Part 14

1.7K 67 8
                                    

Emma berjalan sambil melamun, tak dihiraukannya Wina dan Nadia yang sibuk begosip ria disampingnya. Pikirannya dipenuhi oleh lelaki tampan dari masa lalunya, Danny.

"Aku merindukanmu, Emerald."

Emma menggeleng-gelengkan kepalanya kencang, berusaha menghapus kejadian semalam yang hampir membuatnya serangan jantung. Danny menciumnya. Walau sekejap namun meninggalkan bekas yang sampai detik ini belum bisa dihapus Emma.

"Ting." Bunyi pesan masuk di handphone Emma.

'Bisakah kita bertemu siang ini?' Pesan dari Danny membuatnya terbelalak kaget. Nadia mengintip layar handphone Emma lalu mengerutkan kening.

"Danny siapa?" Tanyanya. Emma tersentak kaget hampir menjatuhkan handphonenya ke lantai. Dia menatap wajah penasaran Nadia dan wajah bingung Wina sambil berusaha menyembunyikan handphonenya di punggungnya.

"Siapa Danny?" Tanya Wina pada Nadia.

"Gue lihat namanya di layar hp dia. Makanya gue nanya, Danny siapa?." Nadia menunjuk Emma dengan bibirnya.

"Bukan siapa-siapa." Jawab Emma cepat lalu melengos pergi meninggalkan Nadia dan Wina sebelum mereka sempat berkomentar. Tak dipedulikannya mereka yang berteriak memanggil Emma, Emma terus berjalan cepat tanpa menengok ke belakang. Hingga dipersimpangan, di bertubrukan dengan seseorang.

'Buk!!' Emma hampir saja terjerembab ke lantai kalau saja lengannya tak segera tangkap oleh si penabrak.

"Emma?" Emma mematung di tempatnya, enggan mendongak. Karena tanpa melihatpun Emma tahu persis siapa pemilik suara berat itu.
Emma menarik lengannya dari genggaman orang itu dengan kasar. Menatap dada lelaki yang dicintainya itu. Pandangannya mengabur, dia yakin sebentar lagi akan menangis.

'Kak Daffa..' Panggil Emma di lubuk hatinya yang terdalam. Dia begitu merindukan sosok dihadapannya ini.

"Em?" Panggil Daffa lagi lalu memegang kedua bahu Emma kemudian menarik Emma ke dalam pelukannya. Emma meronta ingin dilepas namun Daffa menahannya. Daffa tak lagi peduli dengan kondisi sekitar. Tidak peduli lagi dengan pandangan orang-orang yang menatap mereka risih. Yang dia pedulikan sekarang hanya wanita yang ada dipelukannya saat ini. Berfikir bagaimana cara meredakan amarah wanita yang dicintainya ini.

***

Daffa memperhatikan wajah Emma dari seberang meja. Mereka sekarang tengah duduk di sebuah kafe dekat kampus. Setelah membujuk Emma dengan susah payah, akhirnya Emma mau ikut dengannya. Namun sudah hampir setengah jam tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya. Emma sibuk mengaduk-aduk hot green tea yang pasti sudah tidak panas lagi. Daffa hanya menatap Emma dengan ekspresi sedih.

"Minggu depan aku ada seminar di luar kota, Em. Dan aku tidak ingin pergi dengan masalah yang masih mengganggu fikiranku, karena nantinya aku adalah wakil dari perusahaan dalam seminar itu. Jadi aku ingin menyelesaikan kesalahpahaman ini denganmu, sayang." Daffa memelas.

Emma menggigit bawah bibirnya bagian dalam, entah mengapa hatinya menghangat mendengar Daffa memanggilnya 'sayang'. Sudah lama sekali rasanya. Daffa mengambil tangan kiri Emma dan menggenggamnya erat. "Emma, tolong lihat kemari." Pinta Daffa lemah. Mau tidak mau Emma meliriknya ragu.
"Aku bersumpah, aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya. Dia bukan siapa-siapa dalam hidupku, Em. Dia hanyalah sebagian kecil dari masa laluku, Em. Kamu sendiri kan tahu kalau kamu itu pacar pertama ku." Akhirnya Emma benar-benar menoleh padanya dan mendengarkannya. Daffa kembali melanjutkan. "Dia memang temanku dulu. Bisa dibilang kami cukup dekat. Tapi hanya sebatas itu. Tidak lebih! Dan tidak akan pernah. Jadi kamu hanya membuang waktumu jika menganggapnya sebagai sainganmu. Karena aku tidak pernah melihatnya sebagai seorang yang spesial, Em. Dia hanya teman biasa. Sama seperti yang lainnya." Daffa menghembuskan nafas berat. hatinya nyeri mendengar kata-katanya sendiri. 'Teman biasa'. Tapi memang begitulah yang diyakininya selama ini. Hal yang selalu dia tekankan dalam dirinya. Bahwa mereka hanya teman biasa, dulu. Dan sekarang, menjadi bukan siapa-siapa.

Only EmeraldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang