Batz Diam?

3.1K 123 31
                                    

Sesampainya di resto.
Batz mendahulukan Nae masuk, ia menarik kursi, lalu ia memesan dan mempersilahkan Nae memesan juga.

"Maafkan aku yang terkesan terus mengejarmu meski kamu sudah punya pacar. Maafkan aku yang sudah lancang memanggil bahkan menulis kontak dengan kata sayang. Maafkan aku yang terus menghujanimu dengan kalimat gombal, baper dan modusku. Aku ga habis pikir kenapa aku bisa begini. Kamu bisa tanya Aom. Aku paling lama cuma 4 bulan kalo pacaran. Masih menang uang SPP daripada waktu pacaranku. Itu juga pasti berantem mulu. Dan mereka sih yang lebih pertahanin. Mereka, ga ada yang aku kejer gini. Sekalipun aku sweet mouth. Kamu bisa percaya omonganku saat ini. Tanya Aom sebagai saksi kisah cintaku. Saat ini, yang aku tahu, aku mencintaimu. Dan baru ini aku merasakan jatuh cinta"
Nae hanya diam.
"Gpp. Itu hakmu mau menilai aku bagaimana. Aku pernah pacaran sama laki, 3 bulan paling lama. Ga nyaman. Sama tom, 2 bulan paling lama, sama perempuan, 4 bulan paling lama. Semuanya sebatas suka, status, seneng-seneng. Ke kamu, entahlah" ucap Batz menghela napas.
Nae tetap diam meski ia terus mendengarkan.
"Oh iya. Aku udah add semua sosmed kamu. Udah diterima belum?"
"Udah kok. Sosmedmu jarang isi poto ya? Banyak qoute. Ada poto juga ramean"
"Hehehehe iya. Males aja pasang poto sendiri. Persis aku banget kan?"
"Maksudnya?"
"Aku banyak omong baper. Tapi ga pake cinta. Ada cinta juga buat orang terdekat. Dan sekarang lagi tumbuh ke kamu"
"Batz..."
"Gpp. Jangan dibebanin. Kalo kamu ngerasa risih. Oke. Aku akan berenti. Tapi kalo aku reflex ya maaf aja. Ga janji berarti"
"Batz..."
"Oke oke oke. Kamu pernah pacaran sama perempuan?"
Nae menggeleng
"Oh.. Risih ya sama aku? Maaf ya"
Batz membuang tatapannya ke depan resto. Nae menggenggam tangan Batz.
"Kita bisa sahabatan kok"
Batz mengangguk.

Tak lama makanan datang. Mereka makan dalam diam.
"Apa aku kecepetan ya nolaknya?" batin Nae
Batz makan dengan khusyuk. Batz tau daritadi Nae mencuri pandang ke arahnya. Tapi saat ini ia sedang menata hatinya.
"Suasananya jadi ga enak gini" batin Nae
"Batz..."
Batz mengangkat wajahnya menatap Nae. Nae tersenyum. Batz membalas senyuman Nae lalu fokus makan lagi.
"Maafkan aku" ucap Nae
"Ga ada yang salah, Nae"
*deg*
"Dia memanggil namaku" batin Nae
Lalu hening kembali

Usai makan.
"Abis ini mau kemana? Biar aku antar"
"Mau temenin aku ke toko buku ga?"
"Boleh. Yuk"
Mereka menuju parkiran. Batz membukakan pintu untuk Nae, mempersilahkan Nae masuk, menutuo pintu Nae, lalu Batz masuk ke kemudi.
"Maafkan aku, Batz" batin Nae

Di perjalanan, air mata Batz jatuh tak tertahankan. Ia membuang wajahnya ke samping dan mencoba menghapusnya. Nae melihat itu. Namun ia tidak tau harus berbuat apa. Batz terus menangis. Namun ia menggigit bibir bawahnya dan terus menghapus air matanya.
Satu belokan sebelum ke toko buku, tangis Batz reda.

Sesampainya di toko buku.
Batz memperhatikan dirinya di spion, ia mengambil kaca matanya dan memakainya lalu merapihkan dirinya.
Nae hanya memperhatikan Batz. Lalu Batz membuka sabuk pengamannya dan bersiap turun.

"Udah sampe. Ayok turun. Mau nyari apa? Kalau aku sih suka baca disini. Lumayan, menghemat uang" ucap Batz yang kembali ceria.
Nae tertegun.
"Ia dapat merubah moodnya secepat ini?" batin Nae
"Hey.. Ayo" ucap Batz memmbuka sabuk pengaman Nae lalu turun.
Nae masih diam meski Batz sudah membuka pintunya.
"Astagaaa.. Masih bengong. Mau ke tempat buku laen?
"Eh.. Iya. Maaf. Ga usah. Disini aja"
Nae lalu turun. Batz mengangguk dan mereka berjalan ke toko buku.

Saat bertemu buku, Batz terlihat sangat serius. Nae seperti melihat Batz dan dunianya. Meski kepala Batz bergoyang mengikuti musik, ia tetap fokus dengan dunianya. Nae membaca buku namun memperhatikan Batz.

"Kabat, dia ngeliatin mulu" ucap Alul disampingnya
"Biarin" ucap Batz acuh
"Lo ga akan bisa ganggu dia Lul kalo lagi baca mah" Iyem ikut nimbrung
Batz tetap fokus baca.
"Cantik. Mantep juga pilihan lo"
"Iya. Kabat kalo gamau, buat Alul aja"
"Lo mau mati dua kali?"
"Ih.. Serem banget ancemannya"

Nae yang memperhatikan sedikit merasa aneh.
"Dia lagi ngomong, baca, apa denger musik sih?" gumam Nae
Nae tidak lagi fokus pada bukunya. Diam Batz sukses menarik perhatiannya.

Black WhiteWo Geschichten leben. Entdecke jetzt