Part 20

1.5K 51 2
                                    

Setahun kemudian....

"Daffa..!" Panggil Ferdi ditengah kerumunan orang.
Hari ini adalah hari kelulusan Daffa dan Ferdi. Mereka menyelesaikam studi Bisnis dan Manajemennya hanya dalam kurun waktu 3 tahun 10 bulan. Merekapun menyandang gelar cum laude sedangkan Daffa menjadi mahasiswa dengan IP tertinggi di SUNY University tahun ini.

"Hoy!" Jawab Daffa setengah berteriak sambil melambaikan tangan. Ferdi yang telah berhasil menghampirinya langsung merangkul Daffa dengan penuh suka cita.

"We did it, bro.."

"Hahaha.. Yap." Jawab Daffa dengan tawa bahagia "Ibu, ini Ferdi. Teman seperjuanganku yang sering kuceritakan."

Ferdi mengambil tangan ibu Daffa dan menyalimnya dengan sopan.
"Ganteng yaa?" Ucap ibu sambil mengelus punggung Ferdi. "Selamat ya, nak Ferdi." Ibu Daffa tersenyum lembut.

"Makasih bu. Kalau begitu saya permisi lagi ya, bu, Daf. Keluarga saya sedang menunggu." Pamit Ferdi kemudian pergi setelah anggukan kecil dari Daffa.

"Kak Daffa," seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Daffa menoleh. Didapatinya Nadia dan Wina yang masing-masing membawa sebuket bunga.

"Hai."

"Congratulation, kak." Ucap Nadia sambil menyerahkan buket bunga yang ada di tangannya. Sementara Wina terlihat memaksakan seulas senyum kearahnya dan senyum sopan ke ibunya lalu menoleh ke kanan-kiri seperti mencari seseorang.

"Terima kasih, Nadia. Wina." Angguknya kepada kedua orang itu. Ia begitu ingin bertanya keberadaan Emerald namun segera dihentikannya karena sudah merasa tahu apa jawaban mereka. Terlihat Wina menyikut lengan Nadia disampingnya yang dibalas gertakan gigi dan pelototan mata.

"Emm, kak. Liat kak Ferdi?"

"Oh, jadi Ferdi yang dicarinya.."
"Dia sedang menemui keluarganya disana." Jawab Daffa sambil menunjuk ke kanannya.

"Oh baiklah. Kalau begitu, kami permisi dulu kak." Pamit Nadia sementara Wina kembali hanya memberi kode permisi dengan menundukkan kepalanya sebentar kepada Daffa dan Ibunya.

Sepeninggal mereka, ibunya bertanya "mereka temanmu?"

"Temennya Emerald, bu."

"Oh." Ucap ibunya dengan ekspresi sedih. Ibu Daffa sudah tahu apa yang terjadi pada hubungan mereka dan apa dampak yang tertinggal oleh perpisahan itu. Ibu Daffa mengelus punggung anaknya dengan lembut.
"Semua akan baik-baik saja, nak. Kamu sudah berusaha keras."

Ibunya tahu bagaimana perjuangan Daffa selama ini untuk bisa kembali bersama Emma. Dia sibuk membangun bisnisnya sendiri padahal dia sudah mengambil skripsi. Melipatgandakan modal dari tabungannya. Hingga kini bisnis itu menjadi bisnis yang cukup diperhitungkan. Disaat teman-temannya sibuk dengan tugas kuliah, dia sibuk bermain saham, menghabiskan uang yang ia dapat dari bisnisnya itu untuk berinvestasi. Membuat banyak koneksi yang awal mulanya ia dapat dari tempat ia magang selama setahun. Yang ada akhirnya membangun mall pertamanya di sebuah kota kecil yang baru berkembang di sulawesi. Dan sekarang dalam proses merambah ke kota-kota kecil lainnya di Indonesia. Walaupun begitu, ia tetap tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa hingga bisa menyelesaikan skripsinya tepat waktu. Mungkin Daffa bisa dikategorikan sebagai mahasiswa dengan penghasilan terbesar se-Indonesia.
Beberapa tabloid dan majalahpun sempat mengekspos sepak terjangnya di dunia bisnis dengan headline,
'Pengusaha muda Indonesia berparas Pangeran Dubai'
'Green Stone corp. menguasai pasar hari ini.'

Walaupun bisnisnya belum mampu bersanding dengan SUNY corp, Borkhan corp, ataupun Arch corp. Namun perusahaannya masuk dalam daftar 20 perusahaan terbesar se-Indonesia.
Nama Daffa Pratama bahkan masuk dalam 100 pebisnis muda sukses paling berpengaruh di dunia.

Only EmeraldWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu