2nd ↪ the fighting.

43.2K 1.9K 62
                                    

Aku sedang berjalan menuju kedalam mobil, haduh, diriku ribet amat, si Axel juga asal narik-narik aja lagi.

Lah, ketahuan nih anak kalo gak bener, seharusnya dia itu nunjukin sifatnya yang baik kek, lah ini langsung terang-terangan.

Eh tapi tampangnya sih ganteng, ya Allah, thanks banget lho, dikasih beginian, gapapa gak bener, yang penting enak diajak kondangan.

Sepanjang perjalanan ke gedung, aku hanya mendengarkan ucapan dari mamanya Axel. Astaga.

"Iya ma, sampai kapan mau ngoceh mulu, capek dengerinnya," keluh Axel membuat mamanya menjewer telinganya, mau ketawa tapi gak sopan, ditahan please, ditahan.

"Dan satu lagi, pas udah tinggal di Apartemen, kalian berdua harus pergi kuliah berdua! Gak boleh sendiri-sendiri, dan Axel jangan tinggalin Xenovia dan harus jagain dia, kamu ngerti, Ax!" ujar Mama Axel, dan aku hanya mengangguk aja, pasrah deh, tapi gapapa ada supir gratis, ganteng lagi.

"Iya ma iya," ujarku bareng sama si Axel yang lesu minta ampun, gimana gak lesu, mamanya Axel aja ngoceh dari rumahku sampai disini.

"Eh Kak Ax, kapan sih nyampenya? Lama amat, udah sejam duduk disini, gak nyampe-nyampe kesana," tanyaku kepada Axel, yang berada tepat disebelahku.

"Masih setengah jam lagi, kalo ngantuk tidur aja, nih paha aku tersedia gratis buat kamu," jawabnya sambil menepuk pahanya, yaelah modus.

Tapi akhirnya aku tiduran juga dipahanya, gapapa udah muhrim kok. Hihihi.

***
Aku terbangun dari tidurku, lah anjir aku dimana?

Bukan, ini bukan di mobil, tapi kepalaku masih ada diatas pahanya Axel.

Kulihat Axel sedang asik dengan handphonenya.

Ooo, dia gak sadar ya kalo aku udah bangun.

"Ooo, udah bangun ya kamu?" tanyanya sambil menunduk.

"Yups, sepertinya yang kamu lihat," jawabku segera duduk dibangku sebelahnya.

"Nyaman amat ya kamu, tidur dipaha aku," celetuk Axel membuatku mendengus.

"Yaelah, Kak."

"Btw, ini ada dimana?" tanyaku.

"Ada di gedunglah, mau dimana lagi," jawabnya santai sambil memainkan handphonenya kembali.

"Maksud kita ini ada diruangan apaan?"

"Ooo, ini ada diruang ganti," jawab Axel masih sibuk dengan handphonenya, kayaknya lebih penting hpnya daripada aku.

"Nah, sekarang kita ngapain?"

"Duduk aja, nanti Mamaku datang nyamperin kita."

Hmm, cuek ya, mau tampil cool didepan aku?

Emang cool sih, ya ampun, kenapa Mommy baik banget sama aku, ngasih orang ganteng lagi. *emangnyabarang.

"Napa kamu lihat-lihat? Nanti naksir, gak nanggung ya!" tanya Axel membuatku mendengus kesal, sialan, dia ngelihatin ternyata pas aku ngelirik dia.

"Gapapa," jawabku, gak sopan kalo gak jawab, apalagi sama suami sendiri, astaga, gimana gitu.

"Axel Raymond," ujarku tanpa sadar, membuat Axel menoleh, "Kamu ngapain manggil aku? Naksirkan, sambil diinget-inget mulu, ku jadi malu."

Aku hanya ingin terbiasa menyebutkan nama itu, kok. Suer.

Sambil memelukku tiba-tiba, "Eh kamu modus ya?"

"Enak aja!"

"Kalo gak modus, kenapa meluk-meluk, ngaku aja kamu!" paksaku membuatnya mendengus kesal.

Rasain lo, 1-1.

"Eh, kalian ini daritadi berantem mulu, ayo keluar, tuh diiringi sama tuh anak kecil sama kakak-kakak disitu ayo keluar, Axel matikan hpmu dulu, dan Xenovia Hpmu harus diganti memonya!" perintah Mama Axel yang tiba-tiba masuk tanpa disadari.

"Lah, kenapa gitu ma! Memoku gak ada bokep atau apalah yang berbau aneh-aneh," jawabku membela diri.

"Tapi banyak Anime, kamu udah dewasa Xeno, bukan anak kecil lagi!"

"Tapi Xeno masih kecil, mama!" jawabku lagi.

"Kalo masih kecil kenapa udah nikah?"

Skakmat...

"Mati kamu!" ujar Axel yang masih disampingku.

"Diem kamu!" ujarku sedikit membentaknya.

"Nah masih berantem, ayo keluar, atau mau ditarik dulu?" tanya mama, sambil menarik aku dan Axel keluar dari ruang ganti yamg sejuk ini.

"Iya iya, udah ma, kami bukan anak kecil tau!" ujar Axel yang daritadi diem aja.

"Bagus, baikan sana!"

"Iya ma, iya!"

Tbc.

Fix deh, maaf banget kalo pendek, soalnya pas aku nulis part ini, akunya lagi UN, omg!

Fix, aku tambah cinta sama Axel dan Xeno.

Yaudahlah, bye.





Sincerely Yours,

Soufi Silvia.

Marrying With The Bad Boy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang