Teman?

2.9K 117 38
                                    

Pukul 12.30 pm
"Makanlah" ucap Nae memberikan kotak makannya ke Batz
"Aku tidak lapar"
"Aku tidak menerima penolakan"
"Tapi aku langsung ditolak"
"Batz..."
"Aku tidak lapar"
Nae menyendokan nasi ke mulut Batz. Batz membuka mulutnya dan memakan makanan itu.
"Bagaimana?"
"Enak"
"Masakanku sendiri. Makan yang banyak yaa"
Mereka makan bersama.
"Ini mah kamu yang makan banyak. Bukan aku 😒😒😒" ucap Batz melihat Nae sedang mengunyah
"Eh.. Hahahaha maaf ya" ucap Nae mengusap bibir Batz yang ada sisa makanan
Batz tersenyum lalu mengusap rambut Nae

"Gw mah nyariin. Chat ga dibales. Taunya lagi pacaran" ucap Aom menghampiri BatzNae
"Eh, Aom. Ini, lagi makan. Maaf ya" ucap Nae memperlihatkan kotak makannya
"Ngapa lo?" Ucap Batz
"Biasa. Jadi kan? Jangan bilang lo lupa"
"Iya gw inget. Oke. Lo yang nyupir"
Aom mengangguk
"Gw pergi dulu. Masuk ga lo?"
"Gak"
Aom mengangguk lalu berjalan ke kelas.
"Mau kemana?" Tanya Nae
"Nyari hantu"
"Ih.. Serius" ucap Nae mencubit perut Batz
"Aw... Hahaha ga kok. Ada urusan aja sama Aom"
"Boleh ikut?"
"Maaf ya. Ga bisa untuk yang ini" ucap Batz mengelus pipi Nae
Nae mengangguk namun cemberut.
"Jangan seperti itu. Ini urgent. Cuma aku dan Aom. Maaf belum bisa cerita. Jangan cemburu seperti itu"
"Tauk lah"
"Maaf" ucap Batz memelas dan mencium kilat bibir Nae.
Namun Nae menekan tengkuk Batz. Nae enggan melepas ciuman Batz. Nae pindah posisi duduk menyamping di pangkuan Batz dengan tetap menekan tengkuk Batz. Batz menarik pinggang Nae agar lebih merapat ke tubuhnya. Batz melepas sebentar ciuman mereka namun Nae langsung menarik Batz untuk melanjutkan lagi.
Kali ini lidah mereka sedang bertautan.

"Astagaaaa.. Baru juga gw tinggal bentar" ucap Aom yang berdiri di belakang mereka.
BatzNae menoleh lalu tersenyum.
Aom menggeleng.
Nae menarik Batz untuk menciumnya dalam lalu mencium kilat bibir Batz.
"Mapaaasss..."
"Ada apa?" Ucap Nae
"Dosennya ga dateng. Kita bisa pergi sekarang"
Batz mengangguk.
"Aku pergi dulu. Ntar kita dinner?"
Nae mengangguk. Batz tersenyum.

Sebelum berdiri, Nae kembali menghisap bibir bawah Batz lalu menciumnya kilat.
"Hati-hati yaa" ucap Nae mengusap bibir Batz
Batz mengangguk.

Nae pulang dijemput Kao.
"Udah lama?" Ucap Kao
"Ga juga"
"Lipstikmu berantakan"
Nae melihat kaca lalu menghapus yang berantakan dan sedikit touch up.
"Kamu ciuman?"
Nae mengangguk.
"Serius?"
Nae kembali mengangguk.
"Siapa?"
"Batz"
"First kiss mu?"
Nae mengangguk lagi.
"Ciyeee.. Kapan jadiannya?"
"Belum"
"Hah?? Lo udah kasih first kiss tapi belum jadian??"
"Dia masih ngira kita pacaran"
"Ya lo gilak! Sepupu dianggep pacar mulu"
"Males pance"
"Kenapa Batz?"
"Gatau"
"Lo gamau nembak?"
"Not now"
"Lo sama dia?"
"Biasa aja"
"Kayak temen?"
Nae mengangguk
"Temen tapi ciuman. Keren"
"Temen tapi bercinta aja bisa. Santai aja"
"Gilak lo!"
"Ga akan hamil gini gw"
"Yang bener aja"
"Liat nanti"
"24 tahun, perempuan, tanpa status"
"Emang perlu alasan?"
"Gak. Yodah, gw dukung lo. Cantik kok anaknya"
"Gw ga liat fisik"
"Iya. Paham"
"Udahlah balik"
"Kenapa ga balik sama dia?"
"Dia ada urusan sama sahabatnya. Ntar malem baru dinner"
"Mamah?"
"Semalem Mamah liat gw ciuman di mobil Batz"
"Edaaaannnn.. Terus?"
"Dia dukung aja"
"Iyalah. Pasti. Dan pasti pertanyaannya mirip gw"
"Banget"
Kao mengantarkan Nae pulang.

Black WhiteWhere stories live. Discover now