Part 9

201 14 0
                                    

Haiii! Enjoy this orange chapter yess ;)

Ini gambar ruang meeting yang bernama 'Color Bar' 

(Bagi kalian mungkin yang belum pernah mendengar istilah color bar, itu adalah istilah  palang warna-warni  seperti pelangi yang sering digunakan dalam dunia broadcast untuk mengecek sistem video apakah sudah dikalibrasi dengan benar, kalo  sudah benar biasanya memiliki  warna yang tingkat kecerahan, ketebalan dan saturasi warnanya cukup). Yaaaah begitulah kurang lebih penjelasannya, pokoknya mah yang kalo kalian sering liat di tv itu yang warna-warni garis verikal 

Nah berhubung ruang meetingnya colorful maka saya berikan nama ruangannya pun yang berhubungan dengan warna namun tetap ada unsur broadcastnya sedikit. 

Happy reading!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Part 9

Ruang meeting 'Color Bar' lantai 5 Gedung Landscape sudah dipenuhi oleh tim produksi untuk meeting Program Good Doctor ketika Babeh baru saja memasuki ruangan tersebut.

"Selamat siang semuanya, maaf saya telat--" Babeh menggantung kalimatnya dan melihat pada jam arloji tangannya untuk memastikan berapa menit ia sudah terlambat.

"Lima menit? Mohon maaf ya"

"Tidak apa-apa Pak, saya yang terlalu cepat juga"

Kemudian pandangan Babeh beralih pada orang tersebut yang nampak asing dibanding lainnya yang berada di ruangan itu. Langsung saja ia menebak.

"Dokter Dhony?"

"Yes" Diza menanggapi panggilan tersebut dengan wajah yang tetap tidak menampakan keramahan atau bahkan sedikit senyum pun.

"Kenalkan saya Barata Bernard or you can call me Babeh, no more 'Pak' " Babeh menyalami Diza yang nampak tidak tenang di kursinya dan beberapa kali mengecek ponsel, seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu, atau seseorang? Entahlah.

"Dhony" Diza menyambut uluran salam tangan Babeh. Kemudian sesekali melihat ke arah ponselnya.

Seperti menyadari kegusaran yang dirasakan Diza, Babeh yang memiliki sifat kebapakan pun menyapanya dan memastikan bahwa ia dalam kondisi baik-baik saja.

"Ada masalah dok? Anda terlihat sangat cemas?"

Diza yang sedang menunduk memperhatikan ponselnya pun terkejut dengan pertanyaan Babeh.

"Ah? Tidak pak, umm-- maksud saya Babeh. Saya hanya khawatir ada panggilan mendadak dari Rs" Diza berkilah.

"Oh? Kalau memang sedang ada hal urgent di Rs, kita reschedule saja pertemuan hari ini, bagaimana?"

"Ah tidak, tentu saja tidak perlu Beh. Saya hanya menunggu kabar hasil pemeriksaan beberapa pasien saja, masih dapat saya handle by phone"

"Begitu? Baiklah dokter, semoga yang di rumah sakit semua baik-baik saja ya Dok? Sehingga kita dapat melaksanakan pertemuan ini dengan tenang dan lancar. Baiklah mari kita buka meeting ini dengan doa. Eh, Sebentar-"

The Art of FriendshipWhere stories live. Discover now