"Ibu kita pulang sekarang."

"Tap- tapi--"

Belum selesai Fei memotong ucapan Jackson, Jackson sudah menarik Ibunya keluar dari kediaman tuan Seulong.

Jaebum menatap kepergian mereka dengan tatapan kosong, ia menyesal. Menyesal telah seperti tadi, dan kali ini setetes butiran bening telah keluar dari matanya.

Ia menangis.

"Ayah kecewa padamu Jaebum." setelah itu Seulong pergi meninggalkan Jaebum yang masih mematung ditempatnya.

"Benar benar munafik, aku merindukanmu Bu."

***

Junior sedang menunggu Jaebum di parkiran, 10 menit lagi akan bell masuk. Junior dengan setia menunggu didepan mobilnya, menunggu Jaebum. Tidak biasanya Jaebum telat, apalagi setelah mereka berpacaran. Jaebum selalu datang lebih awal.

Sebuah mobil memasuki area parkiran, Junior mendesah pelan. Ia mengira itu adalah mobil Jaebum, tapi itu adalah mobil Jackson.

"Junior?" Mark menyapa Junior dengan nada heran, tidak biasanya Junior berada di parkiran seperti sekarang.

"Oh hai Mark."

"Kau.. Sedang apa?"

"Menunggu Jaebum."

Mendengar ucapan Junior, Mark pun menoleh pada Jackson. Mark sudah tahu apa yang terjadi, tentu saja Jackson yang menceritakannya.

"Kau sudah menghubunginya?"

"Dia tidak bisa dihubungi, Mark. Apakah kalian tahu mengapa Jaebum tidak bisa dihubungi? aku khawatir padanya."

Ingin sekali Mark memberitahukan hal itu pada Junior, ia merasa tidak tega melihat Junior seperti ini. Ditambah lagi Jaebum tidak memberitahukan pada Junior. Tapi Jackson melarangnya,

"Mungkin dia sedang meratapi penyesalannya, atau tidak berpikir kenapa dia egois dan munafik."

Setelah mengucapkan itu Jackson menarik Mark untuk pergi meninggalkan Junior yang sedang kebingungan dengan ucapan Jackson.

***

Benar, kalau ternyata Jaebum hari ini tidak masuk. Bukan karena ia sakit atau telat bangun, tapi karena ia merasa malu. Malu dengan Jackson, bagaimana tidak? Ia baru saja berbaikan dengan Jackson tapi semalam ia telah membuat kejadian yang membuat mereka kembali renggang.

"Astaga, Jinyoungie 'ku."

Jaebum pun mencari ponselnya, ia lupa pada kekasihnya itu. Soal ponselnya itu, Jaebum benar benar tidak sengaja. Semalam ia sangat kalut, sampai melupakan ponselnya dan tidak mengabari Junior.

"Ini dia." Jaebum menemukan ponselnya di kantung jacket yang ia pakai semalam.

"Sialan, batrainya low." Jaebum pun mencharge ponselnya. Setelah nyala sudah ada beberapa notifikasi dan itu semua dari Junior.

19 misscalled

7 message

"Selamat pagi Jeybie~ah"

"Kau belum bangun? Aku sedang dalam perjalanan sekolah, sampai bertemu nanti chagi~~"

"Jaebum kau dimana? Apa kau sakit?:("

Dan masih ada beberapa pesan lagi, Jaebum mengacak rambutnya dengan kesal. Karena keeogisan dirinya ia sampai melupakan Junior.

Jaebum pun melirik jam dinding, waktu sudah menunjukan pukul 16.12 artinya sudah sore. Berarti murid murid sekolah sudah pada pulang, tapi mengapa Junior tidak menghubunginya lagi? Apakah dia marah pada Jaebum?

"Tidak, tidak. Junior bukan orang yang seperti itu." Jaebum menggeleng gelengkan kepalanya. Ia membayangkan jika Junior marah padanya karena tidak menghubunginya.

"Jaebum,"

"Astaga Junhyeok! Kenapa kau tidak mengetuk pintu dulu!" Jaebum terkejut karena Junhyeok yang tiba tiba masuk kedalam kamarnya.

"Aku sudah mengetuknya, dan kau tidak menyahut. Kebetulan tidak dikunci, aku masuk saja."

Jaebum menghela nafasnya, "Ada apa?" ia bertanya tanpa menanggapi penjelasan Junhyeok.

"Seseorang ingin bertemu denganmu, ia menunggu dibawah." Jaebum menaikkan satu alisnya, siapa yang ingin bertemu dengannya sore hari seperti ini?

"Junhyeok kau lama sekali."

Belum sempat Jaebum bertanya siapa orangnya, orang tersebut sudah datang.

"Ah ini dia, kekasihmu. Aku permisi." Junhyeok pun pergi meninggalkan Junior dan Jaebum.

Mereka berdua pun saling diam, bukan karena tidak tahu harus berbicara apa. Itu karena suasana yang tiba tiba menjadi canggung,

"Jinyoung."

"Jaebum."

Mereka saling memanggil bersamaan, tanpa sengaja mereka pun tertawa kecil.

"Ladies first." Junior melongo karena Jaebum secara tidak langsung menyebutnya wanita.

"Ladies first, artinya kau duluan Jinyoungie." Jaebum gemas pada Junior yang tidak bicara melainkan malah diam.

"Kalau kau tidak bicara juga, aku akan mencium 'mu." mendengar kata 'cium' Junior langsung mengerjapkan matanya.

"Kenapa kau tidak mengabariku?" ucap Junior setelah sadar dari lamunannya. Jaebum hanya mengedikkan dagunya menunjuk dimana ponselnya sedang dicharge.

"Ponselku mati. Maaf telah membuatmu khawatir, tidak seharusnya aku seperti ini."

Junior tersenyum, rencananya memancing Jaebum untuk bercerita tentang kejadian semalam sedikit berhasil. Junior sudah tahu dari Mark, Mark memberitahukannya saat mereka tidak sengaja bertemu di toilet. Tapi, Junior ingin dengar langsung dari mulut Jaebum.

"Memangnya kau kenapa?"

"Aku egois, karena ke 'egoisanku ibu menjadi sedih."

Pelan pelan Junior menuntun Jaebum ke kasurnya, ia ingin lebih fokus mendengar cerita Jaebum.

"Jinyoung, apa aku jahat?"

"Tidak, kau baik. Bahkan sangat baik, kau dengan mudahnya memaafkan kesalahan teman teman 'mu."

"Tapi aku tidak memaafkan ibuku sendiri."

"Kau pasti bisa memaafkannya. Aku tahu kau orang yang mudah memaafkan, jadi jangan bicara seakan akan kau yang jahat."

"Lalu aku harus apa? Ibu sudah menangis karena aku, pasti dia menyesal telah meminta maaf padaku."

"Tidak ada penyeselan bagi seorang ibu untuk anaknya, yang harus kau lakukan mencobanya kembali."

"Kenapa kau begitu yakin?"

"Karena aku bisa merasakan apa yang kau rasakan, Jaebum."

Jaebum pun langsung memeluk Junior, ia benar benar merasa lebih baik sekarang. Junior adalah orang yang tepat untuk membuatnya tenang dan merasa lebih baik.

"Terima kasih Jinyoung, kau memang yang terbaik untukku. Jangan pernah lelah dengan sifatku, jangan pernah berhenti untuk menenangkanku, jangan pernah bosan mencintaiku dan jangan pernah tinggalkan aku."

Junior tersenyum dalam dekapan Jaebum, ia senang karena dirinya menjadi arti tersendiri bagi Jaebum. Senang karena apa yang ia lakukan tidak sia sia, dan itu semua hanya untuk Jaebum. Kekasihnya, orang yang sangat Junior cintai.

"Aku mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu."

--

Tbc

Kayanya satu/dua part lagi akan end/?

Jgn lupa baca cerita bnior aku yg baru, judulnya jun&jin..

Love~D

The Secret to Hatredحيث تعيش القصص. اكتشف الآن