. Aish Alul ini sok ganteng. Mauan juga tuh anak bos" ucap Batz
"Kan Alul emang ganteng, Kabat. Jangan salahin Alul dong" jawab Alul muncul
"Pede gilaaaaa!" Ucap Batz
"Kan sekarang lo punya Nae. Ga akan kesepian amat. Lo bisa manggil gw kapanpun kok. Gw pasti dateng" ucap Iyem
Batz mengangguk.
"Kami pasti merindukan kalian" ucap Nae.
Semua mengangguk
"Kok kalian tidurnya begitu?" Tanya Alul
Posisi Batz masih di atas Nae dengan tangan Batz jadi tumpuan namun tubuh mereka tertutup selimut. BatzNae bingung menjawabnya.
"Udah yuk, Lul. Ntar telat, makin jauh kita dipindahin" ucap Iyem
"Oh iya. Yodah yu Kayem. Dadah Kabat, Kanae. Cepet punya anak yaa. Jadi saat hukuman Alul selesai dan balik kesini, Alul punya temen. Hahaha"
"Aamiin tapi gw ga rela anak gw temenan sama lo" ucap Batz ketus
Semua tertawa.
"Yaudah, Batz, Nae.. Maaf ya ganggu. Inget! Panggil gw kapanpun kalian kangen dan butuh" ucap Iyem tulus
"Siap!" Ucap Batz diikuti anggukan Nae
"Dah Kabat.. Kanae.." Ucap Alul
BatzNae dadah sambil tersenyum. IyemAlul menghilang.
Batz mengeluarkan airmata.
"Sayang..." Ucap Nae mengusap pipi Batz yang basah
"Aku pasti akan merindukan mereka. Mereka sangat setia dan teman terbaikku" ucap Batz yang saat ini menaruh wajahnya di dada Nae
Nae mengelus rambut Batz.
"Kan tadi Iyem bilang, kalo kita bisa manggil dia kapanpun. Sudah ya.. Jangan sedih lagi"
Batz mengangguk.
"Makasi, sayang. Aku hanya belum terbiasa. Jadi gimana? Lanjut?"
Tanya Batz
Nae mengangguk.

Black WhiteWhere stories live. Discover now