Liburan

2.9K 102 2
                                    

-jemput jam 8 am ya- Nae
-pagi amat. Kuliah aja aku kesiangan- Batz
-kan besok sore kita udah pulang. Biar lama waktunya-
-kamu bisa ga mencintai aku dalam waktu lama-
-aku tunggu jam 8, jangan ngaret-
-karet itu bisa melar ya. Kaya rasa aku ke kamu-
-karet juga bisa bikin sakit, kalo kamu salah maenin-
-eh.. Kok gitu?-
-kan tadi kamu bahas karet-
-iyasih-
-tidurlah. Jangan begadang. Aom nitip gitu ke aku soal kamu-
-iya. Kamu makin mirip Aom bawelnya-
-ga suka?-
-perlu aku jelasin?-
-ga usah. Tidur yuk. Nite-
-nite too-

Di kamar Batz.
"Makin deket sih, makin mesra, tapi gaje. Malah gw segen mau manggil sayang. Terkesan ga ada yang mau manggil sebutam atau nama" ucap Batz menghela napas dan tertidur

-morning- Nae
-mowniiiings- Batz
-udah siap?-
-akan melaju. Wait for me-
-always-

15 menit kemudian.
Batz mengetuk pintu. Nae yang membuka.
"Mowniiings" ucap Batz tersenyum manis
"Morning" ucap Nae memegang tasnya
"Mamahmu mana?"
"Semalam beliau pergi ke rumah saudara"
Batz mengangguk.
"Yuk" ucap Nae mengapit lengan Batz
Batz membantu Nae mengangkat tasnya dan menaruh ke bagasi.

"Puncak??" Tanya Batz setelah mereka sampai
"Iya. Villa Papahku. Aku merindukannya. Sudah lama ga kesini" ucap Nae berdiri di depan villa yang langsung menghadap ke hijaunya perkebunan teh di bawah.
Batz memeluk Nae dari belakang. Nae menyandarkan tubuhnya di tubuh Batz dan memeluk tangan Batz yang melingkar dibtubuhnya.

"Sangat tenang" ucap Batz mencium rambut Nae
"Aku sedang membutuhkan ketenangan" ucap Nae mencium pipi Batz
"Kapan terakhir kesini?"
"Satu tahun yang lalu?"
"Dengan?"
"Keluargaku"
Batz mengangguk
"Masukin barang dulu yuk" ajak Batz
"Nanti saja. Aku masih ingin disini. Biarkan seperti ini"
Batz mengeratkan pelukannya.
Mereka diam menikmati ketenangan dan detak jantung yang makin cepat.
Nae memejamkan matanya. Sementara Batz menikmati pelukan mereka.

Cukup lama mereka berada di posisi itu. Lalu Nae membuka matanya.
"Masuk yuk. Beresin barang"
Batz mengangguk.

Mereka merapihkan barang dan pakaian. Lalu Nae memasak.
"Aku masak dulu. Kamu nonton aja"
Nae ke dapur.
Bukannya nonton, Batz malah memeluk Nae dan menciumi pundak Nae.
"Kalau gini terus, aku ga jadi masak"
"Baiklah"

-dimana lo?- Aom
-puncak- Batz
-WHAT???-
-P U N C A K. Lo ga bisa baca?-
-kampret! Sama siapa?-
-Nae-
-hah????-
-ketikan gw sejelek itu ya sampe lo ga bisa bacanya?-
-kok bisa?-
-naek mobil-
-BODO AMAT YA, PHICYAPAKH BATZ!!-
-hahahahahaha liburan aja-
-bawa obat?-
-iya. Bawa-
-jaga kesehatan lo. Kabarin gw-
-iya.. Ibu negara-
-gw belum nikah! Lebih tepatnya belum punya pacar-
-ngapa lo jadi baper?-
-belum makan-
-wajaaaarr-
-kok lo liburan malah maen hp?-
-LO YANG CHAT GW YA, AOM SUSHAR MANAYING!!-
-oh iya, maaf. Met liburan. Moga otak lo tenang-
-lo juga. Moga ga jomblo lagi-
-gak pake bawa status bisa? Eh.. Lo juga jomblo yaa-
-tapi mesra-
-WHATEVER!!-

"hahahahahahaha.." Batz tertawa membaca chatnya dengan Aom
"Seneng banget. Ada apa?"
"Aom paleng chat sama aku"
"Kamu kan jail"
"Tapi aku tetep cinta kamu" ucap Batz mendekati Nae dan mencium bibirnya.
Nae mendorong Batz.
"Aku lagi masak"
Batz mengangguk.
"Abis makan, kita keliling ya. Ntar kita maen di sekitaran sini. Kalinya bening"
"Aku ikut kamu aja"
Nae tersenyum dan mencium kilat bibir Batz.

Black WhiteWhere stories live. Discover now