Part 22

2.1K 160 15
                                    

"CAROLINE!"

Kayla, Caro, serta kedua temannya lantas langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut, dan menemukan Raymond yang telah berdiri di ujung koridor dengan tatapan tajam dan menusuk.

Caro yang masih kaget, segera melepaskan genggamannya pada rambut Kayla dan langsung kabur, diikuti dengan kedua temannya.

"Dasar ketua cheers payah. Bukannya tanggung jawab, malah kabur," gumam Raymond saat sudah berdiri di hadapan Kayla. "Lu ga apa-apa?"

"Ga kok," jawab Kayla sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan karena ulah Caro.

"Lu diapain sama tuh orang?" tanya Raymond dan ikut membantu Kayla merapikan rambutnya.

Kayla benar-benar terkejut dengan kelakuan Raymond, sehingga matanya membulat, dan ia menjawab Raymond dengan terbata-bata. "Cu-cuman dijambak kok, sama tadi gue jatuh gara-gara dia sengaja julurin kakinya di depan pintu toilet."

"Sinting emang tuh orang, ga punya otak. Nanti kalau lu kenapa-napa gimana?" geram Raymond yang jengkel dengan perbuatan Caro yang semena-mena.

"Biarin aja lah. Yang penting gue ga kenapa-napa sekarang," jawab Kayla setelah selesai merapikan rambutnya.

Raymond menarik tangannya dan memasukkannya ke dalam kantong celananya. "Lu ada masalah apa sama dia?"

"Ga tau, ga jelas. Dia suruh gue jauhin Joshua, tapi ya gue ga mau lah. Seenak jidat aja nyuruh-nyuruh gue."

"Oh. Kalau lain kali dia gitu lagi, bilang ke gue aja, bakal gue labrak," balas Raymond lalu mengacak rambut Kayla pelan. "Lu pelajaran apa sekarang?"

"Aduh! Lupa gue masih ada pelajaran!" jawab Kayla dengan polosnya sambil menepuk keningnya sendiri.

Raymond terkekeh melihat tingkah Kayla yang menggemaskan menurutnya. "Kasihan tuh jidat ga salah apa-apa."

"Eh?"

"Abis olahraga?" tanya Raymond setelah melihat keringat yang membasahi kening Kayla.

"Iya nih. Lu kok ga di kelas? Bolos?" tanya Kayla balik.

"Ga lah," sergah Raymond cepat. "Gue abis dari ruangan OSIS. Ini baru mau ke kelas. Gue anterin ke kelas lu sekalian yuk," ajak Raymond.

Kayla menimbang-nimbang. Mumpung koridor tidak ada orang, karena masih tergolong jam pelajaran, Kayla akhirnya mengangguk mengiyakan, membuat Raymond mengulun senyuman nan indah.

Kayla dan Raymond berjalan beriringan di sepanjang koridor lantai 2 dengan mengobrol sedikit. Raymond bahkan berusaha melawak beberapa kali, dan tentunya berhasil membuat Kayla tertawa terbahak-bahak.

"Kalau lu ada masalah, ga usah stres. Coba aja nyanyi kenceng-kenceng, lu bakal tau kalau ada sesuatu yang lebih parah dari masalah lu itu, yaitu suara lu sendiri."

"Leh ugha tuh."

"Terus, gue mau cerita deh. Kemarin gue tuh dikejar-kejar sama si Kenneth. Massa dia ngejar-negjar gue sampai muterin satu sekolah cuman buat nagih utang 2 ribu. Lu bayangin Kay, 2 ribu doang sampe muterin satu sekolah!" ujar Raymond dengan sangat antusias dan menggebu-gebu.

"Ya, terus kenapa ga langsung lu bayar aja kalau gitu? 2 ribu ini," balas Kayla setelah puas tertawa mendengar celotehan Raymond.

"Ya, duit gue udah habis buat jajan. Ujung-ujungnya, karena gue capek lari, akhirnya gue minjem duit kakak lu 2 ribu terus kasih ke Kenneth. Jadinya sama aja, gue utang sama kakak lu juga sekarang."

"Lu sekelas sama Kak Alex?" tanya Kayla dan dibalas oleh anggukan dari Raymond. "Berarti lu sekelas sama Joshua juga dong?" tambah Kayla.

"Iya. Dari kelas 10," jawab Raymond.

Broken EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang