Bagian 15

3.6K 147 0
                                    


    Sore ini aku sudah diperbolehkan pulang walau menggunakan kursi roda, itu tak masalah bagiku. Yang terpenting bagiku adalah hari ini aku pulang dan tak menikmati makanan rumah sakit yang tidak enak dan aneh itu.

Aku pulang diantar oleh Mom,Dad dan Defanda. Justin dan Cody sudah pulang dari tadi. Ya walaupun mereka masih sering bertengkar tapi aku akan berusaha membuat mereka akur. Entah bagaimanapun caranya.Dimobil aku terus terdiam sambil menatapi jalanan kota LA yang padat di sore ini. Aku mendesah berat sambil memjamkan mataku sebentar. Memikirkan dan merenungkan apa yang baru saja kualami. Patah kaki tulang sementara? Itu sungguh menyakitkan awalnya. Aku tidak tau berapa lama aku akan sembuh, sungguh dan aku benar-benar tidak tau.
   

“Sayang..”sahut mom yang langsung membuyarkan lamunanku.
   

“Ya mom?”tanyaku. mom tersenyum tipis dan mengelus pundakku.
   

“Kau yakin akan sekolah besok?”tanya mom dengan nada lembut. Aku menghela nafas dan memejamkan mata sebentar lalu kembali membukanya.
    

“Sejauh ini aku merasa sudah lebih baik. Jadi kenapa tidak?”jawabku. sambil tersenyum simpul pada mom. Mom tersenyum dan mengelus rambut coklat gelapku.
    

“Baiklah, kalau begitu kau akan diantar oleh Dion ya?”tanya Mom. Aku menghela nafas.
     

“Ya, jika pagi esok aku mendapat supir baru?”tanyaku sambil tersenyum, ya maksudku adalah Justin atau Cody yang akan menjemputku besok pagi.
Mom mengerutkan alisnya dan menyatukan kedua alisnya.
  

“Supir? Baru?”tanya mom. Aku mengangguk
   

“Ya Justin atau Cody. Mungkin mereka akan menjemputku besok”sahutku sambil mengangkat kedua bahuku.
   

“Ah, justin? dia pacarmu? Lalu siapa Cody?”tanya mom. Aku menghela nafas.
  

“Justin is not my boyfriend mom and Cody is just my friend”sahutku
  

“lalu kenapa justin kerumahmu malam-malam waktu itu? Friday Night..”ucap mom sambil senyum-senyum. Sontak pipiku langsung memerah seperti kepiting rebus sekarang. Sungguh memalukan.
  

“Itu… mm”sahutku sambil berfikir. Mom tersenyum dan tertawa Defanda yang dari tadi sibuk dengan iPhonenya langsung menatap kami.
  

“Justin lagi”tanya Defanda. Aku mendengus.
  

“Sudah hentikan!!”ucapku gemas sambil melipat kedua tanganku. Mom dan Defanda tertawa, taklama sampai lah kita dirumah, aku langsung dibantu turun oleh dion, dan menggunakan kursi roda aku mendorong rodaku sendiri dengan cepat menuju masuk kerumah. Ingin rasanya cepat sampai kamar. Sampai didepan tangga aku langsung mendesah, aku sekarang tidak bisa lagi menaiki atau menuruni tangga sendiri setidaknya untuk beberapa minggu kedepan.
   “

Biar saya bantu Mrs”sahut dion aku langsung mengangguk dan dion pun langsung menggendongku kekamarku. Setelah itu datanglah bodyguard lainnya membawa kursi rodaku. Aku bergumam terima kasih dan mereka langsung pergi dan menutup kamarku. aku kemudian dengan perlahan bangkit dari kursi rodaku dan menuju ke kasurku. Sungguh menyebalkan, tapi kenyataannya beginilah aku sekarang. Walau Dad dan mom juga membelikanku tongkat, mungkin besok aku akan lebih memilih memakai tongkat dari pada kursi roda. Aku lalu memejamkan mataku dan ikut larut dalam dunia fantasiku.


Author POV

    Sungguh hari yang melelahkan bagi perempuan bernama Jill Cermanotta Hends,  bagaimana tidak seorang gadis belia yang cantik dan masih berumur 17 tahun itu sedang menderita sekarang. Ya dia baru saja mengalami patah tulang kaki sementara, walaupun beberapa minggu lagi akan sembuh. Namun itu juga menyiksa bagi jill.
    Pagi ini gadis itu mengerjap-erjapkan matanya karena merasakan sebuah belaian lembut dikulit tubuhnya tepatnya di lengannya. Mata coklat keemasan gadis itu masih belum nampak sempurna, mata gadis itu kembali terpejam dan membuka sempurna sehingga terlihat jelas warna mata lensanya yang coklat keemasannya, dia tersentak kaget begitu melihat apa yang ada didepannya sekarang.

Lost Or In Danger With Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang