Part 13

178 13 0
                                    




(13)

"Waah Mba Echa udah dateng? Alhamdulillah.. Kirain ga akan ngantor mba" seru Lyra yang nampak bahagia melihat kedatangan seniornya.

Echa baru saja mendaratkan dirinya di gedung kantor Great Tv pukul setengah tiga sore. Ia pun bergegas menyebarkan oleh-oleh yang kemarin telah ia beli khusus untuk teman-teman kantornya di lantai 5 gedung Landscape.

"Ngantorlah Ra, kan gue udah bilang bakal ngantor tapi siangan banget. Kenapa Ra, seneng banget lo ngeliat gue" imbuh Echa sembari membagikan makanan oleh-olehnya di meja bundar tengah, tempat dimana biasanya berbagai makanan milik bersama diletakkan.

"Dih Gr banget mba Echa, aku kan cuma seneng ngeliat oleh-olehnya" timpal Lyra dengan cekikikan usil dan menghasilkan delikan tajam dari Echa.

"Duileh serem amat neng tatapannye, tenang ada kok yang seneng banget liat lo ngantor" sahut Kanaya menimpali keusilan Lyra.

"Zraa Ezraaaa, sinii. Neng geulisnya udah dateng nih dari cumedang, ihiw"

"Kitiw"

"Piwitt"

"Cuwitt"

"Cucah cuiitt"

"Ciutt"

Beberapa teman kantor Echa lainnya pun berdatangan dan bersahutan meledek dirinya. Mereka segera menghampiri meja bundar itu untuk meraih berbagai makanan khas Sumedang sekaligus meledek dan menjahili Echa kembali.

Sementara itu, Ezra yang menjadi sasaran ledekan mereka pun tetap tak bergeming di mejanya, sepertinya ia sedang sibuk bicara melalui telepon.

"Asik ada makanan gratiiss! Woy Zra Ada Echa nih, lo kemaren nyariin kan sampe kelojotan gitu keilangan, kangen banget lho dia Cha" seru Deryan yang baru saja meraup beberapa makanan sekaligus

"Heh jangan diabisin kalee nanti yayangnya Echa ga kebagian, parah lo! Eh tapi kalo buat yayang mah udah dipisahin pasti ya Cha?" Ujar Ernest yang langsung berlarian mengejar makanan gratis

"Spesial lah pasti buat yayang Ezra mah" timpal Andani

"Eh gue ambil tiga ya Cha, gue kan sohib lo banget, temen satu batch lo pula boleh lah yaaa ngambil banyak" tambahnya lagi

"Terserahhh gue pusing" jawab Echa acuh meninggalkan keramaian nan usil para teman-temannya.

Mereka sepertinya tidak menyadari suasana hati Echa yang sedang kacau. Peristiwa tadi pagi sepertinya masih saja terus berputar dalam kepalanya. Peristiwa yang sangat membuat moodnya naik turun dan memaksa dirinya untuk kembali mempelajari dan mendalami ilmu ikhlas.

Flashback

"Sori Cha, tadi telepon dari temen gue. Eh? Cha? dimana?" Sepeninggal Diza saat menerima panggilan teleponnya, Echa memilih beranjak menuju kamar.

Ia lelah.. merasa sangat lelah pada bagian fisik, otak, juga hati tentunya. Sepertinya memejamkan mata adalah pilihan terbaik untuknya saat ini.

"Cha.." Suara yang berhasil menggetarkan jantung Echa kini telah menemukannya tengah terpejam namun tentu saja otak serta seluruh fungsi saraf lainnya masih sadar dan mampu menanggapi reaksi.

"Perempuan.. Ga baik tidur dengan masih make baju lengkap abis bepergian gini, kotor Cha. Ganti baju dulu ya, lo cape banget keliatannya" ucap Diza sembari mengusap kepala serta lengan Echa bermaksud untuk membangunkannya. Sepertinya Diza tidak tega untuk membangunkan Echa, namun ia terpaksa harus melakukannya demi kebaikan Echa juga supaya sahabatnya ini dapat tidur lebih nyenyak.

"Cha.. Gue ambilin baju gantinya ya"

Echa semakin tidak dapat menahan debarannya yang kini berdetak tidak karuan. Bagaimana tidak, ketika pertama tadi Diza mengucap satu kata 'Cha..' begitu saja ia sudah lemah terbuai dengan bisikan suara yang terdengar sangat manis nan maskulin, lalu kini ia harus mendengar Diza bicara panjang lebar dengan kalimat yang penuh perhatian terhadap dirinya.

The Art of FriendshipWhere stories live. Discover now