21. Rahasia(1)

3.5K 477 15
                                    

Naruto merasa kepalanya seakan mau meledak. Semenjak ia menginjakan kakinya di Konoha, entah kenapa ia selalu terlibat masalah baru. Mulai dari Hinata yang membencinya setengah mati, ibunya yang bersikeras menjodohkannya dengan Pangeran Sai, kemudian masalah percintaannya dengan Sasuke yang tidak tahu kenapa makin mirip dengan cerita klise murahan ala drama televisi.

Dan sekarang, baru saja ada orang gila yang mau membunuhnya, hendak menusuknya yang sedang nyaman-nyamannya tidur. Naruto jadi semakin mempertanyakan kemampuan petugas keamanan istana hingga orang gila bisa menyusup ke kamarnya dan membuatnya nyaris bertemu dengan ayahnya di surga.

Namun semua itu terjawab kala identitas si orang gila terungkap, yang meski semua orang diam seribu bahasa, tapi Naruto yakin kalau wajah yang hendak menusuknya semalam itu adalah wajah yang sama dengan foto yang ia lihat kemarin bersama Sai. Kembaran Kurama. Putri Kyuubi.

Dan mengesampingkan bahwa Putri Kyuubi ternyata masih hidup, Naruto masih amat kesal dengan kelakuan Keluarga Kerajaan. Yaa, maksudnya begini, kenyataan sudah terpampang jelas di mata Naruto, nyawa Naruto juga nyaris hilang, tapi Keluarga Kerjaan masih bungkam seribu bahasa. Tidak ada yang mengungkit perihal insiden penyerangam kemarin malam. Tidak ada yang memberinya penjelasan mengenai Putri Kyuubi atau setidaknya dengan kalimat paling singkat atas semua jawaban ruet yang ada.

Bahwa yang menyerangnya kemarin adalah Putri Kyuubi.

Selesai. Naruto cukup mendengar pengakuan itu. Tapi tidak tau kenapa mereka terkesan menjauhi topik itu dan memilih untuk menghindari Naruto pula.

Naruto jengkel, gondok, sebal setengah hidup. Dia ingin keluar, curhat dengan Sasuke tapi semua aksesnya dengam Sasuke dibatasi. Ponselnya di sita, dia tidak diperbolehkan keluar istana dengan alasan acara pertunangannya dengan Sai kian dekat.

Cih. Memang dia sudi bertunangan denganbmanusia seribu topeng itu. Naruto mengigiti kukunya, memikirkan cara agar bisa kabur dari Istana.

Loncat dari balkon dengan tali yang dibuat dari seprai serta selimut di kamarnya? Jangan mimpi! Memangnya ini Disney apa! Dengan rambut Rapunzel sekalipun kemungkinan Naruto terluka juga sangat besar. Bagaimana kalau dia gagal mendarat dan jatuh? Bagus kalau langsung mati, kalau gegar otak dulu bagaimana?

Ketukan di pintu balkonnya sedikit menyentakan Naruto ke dunia nyata. Ia mengernyit bingung. Tengah malam begini siapa yang mengetuk pintu balkonnya? Lagipula orang sinting mana yang bisa memanjat balkon kamarnya yang tingginya setara dengan bangunan tiga lantai? Memangnya di Konoha ada ninja apa.

Tok!
Tok!
Tok!

Ketukan makin sering terdengar. Naruto nyerah, memilih untuk membukakan pintu. Mulut Naruto terbuka lebar saat mendapati si orang gil--- maksud Naruto Putri Kyuubi berdiri di balkon dengam pakaian serba hitam. Wajah Putri Kyuubi jauh lebih bersih dari sebelumnya dan mukanya juga jauh lebih waras dari yang ia lihat kemarin.

Ada apa sebenarnya?

"Putri Naruto, bisa kita bicara?"

"Hah? Oke." Naruto tampak linglung. Dia bergeser, memberi akses agar Kyuubi bisa masuk ke kamarnya.

Mata Naruto menatap lekat sosok yang kini duduk manis di kasurnya. Otaknya makin pusing. Pertanyaan yang terlalu banyak bisa membuat otaknya meledak. Kemarin malam ia hampir saja dibunuh dan saat ini orang yang mau membunuhnya sedang duduk manis layaknya orang normal.

Entah kenapa Naruto merasa dirinya sangat bodoh.

"Aku tau kau sedang kebingungan saat ini Putri Naruto dan aku janji akan menjelaskan semuanya, saat ini juga," ia akhirnya berujar. Naruto takjub. Seperti nya orang yang ada dihadapannya bicara seperti orang waras, tidak seperti kemarin.

Dan sebenarnya ada hal yang paling mengganggu di kepala Naruto dari sekian banyak pertanyaan yang ada.

"Jadi, kau mungkin terkejut karena kemarin aku terlihat seperti orang gila dan hendak membunuhmu. Atau fakta bahwa aku sudah mati. Tidak ... kau mungkin belum tau siapa ak---"

"Putri Kyuubi,"

Kyuubi tersentak, terkejut karena Naruto sudah menebaknya duluan. "Y--ya?"

"Kau itu ninja ya?"

"Hah?"

Putri Kyuubi loading sesaat mendengar pertanyaan tidak nyambung Naruto. Naruto menggeleng, sadar bahwa dia baru saja melemparkan pertanyaan paling konyol. Lantas cewek pirang itu mengibaskan tangannya ke udara, mengisyaratkan agar Putri Kyuubi melupakan perkataannya barusan.

"Oke. Lupakan. Jadi, kau benar Putri Kyuubi?" Kata Naruto memulai proses interogasi.

"Ya. Aku Putri Kyuubi."

"Yang katanya sudah mati itu?"

"Iya."

"Yang makamnya dibuatkan dengan berhiaskan marmer dan permata?"

Kyuubi mengangguk. Mata Naruto menyempit.

"Yang kemarin malam mau membunuhku itu?"

Kyuubi tersedak ludah sendiri. Dia menatap Naruto gugup. "T---t---ti---tidak kok. Sungguh! Aku tidak berniat membunuhmu!"

Naruto menatapnya tidak percaya. "Bohong. Lalu kenapa kau membawa pisau ke kamarku dan tersenyum jahat begitu?"

"Aku tidak tersenyum jahat! Dan aku sungguh tidak berniat membunuhmu! Dan soal pisau ... arrrgggh, bagaimana menjelaskannya!" Kyuubi mengacak rambutnya frustasi.

"Pokoknya begini, intinya aku tidak mau membunuhmu kemarin!"katanya. "Juga aku bukan orang gila, atau sinting atau kawan-kawannya seperti yang kau pikirkan!"

"Oke, lalu?"

Kyuubi menarik napas panjang,"Aku butuh pertolonganmu dan juga aku ingin mengatakan sesuatu sebelumnya."

Mata Kyuubi terlihat sangat serius.

"Apapun yang kau dengar tentangku di Konoha, itu semua adalah omong kosong belaka. Semua orang di sini adalah pembohong."

.
.
.
.
.
.

T. B. C

Haloo, saya kembali setelah sekian lama Hibernasi. Semoga masih ada yang menunggu ff ini ya ....

Princess With Jeans ( TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang