Part 3 : Reaction

38 3 3
                                    

Rem bus mendecit ketika berhenti di depan Rebecca. Dari luar pintu bus  terlihat Mr. Brush yang selalu lesu. Rebecca hanya tersenyum tanpa menyapanya. 

07:50 AM

Sesampainya di sekolah, terlihat Jason berdiri di depan gerbang sekolah. Dua kata, rampih dan tampan.  Dia tersenyum ketika melihat Rebecca menuju ke arahnya. Senyum ramah yang didapatkan oleh semua penggemarnya. Bukan senyum spesial, tapi cukup membuat Rebecca panas dingin.

"Selamat pagi, Rebecca," sapa Jason.

"Pa..pagi, Jason," jawab Rebecca. 

Apakah Jason selalu setampan ini? Fokus Becca! Fokus! Batin Becca.

"Kau sudah sarapan?"

Rebecca merasa pembicaraan basa-basi antara dirinya dan Jason bisa membuatnya meledak saat itu juga karena grogi. Mungkin terdengar berlebihan. Rebecca mengangguk cepat. "Memangnya ada ya festival sekolah sepagi ini?" gumamnya.

"Sebenarnya upacara pembukaan festivalnya baru dimulai jam sembilan, tapi karena sekolahnya cukup jauh, jadi kita harus berangkat sepagi ini," kata Jason.

Rebecca merasa seharusnya tidak mengatakan hal itu karena terdengar seperti mengeluh. Kemudian Rebecca mengangkat box cupcakenya. "Cupcakes?"

Jason menahan nafasnya sebentar, lalu menggeleng sopan, "Aku tidak suka cupcake manis."

"Kalau ada cupcake rasa sosis kau akan makan?" 

Pertanyaan macam apa itu, Becca! ucapnya dalam hati.

"Hahaha. Terdengar aneh, tapi aku akan mencobanya," tawa Jason tidak terdengar dipaksaan.

Jason tertawa! Definitely a good day,yes! 

Kemudian Rebecca menelan habis satu cupcake. Cupcake barusan terasa beda dari cupcake yang biasa dia beli di toko Magic Olive, yang ini lebih manis dan lembut. Entah dari mana bunga-bunga terasa mekar di pundak Rebecca dan ada angin lembut menghembuskan rambutnya. Rebecca melebarkan matanya, "Hm? Perasaan macam apa ini?" Gumamnya.

Jason menengok Rebecca di sampingnya dan menunjuk ujung bibirnya sendiri, "Ada krim di bibir mu," beritahunya.

Tak bisa dijelaskan mengapa Rebecca tersenyum sambil menggenggam tangan Jason dan mengarahkan tangan Jason ke ujung bibirnya. "Tunjukan krimnya padaku," ucap Rebecca secara tiba-tiba.

Jason hanya menatap kaget karena dia tidak menduga seorang seperti Rebecca akan berani melakukan hal yang menurut dirinya sendiri akan sangat memalukan jika dilakukan pada orang yang baru dikenal. 

Karena melihat Jason tidak bereaksi apa-apa, Rebecca menggerakan tangan Jason mengelus ujung bibirnya. Rebecca kembali tersenyum, "terima kasih." 

Sekarang krim cupcake itu ada di jari Jason. Rebecca hendak memegang tangan Jason dan menjilat krim itu, tapi Jason sudah mengelap krim itu duluan agar tidak terjadi peristiwa jilat menjilat di depan sekolah. 

Tiba-tiba sebuah mobil sedan bewarna merah meluncur ke arah mereka berdua. Itu mobil Ms. Reen yang sedari tadi mereka tunggu. 

"Selamat pagi Jason, Rebecca! Lets go!" Sapa Ms. Reen sambil mengajak Rebecca dan Jason masuk ke dalam mobil. 

Beberapa menit setelah Rebecca duduk, dirinya sudah merasa mengantuk. 

"Apa itu untukku Rebecca?" Tanya Ms. Reen sambil melirik box cupcake.

"Tadi aku sudah memakannya satu. Tapi kalau Ms. mau, silahkan," Rebecca menaruh box cupcake itu ke tempat duduk di samping Ms. Reen yang kosong.

"Thank you,"ucap Ms. Reen senang.

Beberapa menit diperjalan membuat Rebecca tidak bisa menahan kantuknya lagi. Lagu Taylor Swift - Our Song yang diputar Ms. Reen mulai terdengar sayup-sayup. Kemudian Rebecca bergeser mendekati Jason yang sedang melihat jalanan dari tempat duduknya. 

Jason memperhatikan Rebecca mendekatinya dan mulai berpikir reaksi apa yang harus diberikan. "Rebecca? Kau kenapa?"

"Aku mengantuk, Jason. Pinjamkan aku bahumu ya?" Jawab Rebecca tanpa ragu-ragu.

Tentu saja ada yang salah pada Rebecca, pikir Jason. 

Sebelum Jason bilang 'ya' Rebecca sudah bersandar di bahu Jason. Terlelap.

Ms. Reen melihat dari kaca spion. Muridnya sedang 'berpelukan'. "Apa kalian pacaran?" 

"Sebenarnya aku baru berbicara pada Rebecca kemarin, tapi nampaknya ada yang salah dengan Rebecca pagi ini," jawab Jason.

"Well, semoga Rebecca baik-baik saja, hahaha," Ms. Reen selalu tertawa melihat tingkah laku murid-muridnya.

Jason tidak ikut tertawa. Dia hanya menatap wajah Rebecca yang tertidur di bahunya. Begitu tenang dan polos. Apa ini yang dilakukan seseorang pada orang yang baru dikenal?

Sepanjang perjalanan Rebecca tidur lelap hingga Ms. Reen membangunkannya, "Rebecca, sudah sampai!"

Rebecca membuka mata masih dengan posisi bersandar di bahu Jason yang bidang. "AAAAA!!!" Teriaknya tiba-tiba. "Ma..maafkan aku Jason!" Dirinya langsung salah tingkah ketika tahu kalau posisi tidurnya seperti itu. 

"Bukankah kau yang meminta padaku untuk tidur di bahuku?"

"HAH?!" Rebecca memutar badannya. Memunggungi Jason. Memegangi kepalanya. Becca! Apa yang telah kau lakukan? Meminta tidur di bahu Jason?Tunggu, ke..kenapa aku tidak mengingat apa-apa? Aku hanya ingat , aku makan cupcake dan masuk ke mobil Ms. Reen, itu saja.

"Sudah lupakan. Ayo kita keluar," Ucap Jason yang bingung melihat tingkah berubah-ubah orang yang baru dia kenal. 

***


~Kring kring

Makasii sudah baca part 3 : Reaction. Kasih bintang kalau suka*-* atau komen kalau ada hal yang mau diutarakan ^^

~Wussh next ke part selanjutnya yaa :)



The Fault in Our CupcakesNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ