Part 8

745 64 6
                                    

Aku terdiam, begitupun dengan Abi. Entah mengapa tiba-tiba aku merasa lidahku kelu, sampai akhirnya manik mata kami bertemu, saat itu juga aku coba menyelami tatapan Abi. Aku ingin tahu perihal rasanya padaku, tapi aku gagal. Abi terlalu pintar menutupi perasaannya.

"Kenapa?" tanyaku.

Jantungku berdegup kencang, sejenak aku memenjamkan mataku. Tanpa aku sadari, tanganku terkepal seraya menunggu jawaban dari Abi. Aku terlalu takut Abi mengatakan bahwa ia mencintai Nania.

Aku takut, sangat takut. Tapi aku terdadar saat itu bahwa ada jemari-jemari besar yang menghapus air mataku. Aku membuka mata, dan aku semakin menangis tak kala aku melihat Abi tersenyum sendu ke arahku.

Tuhan, apakah ini akhir dari kisahku bersama Abi?

"Tetap menjadi senja yang selalu ku rindukan ya." katanya.

"Kenapa harus? Maksudmu menjadi senja apa?"

Abi terdiam, melihat itu otakku seakan berjalan lebih cepat. Aku ingat fase dunia, dimana senja berada di antara matahari dan bulan. Kalau Abi menjadi matahari, maka Abi rela tenggelam demi bulan, yang tidak lain adalah Nania.

Sedangkan aku? Aku hanyalah senja, aku hanya muncul dan mementaskan keindahanku agar bulan tak lagi merasa sepi. Aku hanya sebuah fase pengantar.

"Jadi, apa arti perkataanmu selama ini, Ab? Kamu berkata seolah aku adalah hidupmu, kamu berkata seolah aku ini napasmu. Kamu bilang, kamu akan mati jika aku pergi, tapi kenyataannya, aku yang mati karena saat ini kamu memilih pergi dengan dia." kataku sembari menangis.

Seperti tertusuk ribuan belati, sangat sakit dan perih. Dadaku pun seperti terhimpit ribuan ton, sangat sesak. Bahkan aku merasa diriku begitu kacau, karena aku sudah menangis sesegukan. Tepat di depan seseorang yang berhasil menghancurkanku.

Untuk beberapa saat aku menahan napas, ada rasa lain yang membuatku begitu patah. Sungguh, saat itu aku merasa telah salah menjatuhkan hatiku.

"Maaf..."

Aku melengos. Aku marah pada Abi yang begitu mudah meminta maaf, pikirku saat itu, memang jika aku memaafkan, sakit dihatiku akan hilang?

Aku merasakan Abi memegang tanganku, lalu memberiku sebuah surat dengan amplop berwarna soft pink. Aku menggenggamnya dengan sangat erat sembari menatap Abi yang perlahan menjauh.

Setelah Abi menghilang dari pandanganku, langsung saja aku buka surat darinya. Aku baca tanpa peduli dengan diriku yang masih berdiri, aku bahkan tidak berniat mencari tempat duduk saat itu.

Dear My Little panda:)

Untuk pertama kalinya aku membuat surat untuk seorang gadis yang aku kagumi.
Kamu tahu, Lia? Saat pertama kali aku memanggilmu dengan sebutan My Little Panda, saat itu juga aku mulai mencintaimu.
Aku merasa tidak ada hal lain yang lebih indah selain bersamamu, menghabiskan waktu dengan kegilaan yang kamu atau aku lakukan.
Aku tahu, aku kejam karena meninggalkanmu demi Nania. Tapi inilah takdir kita, Lia. Bisakah kamu menerimanya?
Kamu tahu, terkadang hidup memang tidak adil, kamu diberi pilihan untuk mempertahankan tapi sakit, atau melepaskan tapi bahagia?
Aku tahu kamu pintar, Lia. Maka dari itu aku mempercayai takdir kita kepadamu, aku harap kamu mengerti dan mampu menerimanya. Terima kasih untuk segala hal yang telah kamu berikan padaku.

Satu hal yang harus kamu tahu, aku akan selalu menjadi matahari yang menunggu senja untuk mementaskan keindahannya. Jadi, kumohon, jadilah senja yang selalu aku rindukan. Berilah keindahanmu pada semua orang yang mencintaimu kelak. Sempurnalah untukku, Lia.

Jakarta, 10 November 2015
Abimana, lelaki biasa yang kau sebut My Little Bear.

Saat itu juga aku luruh ke lantai. Menangis sesegukan sembari memeluk erat surat dari Abi. Aku merasa takdir tidak adil, aku marah pada kenyataan.

Pikiranku terus berandai-andai. Andai saat itu kami tidak saling gengsi, andai saat itu aku mengatakan bahwa aku mencintai Abi dan ingin memiliki hubungan yang pasti, andai saat itu Nania tidak mendekati Abi. Dan andai-andai lainnya.

Aku terus menangis sampai Olin dan Bella menemukanku, mereka tidak bertanya apapun, mereka hanya terus memelukku lalu membawaku ke UKS agar aku dapat menangis selama yang aku mau. Mereka tahu aku hancur, tapi mereka tidak mengatakan sebuah kata yang percuma.

Hingga keesokan harinya aku tidak masuk sekolah, tapi aku mendengar kabar dari Olin bahwa Adrian memukuli Abi sampai bonyok, bahkan keduanya sampai harus masuk ruang BK. Aku pikir Adrian mungkin memang ada masalah pribadi dengan Abi, tapi kata Olin, Adrian melakukan itu karena tahu aku menangis seharian di UKS dsn informasi itu di dapatkan dari Bella.

Kadang aku ingin tertawa melihat kelakuan temanku, Bella yang selalu senang mengadu pada Adrian tentang apa yang terjadi padaku, kalau kata Olin sih, Bella melalukan itu untuk menarik perhatian Fadil, teman satu geng Adrian.

Kemudian Olin yang diam-diam selalu mengamati sekitarnya, Olin bukan tipikal yang mau ikut campur atas masalah orang lain. Tapi Olin juga bukan tipikal yang akan diam jika orang yang dia sayang tersakiti. Olin mengatakan padaku kalau saat aku tidak masuk ia mengajak Nania berbicara empat mata, entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas Olin langsung menyuruhku melupakan Abi, kata Olin mereka berdua sama saja, sama-sama munafik.

Lalu Adrian, lelaki yang selalu emosional jika temannya di ganggu. Adrian memang punya sikap yang tegas dan berani, tapi entah kenapa saat Adrian bersamaku, ia terlihat seperti anak-anak. Ia bahkan seringkali merasa malu dan berakhir suka memarahiku sebelum aku tertawa karena ia ketahuan melakukan sesuatu yang begitu manis untukku.

Seperti waktu itu, saat hari valentine. Adrian berkunjung ke rumahku sembari membawa bucket bunga mawar merah dan sekotak cokelat berbentuk hati. Saat itu aku bertanya untuk apa membawa bunga sebesar ini? Bahkan Abi yang ku harap memberiku bunga malah nyatanya tidak sama sekali.

Dan Adrian yang merasa malu langsung menatap tajam ke arahku dan berkata, "Yaudah, kamu nggak suka kan? Aku kasihin pengemis depan komplek kamu aja!"

Dan saat itu sedikit susah membujuk Adrian yang sedang merajuk, bahkan butuh waktu tiga puluh menit untuk aku dapat memegang bucket bunga tersebut. Mengingat itu, membuatku tertawa geli.

Semenjak kenal Adrian, aku jadi tahu bahwa tidak semua yang terkenal badboy adalah lelaki romantis atau nakal. Sebab, badboy yang ku kenal begitu beda. Ia begitu manis dan menggemaskan, kenakalannya juga masih sebatas memukul teman dan membrantas penindasan kepada anak-anak cupu di sekolah.

Bukan mencicipi narkoba, mencoba tawuran, melawan guru, atau hal buruk lainnya.

******
Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk membolos selama tiga hari. Bunda yang kala itu ada di Jakarta, merasa ada yang aneh dengan diriku. Bunda terus mengajakku bicara tapi aku selalu menghindar, aku selalu menghabiskan hariku dengan berdiam diri di dalam kamar, ditemani dengan beberapa lagu kesukaanku.

Sesekali aku keluar kamar hanya untuk makan, minum, atau mengambil paketan yang aku beli dari toko online. Saat itu aku senang Bunda ada di Jakarta, tapi aku merasa masih butuh sendiri.

Aku sempat tertawa diam-diam saat aku mendengar Bunda memaksa Nayla dan Mas Bian untuk pulang ke Jakarta, hanya sekadar membujukku. Dan hasilnya Mas Bian sempat marah pada Bunda karena usahanya membujukku tidak berhasil juga, sedangkan cuti yang seharusnya ia gunakan untuk berlibur bersama pacarnya nanti jadi sudah terpakai untuk pulang ke Jakarta.

Sampai akhirnya aku lelah menyendiri, dan aku mulai membuka diri saat Papa sering mengajakku bicara di malam hari. Tentunya pakai bahasa asing tempat kelahiran Papa.

Aku bilang pada Papa kalau aku ingin pindah sekolah, dan dengan senang hati Papa menyetujuinya walau harus berdebat keras dengan Bunda, Nayla, dan Mas Bian. Dan kini, aku sangat berharap bisa memulai semuanya dengan sempurna, menata hidup dan hatiku agar kembali utuh. Takdir, kini aku akan ikuti permainanmu.

"Mari kita tunjukkan siapa yang akan merasakan kehilangan paling dalam."


•TBC•

Untuk part ini, ada soundtrack-nya ya di mulmed:) silahkan baca sambil mendengarkan...semoga ikut baper😭 thankyou, untuk yang sudah baca dan vote, dapat love yah dari aku wkwkwkwk😂

Everything I Do (COMPLETED)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ