One - Prologue

Mulai dari awal
                                    

"Bagaimana sidangmu tadi? Apa berhasil?"

Sekali lagi, ia menghela nafasnya lalu kemudian memejamkan mata. Berapa kalipun sidang yang dilakukan hasilnya tetap akan sama, tak akan ada yang berubah. Ini semua sangatlah sia-sia dan tidak berguna. Mereka hanya akan memunculkan bukti baru yang akan terus menyudutkannya. Tak ada lagi gunanya jika ia masih membela diri. Ia hanya akan mendapat cacian yang akan membuat hatinya semakin terluka.

"Gwaenchana? Kenapa kau terdengar lebih diam hari ini? Walaupun aku tau kau itu sangat dingin, tapi hari ini kau benar-benar diam."Seseorang yang berbatasan dinding dengan yeoja yang bernama Sica itu terdengar seperti khawatir.

"Jalja Fany-ah! Have a nice dream!"

"YA! Jung Jessica! Kau belum menjawab pertanyaanku! Apa terjadi sesuatu?"

Yeoja yang bernama Jessica itu untuk ketiga kalinya kembali menghela nafas berat, "nan Gwaenchana. Sebaiknya kau lekas tidur agar besok bisa memakai kamar mandi dengan cepat."

"Aish, yayaya. Good Night Jessica!"

***

"Kenapa? Kenapa kau meninggalkanku eonnie?"Tanya Seorang yeoja kecil dengan wajah terluka. Tubuhnya penuh luka memar dan bajunya tampak sangat lusuh.

"A-aku tak sengaja.."Yeoja yang dipanggil eonnie itu berubah pucat, ia merasa sangat bersalah terhadap apa yang terjadi pada yeoja di hadapannya itu.

"Kau bohong! Aku tau kau sengaja! Dari dulu kau itu sama saja! Tak punya hati!"Yeoja kecil itu kini bangkit lalu menatap manik yeoja yang dipanggilnya eonnie dengan raut wajah yang sama sekali tak bisa dibaca.

"Mianhae.. jeongmal mianhae.. Sungguh, a-aku benar-benar tak sengaja."

"Sekarang kau telah mendapatkan semuanya yang kau mau. Apa sekarang eonnie puas?"

Yeoja yang dipanggil eonnie itu menggeleng, "Tidak. Aku bahkan sangat tersiksa, Aku ingin mengakhiri ini semua. Aku sudah tak sanggup lagi."

"Kau tak bisa mati secepat itu, kau harus di penjara seumur hidupmu akibat kesalahan yang telah kau lakukan itu pembunuh!"

"Aku tidak membunuhnya! Itu tidak mungkin!"

"Apa dengan eonnie berkata seperti itu orang-orang akan percaya? Semua orang membencimu saat ini. Hanya orang bodoh yang akan percaya pada perkataanmu itu!"

"Demi tuhan, aku tak pernah melukainya atau siapapun! Sejengkalpun tak pernah!"

"Bagaimana denganku? Apa kau ingin melupakan fakta bahwa kau sudah menghancurkan kehidupanku? Apa aku perlu mengingatkanmu sekali lagi?"yeoja kecil itu menatap eonnie-nya dengan tatapan penuh intimidasi.

"Kenapa kau selalu membuatku merasa bersalah? Aku sudah menghabiskan hidupku dengan terus menyesal dan kau serta semua orang selalu saja membuatku terlihat sangat buruk."Bela yeoja itu.

"Kau itu memang buruk. Kau begitu iri padaku dan melakukan hal yang kejam untuk membuatku dapat lenyap."

"Apa kau begitu membenciku? Apa kau sebegitu marahnya padaku? Kenapa kau selalu menggangguku? Aku sudah cukup menderita. Hentikanlah aku mohon."

Yeoja kecil itu tersenyum sinis, "Ya. Aku sangat membenci dirimu. Aku tidak akan berhenti mengganggumu sampai kau mendapatkan balasannya. Hidup eonnie harus hancur seperti hidupku."

"Ada suatu hal yang sedari dulu ingin aku katakan padamu.."Yeoja yang dipanggil eonnie itu menata[ yeoja kecil itu sendu."Kau tau? Aku.. Aku Menyayangimu. Sangat menyayangimu. Mungkin selama ini aku tak pernah mengatakannya langsung padamu. Tapi, di dalam hatiku aku benar-benar sayang dan bangga padamu. Maaf karena menjadi eonnie yang buruk bagimu. Aku bahkan tak pantas dipanggil eonnie olehmu."

Hidden TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang