12nd ↪ xeno, remember me?

20.4K 933 157
                                    

Ya ya, judulnya memang alay, tapi ya gimana ya. :v

Ooo iya, kita hapuskan dulu Axel dari part ini, thankiesss. :v

Budidayakan Vote sebelum membaca, makasih.

***
Author's POV.

"Axel?" ujar Xeno setelah mengangkat telepon dari Axel.

"Hallo, Xeno! Yaampun. Maaf baru nelpon, eh mama, mama ngapain! Heh!" lah, Axel kenapa?

"Hallo, Xeno! Aduhhh menantuku yang paling beautifull, tapi Axelnya mama pinjam dulu ya sekarang, ok nanti aja telpon-telponannya, sekarang kamu harus tidur! Disana sudah tenggah malamkan?" tanya Mama, membuatku mengangguk. Eh bodoh, ngapain ngangguk disini?

"Ah iya, ma, disini udah tengah malam."

"Nah Axel, kamu juga sana tidur udah tengah malam juga, sana tidur, Axel!" ujar mama kepada Axel yang berada disana.

"Ok, babay ya Xeno, good night, sayang."

"Mama rese!" keluh Axel.

"Oo iya, ada salam dari si Axel alay, katanya, Goodnight sayangkuuu muah muah," ujar Mama Axel, membuat Axel yang berada disana kesal.

"Ok, babay mama, babay Axel."

"Babay sayang."

Setelah mematikan telpon, Xenopun langsung tertidur.

***
Xeno's POV.

Ok, karena Axel sedang tidak ada disini, terpaksa aku yang membawa mobil sendiri.

Walaupun dulu aku kelihatan kayak orang kuker, tapi aku ini punya sim.

Aku segera mengambil kunci mobil yang berada di meja dan segera membuka pintu apart.

"Huh! Semangat!"

***
"Xeno!" panggil seseorang membuatku menoleh,

"Kenapa, Al?" ternyata orang itu Alfi.

"Ini loh, tadi ada yang nyariin kamu," jawab Alfi membuatku langsung berpikir, siapa ya?

"Siapa, Al?"

"Cowok, ganteng sih, tapi gantengan si Axel, tinggi, putih juga," jawab Alfi sambil memakan biskuitnya.

"kapan?"

"Tadi."

"Okelah," ujarku sambil berjalan kearah bangku taman.

"Eh Xen."

"Ya?"

"Axel kemana? Kok gak ada? Tumben banget, biasanya kamu pergi sama dia terus, sekarang aku malah lihat kamu nyetir sendiri," tanya Alfi membuatku cemberut, aduh.

"Ke luar negeri, sama mamanya," jawabku, "oalah, jangan sedih gitu, Xen."

"Yaudah, Al. Barengan aja kekelas, aku males kekelas sendiri, bisa aja aku kena bully sama si Babon dan Queen jadi-jadian," ujarku sambil menarik Alfi dan langsung berjalan kearah kelas.

Alfi mulai berbicara pasti masalah sering dibully sama anak kelas atau gak anak kelas lain.

"Biarin aja, bodo amat."

"Xeno emang betul, tapi sakit tau."

"Jangan baper, Al."

"Iya, dasar yang udah nikah."

Aku hanya tertawa ringan, emang dia pikir nikah itu enak? Dikira apaan kali.

Untung aku belum punya anak, jadi belum bisa dipanggil mama. Lah kok kesitu.

Marrying With The Bad Boy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang