Part 8 : Question

26 3 1
                                    

Tirai merah maroon melambung tertiup angin. Sinar matahari terselip di antara kedua kelopak mata Rebecca yang tertutup, membuat Rebecca mengedipkan matanya yang berat. Sekujur tubuhnya terselimuti kain tebal. Sudah berapa jam aku tidur? Apa semua baik-baik saja? Tanya Rebecca dalam hati.

Rebecca bangun dari kasur. Dirinya sudah tidak menggunakan seragam sekolah. Rebecca membuka lemari kayunya. Mengenakan cardigan coklat tipis dan turun ke ruang tamu. Ada Mom ditemani sepotong cheese cake. Mom tersenyum melihat anak gadisnya turun.

"Kau sudah merasa baikkan?" Tanya Mom segera.

Rebecca mengangguk. Melihat ke arah jam dinding ruang tamu. Ternyata sudah tiga jam dia tertidur.

"Baru kali ada yang mengantarkanmu pulang, Rebecca. Apa itu teman barumu?" Tanya Mom sambil senyum-senyum, mencoba untuk tidak mengucapkan kata 'pacar'.

"Apa di sekolah semua baik-baik saja?"

Mom mengangguk. "Tapi, mungkin Ms. Reen akan mendapat cuti panjang," Ucap Mom merasa kasihan pada Ms. Reen.

"Ms. Reen akan dipecat?"

"Cuti panjang  bisa berarti liburan"

"Tapi bisa juga  berarti dipecat," Rebecca jadi merasa bersalah. Jika dia tidak memberikan magic cupcake itu, Ms. Reen tidak akan melakukan itu semua.

Mom mengelus pundak Rebecca, "hey, ini bukan salahmu. Makanlah cheese cake ini, temanmu yang membuatnya".

"Jika Ms. Reen sampai dipecat, maka ini salahku," gumam Rebecca sambil menunduk. "Tunggu Mom, siapa yang membuat cheese cake ini?"

"Nathan. Dia sangat sopan. Dia mengantar cheese cake ini setelah mengantarmu, loh! Rasanya enak sekali. Sebenarnya siapa dia? Mom baru kali ini melihatnya," ucap Mom panjang lebar.

Sopan? Jauh dari kenyataan, batin Rebecca. "Dia siswa Queenes, dari kota sebelah, cucunya nenek Olive. Dia 'mungkin' akan menjaga toko Magic Olive selama musim panas ini," jawab
Rebecca sembari membungkus kembali cheese cake yang sedang dimakan Mom. Rebecca trauma pada apapun yang dibuat oleh Nathan. Bisa-bisa Mom berubah jadi burung merpati! Pikirnya. Dan sebelum Mom mulai bertanya panjang lebar.

"Wow, sepertinya hubungan kalian sudah sangat dekat. Kenapa kau bawa semua cheese cakenya? Mau kemana?"

"Aku harus pergi ke Magic Olive," jawab Rebecca sambil memakai flat shoesnya.

"Hm, kencan sambil makan cheese cake ya? Hahaha," Goda Mom.

"Ew! Good bye, Mom!" Rebecca langsung berlari menuju Fall Valley berharap Nathan bisa menolong Ms. Reen.

*

Tirai etalase Magic Olive tertutup, tapi pintunya sedikit terbuka. Suara-suara riuh datang dari dalam toko. Suara mixer dan alat dapur semacamnya.

Ketika Rebecca masuk, ruangan ini nampaknya bukan Magic Olive. Mangkuk bekas adonan berantakan di atas meja. Botol-botol susu, bungkus mentega, dan kulit lemon berserakan di lantai. Diperkotor dengan jejak tepung. Seseorang yang tidak profesional nampaknya sedang membuat kue.

Sesuatu menarik perhatian Rebecca. Jar berisi penuh lemon kecil di atas meja. Lemonnya berkilau seperti ditaburi glitter. Tapi ketika diperhatikan, tidak ada glitter pada kulit lemonnya, hanya kulitnya yang berkilau indah. Apa ini lemon mainan? Jar kosongnya banyak sekali. Apa jar-jar kosong ini bekas tempat lemon-lemon kecil? Tanya Rebecca dalam hati.

"Lihat siapa yang datang," sahut Nathan dari ujung ruangan, berjalan menuju sofa besar yang di sampingnya terdapat cangkir dan teko hitam.

"Aku ingin mengembalikan cheese cake mu," ucap Rebecca. "Dari mana lemon mainan ini?"

The Fault in Our CupcakesDonde viven las historias. Descúbrelo ahora