Bagian 29

2.5K 119 0
                                    

Author POV

      Pria bermata hazel itu terus menunggu kesadaran orang yang ia cintai. Sudah hampir 2 hari Jill belum sadar. Selama 2 hari itu pula Justin menjaga Jill, bahkan Justin tidak mau meninggalkan Jill. Untuk pergi kekantin rumah sakit saja untuk membeli makanan, ia juga tidak mau. Keadaan Justin benar-benar kacau. Ia bahkan belum mandi sama sekali, rambutnya berantakan, matanya berkantung hitam sangat tebal.

Padahal Mom dan Dad Justin sudah berusaha membujuk Justin untuk pulang. Begitu pula orangtuanya Jill juga sudah membujuk Justin untuk beristirahat.

“Justin.. pulanglah dulu, biar tante yang menjaganya.”sahut Mrs.Rose ibunya Jill.

“Tidak Mrs. Saya akan menunggu Jill sampai tersadar”Justin tetap kokoh dengan pendiriannya.

“Justin… pulanglah nak. Kau perlu beristirahat”sahut Mr.David ayahnya Jill. Justin tetap menggeleng, dia tau bahwa yang berhak menjaga Jill adalah orangtuanya Jill. Tetapi dia ingin melihat Jill tersadar.

“Kau perlu makan, lihat tubuhmu. Kau sangat.. kurus nak”bujuk Mrs.Rose lagi.

“Aku tidak lapar Mrs”jawab Justin sembari terus menatap Jill yang belum kunjung sadar.

Kedua orangtua Jill hanya bisa pasrah, jika sudah begini. Justin memang susah sekali dibujuk.

Tiba-tiba datanglah Stefi sahabat dekat Jill dan juga Cody.

“Astaga! Jill”teriak Stefi begitu masuk ruangan. Dia terkaget karena baru mengetahui sahabatnya itu masuk rumah sakit karena tertembak dan nyaris saja meregang nyawa.

“Bagaimana bisa?”tanya Stefi pada Justin.

“Aku diserang dengan Lucy,Dadnya Lucy,Liz,dan Hannah. Mereka semua menyekapku dan aku dipukuli sehingga aku tak sadarkan diri. Lalu tiba-tiba saat aku tersadar aku sudah melihat Jill duduk terikat didepanku dan sudah ditembak oleh Liz.”jelas Justin.

“Berapa hari ia disini?”tanya Cody.

“2 hari”jawab Justin singkat sembari menghela nafas berat.

“2 HARI? KENAPA AKU BARU DIBERITAU? KAU TAU? AKU SAHABATNYA!”pekik Stefi dengan nada gemas.

“tenanglah Stefi, Justin sendiri tidak punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri”sahut Mrs.Rose

“Astaga.. Justin lebih baik kau pulang dan istirahat dulu. Kau tidak perlu khawatir. Kami akan menjaga Jill”sahut Cody menenangkan Justin.

“Ya.. Lihat tubuhmu sendiri Just.. kau kurus,berantakan dan.. hmm belum mandi”sahut Stefi.

“Aku hanya ingin melihatnya tersadar, itu saja”sahut Justin lemas.

“Kalau kau ingin melihatnya tersadar, kau harus memperbaiki penampilanmu dulu Just.. lihatlah kau kurus,berkantung mata,kacau.. Pasti Jill ingin melihat pujaan hatinya saat dia tersadar tentunya dengan keadaan yang baik”nasihat Mr.David

Justin terdiam sebentar, dia berusaha mencerna kata-kata Mr.David. dan berfikir, ya Mr.David benar. Jika ia ingin melihat Jill tersadar, dia harus memperbaiki penampilannya dulu. Tentunya Jill akan senang melihat Justin dalam keadaan sehat dan terawat. Tidak seperti ini

“Kalian berjanjikan akan menjaga Jill?”tanya Justin.

“Tentu saja nak.. Jill anakku akan kujaga dia baik-baik”sahut Mr.David. Justin mengangguk, sebelum ia pergi dia mencium kening Jill.

“Aku akan kembali lagi..”itulah kata yang Justin katakan, entah Jill mendengarnya atau tidak. Justin kemudian berjalan keluar dari ruangan itu, dan berjalan lemas menuju keparkiran. Ya mobilnya masih ada.

Lost Or In Danger With Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang