Part 9 : Drown

20 3 3
                                    

Rebecca mundur selangkah, meninggalkan Nathan sendiri di ruangan itu. Setelah mendengar kata-kata Nathan barusan, perasaan Rebecca pada Nathan menjadi tidak karuan, antara takut, was-was, dan curiga. Takut sesuatu yang buruk terjadi pada orang lain selain Ms. Reen dan dirinya, was-was pada apa yang dilakukan Nathan selanjutnya, dan curiga kalau Nathan memang dari awal bertujuan untuk membuat masalah di kota Eleanor.

"Sebaiknya aku pulang", ucap Rebecca sebelum meninggalkan ruangan.

Nathan hanya berdiri di sana melihat punggung Rebecca menjauh.

*

Sekarang Rebecca berbaring di sofa, menunggu makan malam. Otaknya sedang membayangkan skenario terburuk akibat eksperimen yang akan dilakukan Nathan, ketika dering telepon memutus pikirannya.

"Hallo?" Sapa seseorang yang tak asing bagi Rebecca dari ujung telepon.

Hampir saja Rebecca menutup gagang telepon karena kaget. "Hallo, Jason". Dari mana Jason tau nomor telepon rumah ku?!

"Apa kau baik-baik saja, Rebecca?"

Sebenarnya sudah terlambat menanyakan keadaan setelah kejadian tadi pagi di sekolah, tapi tetap saja pertanyaan itu membuat Rebecca melayang karena merasa diperhatikan oleh Jason.

"Iya," hanya itu yang keluar dari mulut Rebecca, sisanya teriakan girang di dalam hatinya.

"Syukurlah. Rebecca, aku masih penasaran apa yang terjadi padamu saat kita pergi ke Queenes,"

Rebecca menepuk jidatnya. Dia lupa menjelaskan tentang tingkah lakunya. "Emmm," Rebecca sekarang tidak bisa berkata-kata. Bukan karena ibunya ada di ruangan sebelah, tapi karena perkataan Nathan soal keterlibatannya. Mana mungkin dirinya menarik Jason ikut ke dalam masalah. Bisa jadi Nathan murka karena Rebecca membeberkan soal magic cupcakes pada Jason.

"Aku ingin bertemu denganmu. Apa kau besok ada waktu?" Tanya Jason.

Rebecca spontan menutup mulutnya, karena teriakan sudah berada di ujung mulutnya. "Ya!" Jawabnya.

Tanpa basa-basi Jason langsung menentukan tempat, "taman kota Eleanor jam sepuluh siang. See you, Rebecca".

Setelah gagang telepon ditutup, Rebecca menari-nari tidak karuan. Kemudian beberapa menit dirinya baru sadar, apa yang harus aku katakan pada Jason?!

*

Rebecca mengenakan celana jeans pendek dan baju bewarna navy. Rambut ikalnya tergerai bersama poninya yang tidak bisa diam tertiup angin.

Kepalanya sudah cukup pening memikirkan penjelasan yang harus diberikannya pada Jason. Akhirnya dia memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya dan meminta Jason untuk menjaga rahasia.

Dari ujung taman kota Eleanor, Rebecca sudah bisa melihat Jason sedang duduk di kursi taman, sesekali menyebar biji jagung untuk burung-burung yang nampaknya terpesona dengan ketampanan Jason.

Tapi tunggu dulu. "Ehhhh!!!!" Rebecca berbalik badan. Mukanya merona. Jason mengenakan warna baju yang sama denganku! Kita seperti pakai baju couple?!

"Kalian janjian pake baju warna biru navy?"

Entah dari mana, Nathan sudah berada di samping Rebecca. "Nathan! Sedang apa kau di sini?!" Teriak Rebecca.

"Tak usah teriak," jawab Nathan sambil pura-pura mengorek telinganya yang tidak sakit.

Rebecca melihat box kue yang dibawa Nathan. "Jangan bilang kau mau bereksperimen lagi?!"

"Penasaran?" Nathan pergi meninggalkan Rebecca.

Rebecca menoleh ke arah Jason kemudian menoleh ke arah Nathan. Dia tidak bisa membiarkan Nathan bereksperimen dan membuat masalah lagi. Tapi dia juga tidak bisa meninggalkan Jason.

The Fault in Our CupcakesOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz