Part 7

246 16 5
                                    

(7)

"Halo?" Terdengar suara kendaraan berlalu lalang melalui saluran telepon di seberang sana.

"Cha? Kok lo tadi gak nungguin gue? Gak sopan banget main ke rumah orang malah gak nemuin yang punya rumahnya" Diza yang memang sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat terdengar kesal dan menggerutu melalui ponselnya.

"Apaan sih? Itu bukan rumah lo, tapi rumah Om Reza dan Tante Widya! Nelpon cuma untuk ngomelin dan ngajarin sopan santun ke gue?? Gak salah tuh"

Echa yang sedang berpikir keras mengenai program barunya di kantor mendadak semakin stress mendapatkan telepon dari seorang lelaki yang sempat membuat mood-nya berantakan tadi pagi saat sarapan bersama keluarga Herdinand Permana.

"Gue salah apa lagi sih Cha? Kan gue cuma nanya, kenapa lo enggak nungguin gue tadi di rumah. Waktu gue bangun tidur terus keluar kamar mama bilang lo semalem nginep dan barusan aja berangkat?"

"Gak tau deh Za, gue lagi banyak pikiran" sambung Echa sembari berjalan menuju ruang meeting.

"Elo marah lagi sama gue? Iya maaf deh, tentang sopan santun tadi kan gue becanda Cha. Forgiveme?"

"Ya ya, i'm forgiving you. Gue mau meeting dulu, bye"

Klik.

Sesampainya ia di ruang meeting untuk program baru mengenai dunia kedokteran, ia langsung mematikan sambungan teleponnya dengan Diza.

"Ada yang ngambek nih kayaknya ditinggal lama ke Makassar?" Ujar Babeh yang ternyata sedari tadi memperhatikan gerak gerik karyawan wanita favoritnya ini.

"Wedeeehh udah resmi nih Cha sama Ezra? Kok gue sebagai tetangga sebelah meja enggak lo infoin sih? Parah lo Bro!" Deryan menyahut girang dari balik punggung Babeh.

"Sejak kapan gue jadi Bro?! Elo tuh yang parah! Siapa yang resmi?? Ngaco! Lagian babeh nih gosip aja deh. Tadi bukan Ezra kok"

"Sudah, kalian ini berantem terus. Lama-lama-" Sengaja Babeh menggantungkan kalimatnya, ia paling gemar mengajak becanda anak buah yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri.

"Iyuhh, babeh gimana sih tadi kan kita lagi ledekin dia sama Ezra kok malah jadi saya yang kena? Ogah banget!" ujar Deryan

"Yakss eeww!" timpal Echa dengan wajah jijiknya.

"Eh bentar, kok lo disini Der?? Ngapain lo? Kan lo bukan tim program ini" Echa mengernyitkan dahinya bingung.

"Deryan disini karena permintaan saya" jawab Babeh penuh wibawa namun tetap membumi.

"Kok bisa?? Ngapain sih beh? Kan saya masih sanggup ngerjain program ini, tanpa dia juga bisa lah" sahut Echa dengan penuh emosi.

"Echa, kamu ini lho wanita tapi Yassalaaamm gak ada lembut-lembutnya! Deryan sengaja saya tarik ke program ini untuk bantu kamu, karena Mas Andra mu ini akan konsentrasi full di program kelas dunia"

"Sorry ya Chayang. Bye Asprod cantik ku" ujar Mas Andra yang nampak sudah tertular sifat jahilnya Deryan

"Ih Mas Andra ketularan Derik nih!" Sahut Echa bergidik ngeri melihat tingkah Produsernya

"Eh, program dunia?? Emang ada ya, program apa Beh?" Echa semakin bingung mendengar pernyataan Babeh.

"Yah elah Chaaa, lo jangan mentang-mentang gak punya pacar terus lo gak gaul dong" sahut Deryan kembali dengan celotehan usilnya.

"Hussh! Kamu Der berisik deh, anak perempuan tuh jangan diganggu tapi dirayu" imbuh Babeh yang juga tak kalah usilnya.

"Jadi gini Cha, Mas Andra ini akan fokus di program fashion dunia, permintaan langsung dari ibu negara. Yaaa secara Mas Andra sudah sangat handal ya dengan dunia fashion dan kecantikan, hati-hati lho Ndra nanti calon istri lu kalah cantik ama elu, hihihii"

The Art of Friendshipजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें