Naenae Suthatta

4.2K 103 6
                                    

Pagi ini, matahari menyinari... Semua perasaan cinta.. Tapi mengapa.. Hanya aku yang dimarahi...
Oke, sorry. Kebanyakan denger lagu.

Pagi ini, matahari menyinari dua anak manusia yang baru saja menetapkan status mereka.
Mereka sedang berpelukan menikmati hangatnya tubuh sang kekasih.

Batz mencium rambut Nae. Nae menggeliat.
"Morning, sayang"
"Morning, by"
"By?"
"Baby"
"Hahahaha kamu tuh yang kaya baby"
"Cuma sama kamu"
Nae mengangguk
"Kamu mandilah dulu. Aku akan buat sarapan"
"Five minutes"
"Ya. Aku kedapur ya"
"Iya, nyonya"

Lima menit kemudian, Batz bangun dan mandi. Sementara Nae memasak nasi goreng untuk sarapan mereka. Usai Batz mandi, Nae mandi.
Lalu mereka sarapan bersama.

Hari ini, mereka hanya ingin menikmati tenangnya puncak. Di belakang villa. Menghadap gunung dan perkebunan teh. Mereka dalam posisi favorit.

"B..." Ucap Nae
"Ya..." Jawab Batz
"Maafkan aku baru berani mengakuimu"
"Nevermind"
"Sebenarnya aku takut"
"Tentang?"
"Memulai hubungan"
"Ada apa?"
Nae memiringkan badannya. Ia memeluk Batz dan menenggelamkan wajahnya diantara leher dan dada Batz. Baju Batz basah. Ya, Nae menangis. Batz mengelus punggung Nae.

"Aku mempunyai kakak. Umur kami berbeda empat tahun. Saat itu umurku 16 tahun. Kakakku sangat cantik. Siapapun yang melihatnya akan terpesona. Ia juga murid berprestasi. Banyak yang mengaguminya. Cantik, pintar, baik hati, ramah. Dan aku adalah kesayangannya. Saat itu, dia mempunyai pacar. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun. Hubungan mereka terbilang harmonis. Tak ada masalah berarti. Kakakku juga terlihat sangat bahagia. Saat itu, ia sedang mendalami biola. Dia mengikuti les biola. Dan...." Ucapan Nae menggantung. Ia kembali menangis. Batz mengusap lembut punggung Nae. Ia juga mencium pucuk kepala Nae.

Setelah agak tenang, Nae melanjutkan ceritanya.
"Dan kejadian itu terjadi. Di malam Rabu itu. Seperti biasa, kakakku mengikuti les biola. Ia pulang pukul 7 pm, seperti biasa. Dan melewati jalan biasa. Namun ia tidak sadar, kejahatan menantinya. Ia dihadang oleh 3 orang. Awalnya hanya meminta uang. Kakakku memberikan. Namun melihat keadaan sepi, mereka menarik kakakku ke gang samping. Mereka memperkosa kakakku secara brutal. Kakakku tewas ditempat. Sampai pukul 9 pm, keluargaku cemas karna kakakku tak kunjung pulang. Hp nya tidak aktif. Mungkin sudah diambil mereka. Pukul 10 pm, polisi datang kerumahku. Ia memberitahu kabar tentang kakakku. Kami semua kaget bukan kepalang. Mamahku langsung pingsan. Kakiku lemas dan terus menangis. Setelah mengangkat Mamah ke kursi, aku diminta menemani Mamah dan Papah mengikuti polisi mencari kebenaran. Ternyata, sekitar pukul 9.45 pm, petugas keamanan setempat melihat sepatu kakakku dari kejauhan. Setelah didekati, ia menemukan kakakku sudah tak bernyawa. Ia mencari bantuan dan menelpon polisi. Saat Papah melihat jemazah, Papah kaget. Benar, itu adalah kakakku. Dengan kondisi pakaian tak layak. Keesokannya, kami menguburkan kakakku. Mamah beberapa kali jatuh pingsan. Saat itu, aku hanya punya Kao. Anak dari adik Mamah. Papah anak tunggal. Sedangkan Mamah dua saudara. Adiknya hanya mempunyai Kao. Itulah mengapa aku hanya mempunyai Kao. Dan Kao hanya mempunyai aku. Kao seumuran denganmu. Beda satu tahun denganku..." Ucap Nae mencium Batz
Batz menghapus sisa air mata Nae
"Minum?"
Nae mengangguk. Habis minum, Nae melanjutkan.
"Semakin bertambah usia, mereka bilang aku mewarisi kecantikan kakakku. Namun aku justru takut. Banyak yang mendekatiku. Tidak ada yang aku hiraukan. Aku menolak mereka dengan halus. Atau menjadikan Tao sebagai pacarku. Sama seperti kasusmu. Aku takut menjalani hubungan. Trauma itu membekas. Sangat membekas. Sampai akhirnya satu tahun yang lalu, Papah kecelakaan. Beliau masih koma. Aku sangat terpukul. Kakak, lalu Papah. Mamah sungguh wanita luar biasa. Ia menjalani usaha Papah dibantu dengan adik dan adik iparnya. Entah sampai kapan Papah koma. Tapi kami terus berusaha mengajaknya berbicara. Ia berada di rumah sakit. Nanti kapan-kapan aku ajak kamu"
Batz mengangguk
"Kao tau semua kejadian hidupku. Begitupun denganku terhadap Kao. Saat aku pindah jurusan dan kamu mendekatiku. Aku juga mengatakan pada Kao. Caramu mendekatiku seakan mengajakku membuka bekunya hatiku. Aku mencoba menggoyahkanmu tapi aku yang goyah. Hatiku memberi ruang untukmu. Dan aku semakin yakin saat aku memberikan ciuman pertamaku padamu" ucap Nae mencium bibir Batz
"Di mobil? Itu ciuman pertamamu?"
Nae mengangguk
"Itu juga ciuman pertamaku" ucap Batz mencium bibir Nae
"Saat kita berciuman, ternyata Mamah melihat. Tak ada amarah. Ia justru senang karna aku bisa membuka hatiku untuk seseorang. Ia menyukaimu, ia mendukungku dan ia merestui kita. Begitu juga dengan Kao. Tapi aku belum yakin, sampai akhirnya kemesraan kita membuat aku nyaman. Manjanya kamu saat bersamaku menyalakan kehangatan dihatiku. Aku sadar, aku jatuh cinta padamu. Dan semalam, itu adalah buktiku bahwa aku sangat mencintaimu. Jangan lepaskan aku" ucap Nae menatap mata Batz.
"Terima kasih, sayang. Aku sangat mencintaimu, Naenae Suthatta. Aku janji tidak akan melepaskanmu" ucap Batz dan mencium bibir Nae.
Nae membalas ciuman Batz dan menekannya semakin dalam.

Black WhiteWhere stories live. Discover now