Kayla mengikuti arah pandangan Laura, mendapati segerombolan cowok-cowok ganteng dan kece yang sedang duduk melingkar. Kayla melihat ke arah Evan yang juga sedang menatap dalam ke arahnya. Bukannya mengalihkan pandangannya karena ketahuan, Evan malah semakin menatap tajam Kayla, membuat Kayla akhirnya menyelesaikan aksi tatap-tatapan itu.

"Ngefans tuh orang sama gue," tutur Kayla asal sambil mengangkat dagunya sedikit, songong.

Akibatnya, Kayla mendapat hadiah toyoran dari Laura, tepat di keningnya. "Kepedean. Kebiasaan dasar!"

"Bodo," balas Kayla malas.

"Amat," sahut Juju.

"Dhani," timpal Kayla. Juju dan Laura yang mendengarnya hanya memberikan respon yang sama, yaitu mengerutkan kening.

"Lu ngejayus Kay?" tanya Laura.

"Kagak," jawab Kayla, berusaha secuek mungkin, agar tidak ketahuan jika dirinya baru saja gagal ngelawak.

Baru saja Kayla hendak berdiri, seseorang memberhetinkan langkahnya tepat di depan Kayla. Kayla sedikit menengadah, dan mendapati Evan yang sedang memperhatikannya, sambil mengusap-ngusap tengkuknya.

"Emmm... Gu-Gue boleh kenalan ga?" tanya Evan terbata-bata, salting sepertinya.

"Hah?" tanya Kayla balik, takut salah dengar.

"Gue boleh kenalan ga?" ulang Evan lalu duduk di depan Kayla. "Gue Evan." Evan lalu mengulurkan tangannya tepat di depan wajah Kayla, membuat Kayla mundur beberapa senti.

"Udah tau. Ngapain kenalan? Kan kita sekelas," jawab Kayla tanpa repot-repot menerima uluran tangan Evan.

"Ga apa-apa. Sini lah tangan lu." Evan kemudian meraih tangan Kayla dan menariknya, lalu mengaitkan tangan Kayla pada tangannya. "Gue Evan," ulang Evan.

"Gue Kayla," jawab Kayla kikuk lalu sesegera mungkin melepaskan tangannya dari tangan Evan.

"Maaf. Gue kena dare. Thanks ya!" Setelah itu, Evan langsung bangkit dan berjalan kembali menuju teman-temannya, membuat Kayla dan Laura serta Juju melongo.

"Sialan! Gue jadi sasaran dare," rutuk Kayla.

"Ga apa-apa lah, Kay. Lumayan disalamin cogan," sahut Juju.

"Ga sudi gue disalamin gitu. Nyebelin ya tuh orang," dumel Kayla.

"Pasti suruhan Dave. Dia kan yang paling ide dan jahilnya ga ketolongan," timpal Laura dan diikuti dengan anggukan dari Juju, membuat Kayla mendengus kesal.

"Dasar nyebelin," dumel Kayla lagi. Kali ini, diiringi dengan tangan yang terkepal dan hentakan kaki yang diulangi berkali-kali, mirip sekali dengan bocah yang merengek minta dibelikan permen.

"Kita sih udah biasa sama tingkah mereka. Udah setahun sekelas sama mereka, bikin kita udah ga peduli lagi sama apapun yang mereka lakuin," kata Juju.

"Lu berdua udah setahun sekelas sama Dave, Evan, Gilang, sama Ronald?"

"Iya. Soalnya di Northover, kelasnya jarang banget diganti-ganti. Kayaknya guru-gurunya pada males deh ngurusin pengacakan kelas gitu."

"Ga seru dong!"

"Emang," jawab Laura dan Juju bersamaan.

"Makanya gue bosen ketemunya lu lagi," ujar Laura pada Juju.

"Idih! Gue juga bosen ketemu lu lagi," balas Juju sengit.

"Ga usah ikut-ikutan gue gitu dong."

"Suka-suka gue lah."

"Nyebelin ya lu!"

"Bodo."

Broken EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang