Phicyapakh Batz

3K 103 37
                                    

Nae datang dan berdiri di depan Batz. Batz juga ikut berdiri. Batz memeluk Nae. Nae hanya diam.
"Maafkan aku, sayang. Sungguh. Maafkan aku. Aku percaya kamu. Aku sangat mencintaimu. Maafkan aku telah membuatmu berpikiran seperti itu. Maafkan aku" ucap Batz sambil menciumi rambut Nae
Nae akhirnya membalas pelukan Batz. Batz tersenyum.
"Duduk lagi yuk. Akan aku ceritakan"
"Ga usah kalo cuma ngejaga perasaanku. Gpp. Belum waktunya mungkin" ucap Nae datar
*deg*
"Ga gitu, sayang. Aku mau cerita, jadi saat aku kambuh, kamu udah paham dan ga terlalu panik"
Mereka sidah duduk dengan posisi favorit. Perkataan Batz membuat Nae menolehkan wajahnya.
"Jangan bicara seperti itu"
"Itu kenyataannya. Kan aku sering sama kamu. Kalo dulu iya ada Aom. Meski Aom juga akan tetep ada tapi aku mau kamu juga ada saat aku kambuh"
Nae hanya diam lalu mencium bibir Batz.
"Aku memaafkanmu. Aku sangat mencintaimu"
Batz mengangguk dan mencium kilat bibir Nae.
"Dulu, aku punya penyakit Otitis Media Kronis (OMK), gendang telingaku robek. Sangat sensitif terhadap udara dingin dan air dingin. Jam biologisku berantakan. Aku tidur pukul 5 am dan bangun pukul 11 siang. Kuliahku terlantar satu semester. Saat musim hujan, aku hanya bisa diam dikamar menahan sakit. Sakit banget, sayang. Ibaratnya rumah tanpa pintu, jadi saat ada angin langsung masuk, blasss gitu. Akhirnya aku memutuskan operasi. Operasinya itu semacam memasang fiber sebagai pengganti gendang telingaku. Operasi berjalan lancar. Aku tidak merasakan sakit telinga lagi namuuunnn.." Batz minum untuk melanjutkan ceritanya
"Hahahahahaha aus, Pak Haji?" Goda Nae. Batz tertawa dan menciumi bibir Nae bertubi-tubi.
"Hahahahaha udah sayang. Yuk lanjut lagi" ucap Nae mengusap bibir Batz.
Batz mengangguk.
"Namun itu jadi masalah baru lagi. Ya namanya juga udah ga original ya, sayang. Jadi ada yang bermasalah. Sarafku tidak sekuat dulu. Aku tidak bisa terlalu stres, terlalu lelah. Lalu aku sering sakit kepala. Aku periksa, vertigo migrain. Kalau sakit kepala, rasanya muter, mual bahkan sampai muntah. Jalan itu langsung limbung. Karena sebelumnya, pas sakit telinga, terkena telinga bagian dalam dan berhubungan dengan keseimbangan. Sebenarnya, pencetus vertigo ada dua, karena telinga bagian dalam dan karena migrain. Sedangkan aku dua-duanya. Saat aku merasa fit, aku akan memanfaatkan waktu itu dengan produktif. Namun aku sering lupa daratan, hasilnya.. Aku bisa tepar semingguan. Aom sama Mamah yang cerewet kalo aku udah full schedule. Aku udah resistan sama obat. Aku pernah minum obat dengan dosis 500 mg. Kacau banget. Aku pas operasi aja harus dibius lebih dari sekali baru tidur. Obat vertigoku udah ga mempan. Aku minum obat warung kalo udah sakit ga ketahan. Di kepala bagian belakangku ada tonjolan tapi hilang-timbul. Migrainku di sebelah kiri. Sama dengan sakit telingaku. Selain itu, aku juga punya tinnitus akut. Kupingku selalu berdenging. Selesai operasi, kata dokterku, itu ga akan bisa ilang sampai nanti aku wafat. Dengungnya tiap detik tiap hari. Aku dilarang berenang, kalau mau berenang, kepala jangan masuk. Dan aku kalau pilek harus check ke THT. Takut bermasalah ke telinga. Aku harus peka dengan alarm tubuh. Kalau tidak, akan drop. Namun kadang aku terlalu bersemangat sehingga mengacuhkan alarm itu. Saat sakit, aku perlu minum obat, tiduran, dipijat, posisi kepala lebih tinggi, dalam keadaan gelap dan tenang. Tapi tenang aja, sayang. Sampai saat ini, i can handle it. Aku tinggal bersama Mamah dan Bibi In. Mamah sering keluar kota untuk mengurus usaha Papah. Papahku sudah tiada. Aku mempunyai kakak, dia tinggal di Singapura, mengurus usaha keluarga kami disana. Oh iya, penyakitku datangnya mendadak. Sebenarnya, aku seharusnya mengurangi makanan pedas, asam, garam, es dan kafein. Namun aku masih mengonsumsinya. Makanan itu berkah, kenapa harus dipantang. Karna aku menyukai pantangan itu. Kecuali garam. Aku kurang suka asin dan manis. Jangan khawatir, aku juga menjaga porsinya kok. Itulah penyakitku. Aku sudah melakukan CT-Scan. MRI belum, rehab juga belum. Aku rasa belum perlu. Hanya Mamah, Aom, Bibi In dan kamu yang tau ini, sayang"
Ucap Batz mencium pundak Nae
"Itu yang kamu bilang cuma sakit kepala? Terus jangka panjangnya gimana?"
"Ga ada yang tau masa depan sih, by. Tapi kalo dari yang udah ada. Untuk tinnitus, bisa hilang pendengaran. Untuk sakit kepala, bisa ke kanker otak. Tapi aku gamau mikir kesana"
"Iya. Ga penting. Yang penting sekarang kita jaga kondisi kesehatanmu. Hati yang bahagia adalah obat yang mujarab"
"Iya. Itu juga kalimat mereka untuk menyemangatiku. Itulah mengapa aku banyak omong, seneng aja ngeliat orang bahagia, aku juga bahagia"
"Aku mencintaimu, Batz. Sangat mencintaimu. Jangan pernah berpikir aku akan meninggalkanmu apalagi hanya karna kondisimu"
Batz mengangguk
"Jangan mengasihaniku ya. Aku benci itu"
"Tidak akan sayang. Aku akan membuatmu bahagia bersamaku. Kita jalani semua bersama ya"
"Aku sangat mencintaimu, Nae. Sangat"
Nae melingkarkan tangannya di leher Batz. Mereka berciuman penuh cinta.

Black WhiteWhere stories live. Discover now